Pasukan Afghanistan berhasil mengusir Taliban dari kota Ghazni. Kehidupan mulai menggeliat pasca pertempuran. Namun, Taliban terus mengganggu di berbagai tempat dengan sasaran pasukan keamanan pemerintah.
KABUL, RABU -- Pasukan Afghanistan akhirnya bisa mengusir milisi Taliban keluar dari kota Ghazni. Pertempuran tampak sudah berhenti, tetapi warga masih was-was terhadap kemungkinan meletusnya kembali pertempuran.
Suasana Ghazni pada hari Rabu (15/8/2018) terlihat mulai menggeliat. Para pemilk toko membersihkan debu dan membenahi toko mereka yang setengah terbakar. Ini hari pertama warga mulai keluar rumah sejak pasukan Taliban pada Kamis pekan lalu menyerang kota berpenduduk 270.000 jiwa tersebut.
Pasukan keamanan melakukan patroli di pusat kota dan tidak tampak ada militan Taliban. Namun, suasana masih jauh dari normal. ”Kota terasa bau darah,” kata seorang pemilik toko.
Tentara Afghanistan yang dibantu pesawat udara Amerika sebelumnya berjuang keras untuk menekan pemberontak yang menyerang Ghazni, yang terletak sekitar 120 kilometer dari ibu kota Kabul. Pemerintah menyatakan, Ghazni tetap berada di tangan mereka dan kota sudah bersih dari militan.
”Militer Afghanistan menjamin warga Ghazni bahwa musuh tidak lagi akan mempunyai peluang untuk mengganggu kehidupan normal warga,” demikian pernyataan dari kementerian pertahanan, Rabu. Disebutkan pula, bahwa ada puluhan pemberontak yang kehilangan nyawa oleh serangan udara dan operasi darat.
Serangan lain
Namun, serangan Taliban tampaknya belum akan berhenti. Di tempat lain, di Afghanistan utara, Taliban kembali melakukan serangan. Sebanyak 30 tentara dan polisi tewas dalam serangan di dua tempat yang berdekatan tersebut.
Ketua Dewan Provinsi Baghlan Mohammad Safdar Mohseni, Rabu, mengatakan, pemberontak membakar tempat pemeriksaan pada Selasa malam. Mengenai jumlah korban, sumber pejabat lain bahkan mengatakan bukan 30 orang, tetapi 44 orang, terdiri 35 prajurit dan sembilan polisi.
Anggota parlemen dari wilayah tersebut mengkorfirmasi penyerangan itu. Menurut Dilawar Aymaq, Taliban menargetkan sebuah tempat pemeriksaan militer dan satu tempat lainnya yang dijaga polisi lokal.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengklaim bertanggung jawab atas serangan terbaru di Baghlan. Zabihullah dan pemerintah tidak mengungkap jumlah korban.
Dalam beberapa tahun terakhir, Taliban berhasil merebut sejumlah distrik dan melakukan serangan-serangan terutama kepada pasukan keamanan. Penyerangan di Ghazni dipandang sebagai unjuk kekuatan di tengah kemungkinan pembicaraan damai dengan Amerika Serikat.
Penyerangan di Ghazni dipandang sebagai unjuk kekuatan di tengah kemungkinan pembicaraan damai dengan Amerika Serikat.
Pasukan AS dan tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sejak Desember 2014 telah ditarik. Kendati demikian, AS mengirimkan para penasihat militer guna membantu Afghansitan dalam menghadapi Taliban.
Washington juga memberi dukungan perlengkapan bagi serangan udara. Meski dilakukan berbagai serangan, perang di Afghanistan yang sudah berlangsung 17 tahun tampaknya belum dapat segera diakhiri.
Penderitaan ekstrem
Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengingatkan adanya ”penderitaan kemanusiaan yang ekstrem” dalam pertempuran di Ghazni. ”Laporan mengindikasikan, jumlah korban di Ghazni sangat besar,” kata perwakilan khusus PBB Tamamichi Yamamoto, Rabu. Dia meperkirakan ada 110-150 warga sipil menjadi korban dalam pertempuran lima hari.
Rumah sakit kewalahan menerima pasien yang bercampur antara pasukan pemerintah, pemberontak Taliban, dan warga sipil. Menurut Yamamoto, penduduk menghadapi situasi berat karena tidak ada listrik dan air. Mereka juga mengalami kekurangan pangan.
Rumah sakit kewalahan menerima pasien yang bercampur antara pasukan pemerintah, pemberontak Taliban, dan warga sipil.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) telah mengirim bantuan air serta pembangkit tenaga listrik.
Sumber Taliban yang tak bersedia disebut namanya mengatakan, mereka menarik pasukan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.