”Solar Charging Station” Langkah Awal Hemat Energi
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengadaan 32 stasiun pengisi daya tenaga surya (solar charging station/SCR) di Monumen Nasional dan berbagai lokasi di DKI Jakarta dapat membantu penghematan biaya energi dengan menggunakan energi baru dan terbarukan atau EBT. Namun, penggunaan EBT di Indonesia masih berada di tingkat yang rendah.
Dengan kapasitas 200 watt peak, satu SCS dapat mengisi daya hingga 90 ponsel dalam sehari. Kepala Pemasaran PT SUN Melodie Lee mengatakan, energi listrik yang dapat dihemat dari ke-32 SCS mencapai 900 watt jam setiap hari atau senilai Rp 44.000.
”Jadi, 32 SCS dapat menghemat 328,5 kilowatt jam dalam setahun. Itu setara dengan Rp 16.060.000 untuk mengisi daya ponsel,” kata Melodie ketika dihubungi, Kamis (16/8/2018).
Menurut perhitungan PT SUN, penggunaan energi terbarukan di Jakarta cenderung rendah, kurang dari 5 persen. Hal senada dikatakan oleh peneliti ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro. Di skala nasional, penggunaan energi terbarukan juga masih bertengger di bawah level 7 persen.
”Masyarakat masih belum terbiasa dengan EBT. Saat ini, di Jakarta, EBT seperti tenaga surya telah digunakan, tetapi masih sangat terbatas. Misalnya untuk memanaskan air di perumahan dan perkantoran, serta sebagai sumber tenaga lampu rambu lalu lintas,” kata Komaidi.
Ia menambahkan, jalan Indonesia untuk menggunakan EBT masih sangat panjang. Sebab, EBT relatif lebih mahal daripada bahan bakar fosil.
”Di negara berkembang, EBT masih relatif asing. Sementara di negara maju, kebutuhan dasar masyarakat sudah terpenuhi sehingga mereka bisa memikirkan lingkungan. Harga EBT di Indonesia masih mahal karena permintaan di pasar masih rendah. Masyarakat masih memilih yang murah,” kata Komaidi.
Enam stasiun pengisi daya di Monas tersebar di lima titik, masing-masing satu buah di empat pintu masuk, sementara dua buah di sisi barat Monas. Bentuk SCS menyerupai meja bundar. Pada bagian atap terdapat dua panel surya yang tersambung dengan kabel listrik.
Kabel listrik tersebut menyambungkan panel surya dengan port USB (universal serial bus) yang menyalurkan daya listrik ke ponsel. Spesialis Pemasaran PT Surya Utama Nuansa (SUN), Tri Asti Ning Widi, menjelaskan, energi dari cahaya matahari dikonversi menjadi energi listrik arus searah (DC) yang disimpan dalam baterai. Baterai akan menyalurkan listrik ke ponsel yang tersambung ke port USB.
Terdapat masing-masing dua port USB pada empat sisi tiang yang menghubungkan meja dengan atap. Dua port tersebut memiliki besaran arus listrik yang berbeda, yakni 1 ampere dan 2,1 ampere.
Pengadaan 32 SCS senilai total Rp 2 miliar ini disepakati antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan PT Berau Coal dan PT Surya Utama Nuansa (SUN) pada Selasa (14/8/2018). SCS merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Berau Coal dan PT SUN. Semua unit SCS dihibahkan oleh dua perusahaan menjadi milik Pemprov DKI Jakarta.
Saat ini, belum semua SCS tersedia. Menurut rencana, SCS akan tersebar di beberapa lokasi lain di Jakarta, termasuk arena pertandingan Asian Games 2018 seperti Jakarta International Velodrome, Lapangan Baseball Rawamangun, dan Trek BMX Pulomas.
Diapresiasi
Masyarakat merasa terbantu oleh keberadaan SCS di Monas. Jefry Naldi, (20), yang bermigrasi dua pekan lalu dari Padang, Sumatera Barat, baru mengetahui keberadaan SCS dan langsung menggunakannya. Ia merasa SCS dapat memperlancar kegiatan wisata di Monas karena pengunjung cenderung mengambil banyak foto.
”Ini bagus dan sangat berguna, apalagi di tempat wisata seperti Monas. Kamera handphone menguras tenaga baterai. Kalau ada tempat nge-charge, enggak perlu khawatir handphone mati,” kata Jefry.
Hal senada dikatakan Estu (23), warga Ciracas, Jakarta Timur. Meski tidak mengisi daya baterai telepon selulernya sampai penuh, ia merasa sangat terbantu oleh keberadaan SCS. Sebab, ia dapat mencegah ponselnya mati di tengah percakapan telepon.
Komaidi juga mengapresiasi pengadaan SCS. Sebab, masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, masih belum familiar dengan EBT.
”SCS ini menjadi awalan yang bagus untuk mengenalkan EBT kepada generasi muda. Harapannya, saat mereka menjadi pengambil kebijakan, EBT bisa menjadi referensi,” kata Komaidi.
Sebagai tindak lanjut keberadaan SCS, PT SUN berencana memperluas cakupan kerja sama dengan Pemprov DKI. Melodie mengatakan, pihaknya tengah berdiskusi dengan Pemprov DKI mengenai panel surya di bubungan atap (rooftop) gedung serta di daerah persawahan. Selain itu, PT SUN berencana membuat SCS di luar Jakarta.
”Kami juga berdiskusi dengan sejumlah pemerintah kota lain untuk mengadakan SCS di sana,” kata Melodie. (KRISTIAN OKA PRASETYA)