Sebanyak 7 dari 23 perusahaan pemegang lisensi suvenir Asian Games 2018 adalah usaha kecil dan menengah. Para pelaku usaha berharap bisa mendongkrak penjualan.
JAKARTA, KOMPAS - Penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang menjadi peluang bagi pelaku usaha kecil menengah di Indonesia untuk mempromosikan dan memasarkan produknya. Sebanyak 7 dari 23 perusahaan pemegang lisensi suvenir di ajang olahraga yang diikuti oleh kontingen dari 45 negara itu merupakan usaha kecil menengah.
Direktur Pengelola Merchandise Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc), Mochtar Sarman di Jakarta, Rabu (15/8/2018) menyebutkan, ada 23 perusahaan pemegang lisensi suvenir Asian Games 2018. Produknya bervariasi mulai dari pakaian, sepatu, suvenir, boneka, hingga makanan dan minuman. "Salah satu UKM (usaha kecil menengah) yang terpilih, yaitu DuAnyam, mengerjakan banyak suvenir," ujarnya.
Mochtar menyampaikan hal itu pada pada diskusi kelompok terfokus yang mengusung tema "UKM Menangkap Peluang Asian Games 2018" yang digelar di Gedung Smesco Jakarta. Narasumber lain yang hadir pada diskusi itu adalah Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM Emilia Suhaimi serta perwakilan dari UKM DuAnyam Juan Firmansyah.
Menurut Mochtar, Asian Games 2018 memberi kesempatan perusahaan lokal untuk memasarkan produk ke luar negeri. Sebab ada 45 negara yang berpartisipasi di ajang tersebut. Para pelaku UKM pun bisa belajar untuk mengikuti standar internasional.
"Di sistem lisensi banyak sekali peraturan berstandar internasional yang harus diikuti (peserta). Hal ini jadi kesempatan bagi pelaku UKM di dalam negeri untuk belajar dan naik kelas, dari biasanya bermain dan mengikuti standar lokal menjadi internasional," ujarnya.
Emilia menambahkan, Smesco Indonesia menjadi salah satu destinasi wisata belanja kontingen Asian Games 2018 di Jakarta. Destinasi wisata belanja lainnya adalah Grand Indonesia, Plasa Senayan, dan Senayan City.
"Di Smesco ini ada produk unggulan UKM dari 34 provinsi di Indonesia. Produk di sini berkualitas terbaik karena terkurasi," kata Emilia.
Kekhususan Smesco Indonesia adalah kelengkapan dan keterwakilan produk unggulan dari seluruh wilayah Indonesia. Pengunjung bisa menemukan aneka produk dari seluruh provinsi tanpa harus mengunjungi satu per satu provinsi.
Menurut Emilia, produk yang dipajang di Smesco pun langsung dari UKM perajin, tangan pertama. Smesco Indonesia membawa misi memberdayakan dan menyejahterakan perajin lokal.
Tantangan pasar
Dengan target pasar yang spesifik, produk-produk yang ditampilkan mesti memenuhi selera calon konsumen. Juan Firmansyah mengatakan, salah satu tantangan desain produk untuk Asian Games adalah produk harus menarik dan bisa diterima pasar. "Saat ini peminat dan distribusi produk kami sudah ada di beberapa mal dan toko di Jakarta dan Palembang," katanya.
Menurut Juan, partisipasi DuAnyam di Asian Games 2018 semakin menambah semangat para ibu perajin di daerah Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur untuk menganyam lontar. "Penyerapan anyaman dalam bentuk tikar yang dikirim dari Flores ke Jakarta mencapai 2.000 lembar hingga 3.000 lembar per bulan untuk menyiapkan suvenir tersebut," katanya.
Beragam produk anyaman atau dengan kombinasi anyaman disiapkan untuk menarik pembeli. Produk kerajinan itu antara lain topi, sekat pembatas buku, kipas, wadah buku agenda, dan lainnya.
"Pengerjaan merchandise ini menyemangati kami yang sebelumnya mungkin menganggap bahwa produk UKM tidak mungkin masuk ke ajang sekelas Asian Games," kata Juan.
Soal harga, Mochtar menambahkan, produk suvenir dijual bervariasi mulai sekitar Rp 15.000 per buah hingga Rp 5 juta per buah, tergantung jenis dan juga ukuran. "Harga merchandise ini dibuat terjangkau. Dibanding saat Asian Games di Korea Selatan atau negara lain, harga (di sini)lumayan terjangkau," ujarnya.