PONTIANAK, KOMPAS — Kebakaran lahan di Kalimantan Barat semakin tak terkendali. Berdasarkan pantauan satelit, titik panas mencapai 1.061 titik pada Kamis (16/8/2018) pukul 07.00. Akibatnya, kabut asap tebal masih menyelimuti Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya.
”Dari 1.061 titik panas itu, 592 titik kategori sedang dan 469 titik kategori tinggi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengerahkan empat helikopter untuk mengendalikan kebakaran lahan. Tiga di antaranya jenis Bell untuk pemadaman dan satu heli jenis Bolco untuk pemadaman dan patroli,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (16/8/2018).
Mengingat kebakaran semakin tidak terkendali, BNPB berencana menambah dua helikopter lagi untuk wilayah Kalbar. Dengan penambahan helikopter itu, diharapkan pemadaman kebakaran lahan bisa lebih efektif.
Pantauan Kompas, Kamis pagi, kebakaran lahan itu masih menimbulkan kabut asap yang pekat di Pontianak dan Kubu Raya. Di daerah jalan trans-Kalimantan, Kubu Raya, kabut asap sangat pekat dan baunya menyengat.
Jarak pandang pada Kamis pagi bahkan hanya 500 meter. Pengendara selain menyalakan lampu utamanya, juga mengurangi kecepatan sebab sangat rawan kecelakaan dengan jarak pandang yang pendek.
Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Pontianak Sahat Irawan Manik mengatakan, lahan yang semua terbakar dan telah dipadamkan tim gabungan, apinya menyala kembali pada Kamis pagi. Misalnya di Jalan Parit Haji Husin 2 Pontianak.
”Lahan yang terbakar berkisar 1 hektar-2 hektar. Ada dugaan, lahan sengaja dibakar kembali oleh oknum. Selain itu, ada dugaan pula api di gambut dalam belum padam,” kata Sahat.
Tim Manggala Agni juga memadamkan api di Kubu Raya, tepatnya di Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya. Di daerah itu terdapat lahan terbakar sekitar 1 hektar. Tim terus berupaya memadamkan api.
Namun, ada pula wilayah di Kubu Raya yang tidak bisa dipadamkan melalui darat, misalnya di daerah Teluk Bakung. Di kawasan itu, di samping tidak ada sumber air, wilayahnya juga jauh dari jalan utama sehingga diperlukan pemadaman melalui udara.
Di wilayah itu tidak ada jalan menuju hutan. Tim pemadam darat tidak bisa memobilisasi alat pemadam melalui darat. Helikopter sangat diperlukan dalam kondisi seperti itu karena dengan helikopter akan bisa menjangkau sumber air yang jauh dan mampu masuk hingga ke dalam hutan yang terdapat titik api.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalbar TTA Nyarong mengatakan, pihaknya terus berupaya memadamkan api melalui udara ataupun darat dan meminta kepada instansi terkait, misalnya TNI, Polri, dan Manggala Agni, agar mengoptimalkan proses patroli dan pemadaman di lapangan.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.