Dorong Wisata, Warga Desa Adiraja Cilacap Gelar Upacara di Atas Air
Oleh
Megandika Wicaksono
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Sekitar 300 warga Desa Adiraja, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, merayakan upacara bendera di atas perahu di Sungai Bengawan Adiraja, Jumat (17/8/2018). Upacara Hari Ulang Tahun Ke-73 Republik Indonesia yang dirayakan dengan bahasa panginyongan serta berpakaian adat itu dijadikan momentum untuk mendorong pariwisata.
”Upacara di atas air yang digelar pokdarwis ini bertujuan untuk menarik minat wisatawan dan menguri-uri atau melestarikan budaya,” kata Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Adiraja Giran Candra, Jumat.
Upacara digelar di sungai dengan lebar sekitar 200 meter dan kedalaman 2 meter. Ada 60 perahu yang dipakai 300 peserta upacara yang sebagian besar merupakan komunitas adat Bonokeling. Para ibu dan kaum perempuan mengenakan kebaya berwarna merah jambu dan kain jarik. Adapun para bapak dan kaum laki-laki mengenakan beskap berwarna hitam serta ikat kepala.
”Nantinya akan dibuat wisata air, kuliner, dan wisata budaya. Wisata air ada susur sungai. Arah ke utara ada Pulau Nipah dan kalau ke selatan ada Pantai Cemara Sewu dan Pantai Sodong,” kata Giran.
Kepala Desa Adiraja Suprihadi mengatakan, desa tersebut dihuni oleh sekitar 6.000 jiwa. Sebanyak 50 persen bekerja sebagai petani, 25 persen pedagang, 15 persen nelayan tangkap, dan 10 persen karyawan, pegawai, serta TNI/Polri. Menurut Suprihadi, Sungai Bengawan Adiraja telah mengalami sedimentasi lumpur dan perlu dinormalisasi. ”Dulu dalamnya sungai bisa sampai 6 meter dan sekarang hanya sekitar 2 meter,” kata Suprihadi.
Suprihadi juga menyampaikan, selain memiliki potensi wisata alam berupa alur sungai yang di sekitarnya terdapat tanaman nipah dan mangrove dengan hasil tangkapan berupa ikan belanak, kepiting, dan udang, desanya juga memiliki potensi kuliner, yaitu olahan singkong, seperti lanting, getuk, dan ciwel. ”Dalam sehari, bahan baku singkong yang diolah mencapai 5 ton,” katanya.
Upacara bendera berlangsung meriah dan khidmat sekitar 50 menit. Selain warga desa, para pelajar dari SD Kristen Adiraja juga dilibatkan dalam upacara. Mereka semua bersemangat mengikuti upacara dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, seperti ”Halo-halo Bandung”, ”Hari Merdeka”, dan ”Bagimu Negeri”. Saat menjelang Detik-detik Proklamasi, segala tabuhan, seperti kentongan dan alat masak, pun ditabuh dan pekik kemerdekaan dilantangkan. ”Senang bisa upacara di sungai. Ini pertama kali, biasanya upacara di lapangan sekolah,” ujar Drajat (12), siswa kelas VI SD Kristen Adiraja.