MEKKAH, KOMPAS — Fasilitas untuk kegiatan puncak haji atau wukuf di Arafah beserta ritual mabit di Muzdalifah dan lontar jumrah di Mina, Arab Saudi, secara umum sudah siap.
Semua tenda yang dilengkapi penyejuk udara, sarana katering, dan kamar kecil sudah siap. Demikian pula klinik untuk penanganan darurat bagi jemaah yang memerlukan pertolongan.
”Sudah siap hampir seratus persen. Kini kami tinggal fokus pada bagaimana mengelola pergerakan 204.000 anggota jemaah haji reguler dari ke Mekkah kawasan Arafah, Muzdalifah, dan Mina demi kesempurnaan ibadah haji mereka,” ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Arab Saudi, Kamis (16/8/2018).
Menteri Agama menyempatkan diri mengunjungi langsung segala fasilitas di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Masa wukuf dalam bahasa teknis disebut fase Armina, singkatan dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Terletak sekitar 10 kilometer sebelah timur kota Mekkah, kawasan Armina akan menjadi pusat aktivitas jemaah haji selama lima hari, 20-24 Agustus.
Jemaah dijadwalkan bergerak tanggal 19 Agustus dari Mekkah menuju Arafah untuk wukuf (berdiam dan berdoa). Kemudian mabit (bermalam) di Muzdalifah hingga lontar jumrah di Mina.
Terbagi 70 maktab
Kunjungan diawali pada peninjauan tenda-tenda di Arafah yang tersebar pada 70 maktab (unit pengelola fasilitas dari pihak Arab Saudi). Setiap maktab terdiri atas 20-30 tenda yang tersebar berjejer pada enam lorong. Setiap tenda mampu menampung rata-rata 150 orang anggota jemaah.
Di Arafah, Menag menjumpai pekerja lapangan sedang menuntaskan pemasangan karpet yang beralaskan papan tripleks. Pemasangan instalasi listrik juga tengah berlangsung. Menag sempat menjajal langsung keran air tempat bersuci (wudhu) serta mengecek kondisi toilet, baik yang permanen maupun yang portabel.
”Tinggal tahap finishing. Tolong dua hari ke depan sudah tuntas, ya,” pesan Menag kepada koordinator pekerja lapangan, Nurkholis.
Ruang dapur untuk pemenuhan kebutuhan makan-minum jemaah juga dipantau. Tentang jenis dan menu makanan yang akan dimasak dan disajikan kepada jemaah, Menag mendapatkan penjelasan dari Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Sri Ilham Lubis.
Ketersediaan sarana dan prasarana tersebut diharapkan membuat jemaah berkonsentrasi penuh menjalani wukuf dalam suasana nyaman. Apalagi, di sekitar tenda, pepohonan mulai tumbuh merimbun. Pepohonan tersebut dinamai Pohon Soekarno.
”Alhamdulillah, pohon-pohon ini cukup membuat suasana sejuk. Tahun lalu belum serimbun ini,” kata Menag.
Kunjungan dilanjutkan ke tempat mabit di Muzdalifah dan Mina, berjarak 4-5 km dari Arafah. Kondisi di kedua tempat tersebut tak jauh berbeda dengan Arafah.
Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji Kemenag Nizar Ali menyatakan, kesiapan fasilitas Armina tidak lepas dari sinergi dengan Pemerintah Arab Saudi untuk menyediakan infrastruktur perhajian yang layak. Misalnya, konstruksi tenda dari besi baja dan bahan tenda plastik tahan api. ”Kami tinggal menambah begitu ada peluang, termasuk toilet portabel dan semacamnya,” kata Nizar didampingi Kepala Kantor Daerah Kerja Mekkah Endang Jumali.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Infromasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi mengapresiasi kesigapan Kementerian Agama dan mitra kerjanya di Arab Saudi dalam upaya meningkatkan mutu penyelenggaraan ibadah haji. Ungkapan senada dikemukakan Deputi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Agus Sartono.