SEOUL, RABU -- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menegaskan, pertemuannya dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada September mendatang akan menjadi momentum untuk mendeklarasikan secara formal bahwa Perang Korea (1950-1953) berakhir. Pertemuan itu juga akan menjadi "langkah tegas" penuntasan upaya denuklirisasi.
Moon yang memberikan pidato dalam peringatan 73 tahun berakhirnya penjajahan Jepang dan Perang Dunia II, Rabu (15/8/2018), menyebutkan bahwa pertemuan yang akan berlangsung di Pyongyang itu juga akan membicarakan proyek ekonomi bersama dua Korea. Namun, kerja sama itu baru akan dilakukan jika Korut telah menuntaskan langkah denuklirisasi di kawasan.
Moon juga menyinggung tentang proyek pariwisata bersama di Resor Gunung Berlian, memulai kembali pemberdayaan bersama area industri di Kaesong, dan melanjutkan proyek jalur kereta api antar-Korea serta pembangunan sumber daya alam Korut.
"Diplomasi perdamaian" dua Korea sudah berlangsung sejak Februari 2018 pasca Olimpiade Musim Dingin, yang berlanjut dengan pertemuan Moon-Kim di bulan April dan Kim-Donald Trump di Singapura bulan Juni. Namun, perkembangan yang sangat cepat itu seperti "berhenti" pasca pertemuan dengan Trump.
Washington menginginkan Korut segera menghancurkan persenjataan nuklirnya sebelum AS mencabut sanksi ekonomi bagi Korut. Sementara Pyongyang meminta agar Washington melakukan upaya yang lebih keras dalam membangun rasa saling percaya sebelum denuklirisasi berlangsung.
Pyongyang menuduh Washington telah menekan negara-negara lain untuk meningkatkan sanksi bagi Korut dan mencoba menghalangi delegasi tingkat tinggi untuk tidak hadir dalam pertemuan pada September mendatang.
Undangan Putin
Dibandingkan dengan AS, diplomasi Korut dengan China dan Rusia berjalan lebih mulus. Presiden Rusia Vladimir Putin kemarin menyatakan bahwa dirinya "siap bertemu Kim sesegera mungkin".
"Saya tegaskan kembali bahwa saya siap bertemu Anda secepatnya untuk mendiskusikan sejumlah isu penting terkait hubungan bilateral dan isu-isu penting di kawasan," kata Putin seperti dikutip kantor berita Korut, KCNA. Namun tidak disebutkan kapan pertemuan dijadwalkan.
Putin juga menyampaikan harapannya tentang kerja sama timbal balik antara Rusia-Korut, termasuk realisasi "proyek tripartit" yang juga akan melibatkan Korea Selatan.
Bulan lalu, Putin mengundang Moon dan Kim untuk menghadiri forum ekonomi di Vladivostok, Rusia. Terkait hal itu juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengonfirmasi bahwa Putin telah mengirimkan telegram yang menunjukkan kesiapan presiden Rusia itu untuk membangun dialog.
Mengenai apakah kedua pemimpin akan bertemu di Vladivostok, Peskov menjawab bahwa Vladivostok terbuka untuk semua pemimpin di kawasan. Ia juga menambahkan bahwa sejauh ini Moskwa belum menerima konfirmasi dari Pyongyang mengenai kehadiran Kim Jong Un. (AP/AFP)