JAKARTA, KOMPAS — Yohanes (14), atau yang lebih akrab disapa Joni ”Si Pemanjat Tiang”, hari ini akan menghadiri pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kesempatan itu diberikan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi kepada Joni sebagai apresiasi aksi heroik Joni memperbaiki tali bendera yang tersangkut di pucuk tiang setinggi 15 meter.
Keberanian siswa kelas VII SMPN Silawan memanjat tiang bendera saat upacara Hari Ulang Tahun Ke-73 Republik Indonesia di lapangan Pantai Motaain, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, itu langsung viral di media sosial. Karena aksi heroik itu, pengibaran bendera bisa berlanjut setelah sempat terhenti ketika tali pengikat lepas bersamaan dengan aba-aba ”Bendera Merah Putih siap” (Kompas, 18/8/2018).
”Saya lebih takut kalau bendera Merah Putih tidak jadi berkibar daripada harus panjat tiang (setinggi) 15 meter,” kata Joni saat ditanya wartawan dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Olahraga, Sabtu (18/8/2018). Sehari-hari, Joni sudah biasa memanjat pohon asem setinggi belasan meter untuk membantu ibunya mencari nafkah.
Orangtua Joni, Viktor Lino Fahik Marcal dan Lorensa Gama, merasa bangga atas aksi heroik anak mereka. Pada saat upacara itu Joni sebenarnya sedang berada di tenda medis karena sakit perut. Akan tetapi, ia langsung menawarkan diri ketika mendengar orang bertanya, ”Siapa bisa panjat tiang bendera?”
”Habis dengar itu, saya langsung buka sepatu (lalu) naik ke tiang bendera,” ucap Joni. Aksi heroik Joni yang jauh dari pamrih itu diapresiasi tinggi oleh pemerintah. Selain berkesempatan menonton pembukaan Asian Games 2018 dan keliling arena olahraga di Jakarta, Joni juga akan mendapatkan beasiswa hingga sarjana dari Perusahaan Listrik Negara.
”Senang sekali bisa naik pesawat ke Jakarta,” ujar Joni sambil tertawa malu. Momentum ini merupakan pengalaman pertama Joni, anak dari pelosok timur Indonesia, menaiki pesawat dan melihat gemerlap Jakarta. (PANDU WIYOGA)