Pindad Berhasil Uji Coba Tank Pertama Buatan Indonesia
Oleh
Iwan Santosa
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Menyambut hari ulang tahun kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia, PT Pindad berhasil menuntaskan uji mobilitas tank pertama buatan Indonesia. Tank medium ini berbobot 32 ton dan bersenjatakan meriam kaliber 105 milimeter.
Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose yang dihubungi di Bandung, mengatatakan, uji coba berlangsung sejak tanggal 7 – 16 Agustus 2018. “Sebelumnya tank ini sudah menjalani uji ketahanan atas ledakan ranjau dengan hasil memuaskan pada tanggal 12 – 14 Juli 2018. Dengan uji coba kali ini, Pindad sudah menyelesaikan proses pengembangan medium tank mulai desain hingga purwarupa dibangun di Indonesia oleh anak bangsa,”kata Mose.
Kehadiran produk medium tank ini membuktikan industri pertahanan dalam negeri bisa mengembangkan inovasi berteknologi tinggi dalam mendukung kemandirian alutsista guna menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Uji ledak dan uji operasional terakhir ini bertujuan mengetahui performa tank memenuhi syarat dan spesifikasi disain. Rangkaian ujian yang dilakukan merupakan bagian dari sertifikasi oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dislitbangad).
Pengujian yang dilakukan mencakup dimensi, perlengkapan, uji track band (roda rantai) yang meliputi lintas jalan miring 30 derajat, uji rintangan tegak lurus (vertical obstacle) setinggi 0,6 meter, uji rintangan balok sejajar, uji rintangan tanggul (ditch crossing), uji lintas tanjakan 45 persen (kemiringan sekitar 24,23 derajat) dan 60 persen (31 derajat), dan uji rem tangan di tanjakan 45 persen dan 60 persen.
Selain itu dilakukan uji gerak meliputi: uji odometer, uji kecepatan aman, uji kecepatan maksimum, uji tanjakan 60 persen dengan jarak lintasan 1,6 kilometer; dan uji tanjakan 30 – 45 persen dengan lintasan 4 kilometer di Sarangan, Jawa Timur; uji kecepatan rendah 5 kilometer per jam di lintasan 10 kilometer; uji lintasan bukit berpasir bersemak; dan uji lampu tempur di Ambal, Kebumen; serta uji ketahanan kendaraan 3 x 24 jam dan uji off road di Subang, Jawa Barat.
Memuaskan
Abraham Mose menjelaskan, hasil uji dinilai memuaskan dan memenuhi syarat yang ditetapkan TNI – AD. Selanjutnya akan dilakukan uji daya gempur (uji tembak) pada tanggal 27 – 30 Agustus 2018. Setelah semua pengujian dilakukan, diharapkan medium tank buatan Indonesia ini dapat segera mengisi kebutuhan alutsista modern bagi TNI.
Dalam catatan Kompas, saat ini terdapat ratusan unit panser Saladin, Saracen, dan Tank AMX 13 buatan tahun 1960-an yang masih digunakan TNI – AD. Pengadaan tank terbaru untuk TNI adalah tank berat alias tank tempur utama (main battle tank/MBT) Leopard 2A4 bekas Angkatan Darat Jerman (Bundes Wehr) tahun 1980-an yang sudah dimutakhirkan kemampuannya.
Abraham Mose melanjutkan pembuatan medium tank ini merupakan program panjang dalam membangun penguasaan teknologi menuju kemandirian pemenuhan alutsista dalam negeri. Diharapkan setelah lolos semua pengujian, tank baru ini dapat segera diproduksi.
Tank yang belum diberi nama resmi ini dilengkapi meriam 105 milimeter dengan sistem pengisian otomatis (autoloader) dan membawa 12 butir peluru di kubah dan 26 butir peluru di badan tank. Tank yang dikembangkan bersama perusahaan industri strategis FNSS asal Turki, ini, juga sudah dilengkapi sistem kewaspadaan pasif, laser warning system, sistem manajemen tempur, serta perlindungan level 5. Di Turki, proyek tank medium ini diberi nama Kaplan MT.
Tank buatan PT Pindad tersebut memiliki kecepatan maksimum 70 kilometer per jam dan dioperasikan tiga orang awak yakni komandan, pengemudi, dan juru senjata atau penembak serta memiliki kemampuan anti ranjau (mine blast).