Selamat Berpesta
Indonesia tidak hanya larut dalam sukacita merayakan HUT Kemerdekaan Ke-73 RI, tetapi sekaligus mengajak bangsa-bangsa di Asia berpesta dalam Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Sejarah baru terukir melalui pesta olahraga empat tahunan ini.
JAKARTA, KOMPAS Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-73 RI, Jumat (17/8/2018), terasa istimewa karena bertepatan dengan perhelatan Asian Games Jakarta-Palembang 2018, yang dibuka pada Sabtu (18/8) malam ini. Spirit dan sukacita kemerdekaan pun coba dihadirkan dalam pesta olahraga se-Asia itu. Indonesia tidak hanya ingin menunjukkan sebagai bangsa berprestasi, tetapi juga bangsa yang mampu menjadi tuan rumah yang baik dan menjunjung tinggi sportivitas.
Asian Games, yang akan berlangsung hingga 2 September, mempertandingkan 465 nomor dalam 40 cabang olahraga. Sejumlah 45 negara berpartisipasi, mengirimkan 11.326 atlet dan 5.500 ofisial.
Jumlah atlet itu menjadi yang terbesar dalam sejarah Asian Games, melampaui Asian Games Incheon 2014, yang diikuti 9.501 atlet, dan Asian Games Guangzhou 2010 dengan 9.704 atlet. Jumlah atlet pada Asian Games kali ini juga setara dengan Olimpiade Rio de Janeiro 2016, yang diikuti sekitar 11.000 atlet dari 206 negara.
Ajang empat tahunan ini juga menyedot perhatian media dari dalam dan luar negeri. Sekitar 10.000 jurnalis terdaftar sebagai pemegang akreditasi.
RI berusaha serius dalam ikhtiar menjadi tuan rumah Asian Games. Pada 2012, Vietnam terpilih menjadi tuan rumah Asian Games 2019, tetapi mundur dua tahun kemudian. Indonesia lalu terpilih sebagai tuan rumah untuk kali kedua setelah Asian Games 1962. Perhelatan dimajukan pada 2018 agar tak berbenturan dengan agenda politik nasional.
Dengan hanya empat tahun persiapan, kerja keras dilakukan. Biaya pembangunan konstruksi arena dan sarana pendukung di Jakarta dan Palembang menghabiskan sekitar Rp 34,3 triliun. Adapun operasional penyelenggaraan yang melibatkan sekitar 13.000 relawan menelan dana hingga Rp 7,2 triliun.
Pengamanan Asian Games menjadi salah satu fokus Pemerintah RI. Sekitar 60.000 polisi dan TNI dikerahkan untuk menjamin keamanan dan kelancaran ajang bersejarah ini. Sebanyak 10.000 personel di antaranya disiagakan di sekitar kompleks Gelora Bung Karno, Senayan.
Selain menjadi tuan rumah Asian Games, Indonesia juga menjadi tuan rumah Asian Para Games Ke-3, yang berlangsung 6-13 Oktober 2018. Sekitar 5.000 atlet Paralimpiade Asia akan bersaing di ajang ini.
”Setelah penantian 56 tahun, ini kedua kalinya Indonesia menjadi tuan rumah. Saya mengajak seluruh rakyat bekerja sama agar Indonesia sukses menjadi tuan rumah Asian Games dan Asian Para Games,” kata Presiden Joko Widodo pada pidato kenegaraan dalam rangka Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-73 RI, Kamis (16/8), dalam Sidang Bersama DPR dan DPD di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
”Sebagai bangsa yang besar, sebagai salah satu mutiara terindah di Asia dan dunia, Indonesia harus menggunakan Asian Games dan Asian Para Games untuk menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia tuan rumah yang baik, bangsa yang berprestasi, bangsa juara, dan menjunjung tinggi fair play. Kita tunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi yang terdepan dalam mengangkat posisi Asia di dunia,” tutur Presiden.
Sebanyak 938 atlet Indonesia akan berjuang mengharumkan nama bangsa lewat prestasi terbaik. Spirit kemerdekaan pun mewarnai perjuangan untuk meraih target 10 besar dengan minimal 16 medali emas Asian Games. Pada perhelatan sebelumnya di Incheon tahun 2014, ”Merah Putih” hanya meraih 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu.
”Motivasi utama saya, demi negara demi bangsa, akan melakukan usaha seperti para pejuang kita dahulu. Walaupun terbatas, mereka bisa mengusir penjajah. Sekarang, kami akan berupaya mengibarkan bendera Merah Putih di tiang tertinggi pada Asian Games ini,” kata atlet voli pantai, Gilang Ramadhan.
”Saya ingin mengharumkan nama Indonesia di kesempatan kali ini walaupun persaingannya berat,” kata atlet menembak nomor 10 meter air rifle, Muhammad Naufal Mahardika (17), yang kebetulan juga berulang tahun pada 17 Agustus.
Energi Asia
Asian Games kali ini mengusung slogan ”Energi Asia”. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, slogan ini tidak hanya menjadi penopang energi Asia di kancah dunia, tetapi juga memperkuat persatuan negara-negara Asia. Ia juga berharap ajang ini menyatukan dua Korea, yaitu Korea Selatan dan Korea Utara, dalam prestasi olahraganya.
”Harapannya seperti itu. Untuk itu, kita undang Korut dan Korsel dalam pembukaan Asian Games untuk menunjukkan persatuan bangsa-bangsa Asia, khususnya dua Korea. Upaya persatuan negara-negara Asia juga harus ditunjukkan dalam prestasi olahraga, selain kemajuan ekonomi, kesejahteraan, dan perdamaiannya,” ujar Kalla.
Untuk mewujudkan hal itu, Kalla menyatakan, atas perintah Presiden, pemerintah menunjuk Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, didampingi Wakil Kepala Polri (kini Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi), yang juga Ketua Kontingen Indonesia di Asian Games, Komisaris Jenderal Syafruddin untuk menyampaikan undangan langsung kepada Pemimpin Korut Kim Jong Un, akhir Juli. Undangan itu diterima Kim Jong-nam, Kepala Pemerintahan Korut, di Mansudae Assembly Hall, Pyongyang.
Kedua Korea akan diwakili Perdana Menteri Korsel Lee Nak-yeon dan Wakil PM Korut Ri Ryong Nam. Selain itu, Indonesia juga mengundang pemimpin China ke Jakarta, yang diwakili Wakil PM Sun Chunlan. ”Kita undang China karena empat tahun lagi mereka akan menjadi tuan rumah sehingga perlu kita undang,” kata Kalla.
Dalam defile negara peserta di upacara pembukaan, kontingen Korsel dan Korut juga akan membawa satu bendera. Hal ini disampaikan Duta Besar Korsel untuk Indonesia Kim Chang-beom saat bersilaturahim dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kamis lalu.
”Dalam pertemuan, Dubes Korsel membawa kabar gembira. Korea Utara dan Korea Selatan akan mengibarkan satu bendera di defile Asian Games 2018. Kami merasa ini isyarat baik bagi Korea yang damai dan bersatu,” ujar Ketua PBNU Robikin Emhas.
Indonesia, tambah Wapres, juga mengundang Pemimpin Arab Saudi Raja Salman yang akan diwakili pangeran senior Abdulaziz bin Turki al-Faisal bin Abdulaziz al-Saud.
Selain empat negara tersebut, negara Asia lainnya akan diwakili menteri luar negeri, seperti disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi. ”Antara lain dari Sri Lanka, Filipina, dan lain-lainnya,” ujar Retno.
(DNA/DRI/LSA/NTA/INA/HAR/SAN)