Heboh Pawai TK di Probolinggo, Properti Lama untuk Hemat Biaya
Oleh
Dahlia Irawati
·3 menit baca
PROBOLINGGO, KOMPAS — Pawai Merah Putih untuk memperingati HUT Ke-73 Kemerdekaan RI di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (18/8/2018), berujung heboh. Media sosial menyoroti penggunaan atribut pawai dari salah satu TK. Atribut itu dianggap tidak sesuai dengan tema acara. Namun, pihak sekolah mengaku atribut tersebut dipakai karena sudah ada di gudang sekolah sehingga akan menghemat biaya kegiatan.
Sabtu (18/8/2018) pukul 07.00-11.00, ratusan kontingen TK di Kota Probolinggo mengikuti pawai bertema budaya. TK Kartika V-69 saat itu menampilkan busana hitam-hitam dan bercadar serta membawa replika senjata laras panjang.
Penampilan tersebut sontak mengundang heboh di media sosial. Banyak kritik terkait penampilan tersebut yang dinilai tidak sesuai dengan tema acara. Apalagi, TK tersebut merupakan TK di bawah naungan Kodim 0820. Bahkan, lokasi TK berada di dalam kompleks Markas Kodim 0820.
Oleh karena kejadian itu, Kepala Kepolisian Resor Probolinggo Kota Ajun Komisaris Besar Alfian Nurizal meminta keterangan beberapa pihak terkait hal itu, seperti ketua panitia pawai Supaiani, Kepala TK Kartika V-69 Hartatik, Komandan Kodim 0820 Letkol Depri Rio Saransi, dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Probolinggo Maskur.
Kepala Kepolisian Resor Probolinggo Kota AKBP Alfian Nurizal mengatakan bahwa setelah diklarifikasi, diketahui bahwa kegiatan tersebut tidak mengantongi izin dari Polres Probolinggo Kota. ”Sudah diklarifikasi kepada pihak-pihak terkait dan memang tidak ada izin kegiatan tersebut. Dikatakan, kegiatan itu rutin untuk perayaan kemerdekaan. Menurut penjelasan para pihak, tidak ada maksud dan tujuan mengajarkan radikalisme,” katanya.
Tidak adanya maksud mengajarkan radikalisme atau kekerasan juga ditegaskan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Probolinggo Maskur. ”Sudah dilakukan rilis dengan berbagai pihak. Semua pihak menyampaikan permohonan maaf dan bahwa tampilan tersebut tidak ada faktor kesengajaan untuk mendidik anak berperilaku radikal. Hanya memanfaatkan properti yang ada di sekolah untuk hemat biaya. Demikian penjelasan Kepala Sekolah TK Kartika V-69,” kata Maskur.
Komandan Kodim 0820 Letkol Depri Rio Saransi mengatakan bahwa keikutsertaan TK Kartika V-69 dalam pawai tersebut merupakan hal rutin. Sebab, hal itu dilakukan setiap perayaan Kemerdekaan RI.
”Sekolah memilih tema perjuangan Rasulullah guna meningkatkan keimanan. Mereka menggunakan properti yang sudah ada di gudang sekolah, seperti senapan, kuda, unta, dan ka’bah. Sayangnya, pengambilan tema itu tidak disampaikan ke saya,” katanya.
Depri mengatakan bahwa properti tersebut selalu ada di gudang sekolah karena TK tersebut sering mengikuti kegiatan keagamaan. ”Adapun busana warna hitam dan cadar merupakan kesepakatan komite sekolah dan orangtua. Sayangnya, sekali lagi, tidak diberitahukan ke saya. Kami semua memohon maaf atas peristiwa ini,” katanya.
Oleh karena itu, Depri mengaku akan menjelaskan semua persoalan itu kepada pimpinan pusat. Yayasan, menurut dia, akan memberikan sanksi jika dibutuhkan.