JAKARTA, KOMPAS — Kirab obor Asian Games 2018 hari Kamis (16/8/2018) dimulai di depan Masjid Agung Kemayoran, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Direktur Utama Persija Jakarta I Gede Widiade menjadi pelari pertama pembawa obor Asian Games 2018 di Jakarta Pusat.
Gede berlari sekitar pukul 09.30 diiringi lagu-lagu nasional oleh pelajar di Kemayoran. Mereka berdiri di dua sisi jalan di depan Masjid Agung Kemayoran. Setiap anak membawa bendera Merah Putih dan bendera negara peserta Asian Games 2018. Para pelajar itu mengikuti Gede hingga berbelok ke Jalan Benyamin Sueb.
Gede mengatakan, momen Asian Games 2018 bisa dijadikan sebagai pemersatu masyarakat. Ia berharap, penggemar sepak bola di Indonesia yang semula memiliki tim kesayangan masing-masing saat ini bisa bersatu mendukung Indonesia di Asian Games 2018. ”Bersatu demi kelancaran Asian Games 2018 dan demi kemenangan Indonesia,” katanya.
Bersatu demi kelancaran Asian Games 2018 dan demi kemenangan Indonesia.
Gede mengatakan, perhelatan Asian Games di Indonesia merupakan sebuah kehormatan. Ia berharap pelaksanaan Asian Games 2018 berjalan tanpa kendala sehingga atlet dan ofisial bisa fokus di cabang olahraga masing-masing. Ia yakin Asian Games 2018 dapat berjalan dengan baik karena sudah dipersiapkan matang.
”Volunteer yang sudah bergabung untuk membantu perhelatan Asian Games 2018 semoga sehat sampai akhir kegiatan sehingga bisa bekerja maksimal,” kata Gede.
Setelah obor dibawa meninggalkan Kecamatan Kemayoran, masyarakat menikmati hiburan musik di panggung utama yang terletak di seberang jalan Masjid Agung Kemayoran. Sekitar 100 meter dari panggung, berjajar stan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kecamatan Kemayoran. Sebagian warga terlihat membeli makanan dan minuman di sana.
Sementara warga menikmati makanan dan hiburan, pasukan oranye bergerak membersihkan sampah yang berceceran. Mereka bergerak cepat. Jalan, trotoar, dan panggung utama tampak bersih dalam waktu kurang dari setengah jam.
[gallery ids="110106433,110106405,110106389"]
Dari Kemayoran, obor dibawa ke Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, melalui jalan yang sudah ditentukan Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc). Dari Masjid Agung Kemayoran, arak-arakan kemudian melalui Jalan Benyamin Sueb dan Jalan Utan Panjang Timur.
Setelah itu, obor dibawa lari ke arah Jalan Senen, Jalan Merdeka Timur, dan berakhir di panggung utama Monas, Jalan Merdeka Barat. Mantan Ketua Harian Inasgoc Rachmat Gobel menerima estafet dari Direktur Utama PGN Jobi Triananda di bawah jembatan penyeberangan orang di Jalan Merdeka Barat pukul 11.30.
Ia membawa obor itu ke panggung utama Monas. Ia melewati barisan pelajar dan pegiat pencak silat Betawi. Dari atas jembatan, para pegiat pencak silat melakukan gerakan serempak dan diakhiri dengan sikap kuda-kuda ketika Gobel melintas.
Dari Monas, obor dibawa ke titik nol Jakarta Barat, yakni di Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora. Arak-arakan di Jakarta Barat dimulai sekitar pukul 11.30. Berbagai komunitas ikut iring-iringan kirab obor di Jakarta Barat, antara lain sepeda motor Harley Davidson Club Indonesia Jakarta Barat, Komunitas Motor Trail Jakarta Barat, dan Komunitas Motor Vespa.
Salah satu hal menarik di Jakarta Barat, ada seorang pehobi sepeda ontel dengan kostum hitam khas Betawi dipadukan dengan topi demang yang ikut arak-arakan obor. Lelaki paruh baya itu bernama Rusli (59). Ia menuntun sepedanya dengan raut ceria. Sesekali ada warga yang mengajaknya berswafoto.
Rusli merasa bangga perhelatan Asian Games 2018 dilaksanakan di Indonesia. Untuk itu, ia rela ikut arak-arakan meski harus menempuh jarak yang cukup jauh. ”Asian Games 2018 Jakarta-Palembang sukses!” katanya sambil mengacungkan jari membentuk huruf J yang berarti Jakarta.
Di Jakarta Barat, obor Asian Games 2018 berakhir di Museum Fatahillah. Di sana, Komunitas Kostum Kota Tua ikut menyambut pembawa obor. Mereka mengenakan kostum berwarna-warni dengan desain yang beragam. Obor Asian Games kemudian dibawa menuju RPTRA Kalijodo, Jakarta Utara, untuk diarak keliling Jakarta Utara. (SUCIPTO)