Siswa Desa Tertinggal di Sumba Timur Semangat Rayakan 17 Agustus
Oleh
Pingkan Elita Dundu
·4 menit baca
SUMBA, KOMPAS — Sebanyak 81 warga terdiri dari siswa, pengurus sekolah, dan beberapa warga merayakan Hari Ulang Tahun Ke-73 Republik Indonesia di Sekolah Dasar Negeri Rapamanu, Desa Mbatakapidu, Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Jumat (17/8/2018). Dalam keterbatasan sarana dan prasarana di desa terpencil, mereka memeriahkan Hari Kemerdekaan dengan tampil secara maksimal.
”Pada perayaan HUT Kemerdekaan RI tahun ini, pertama kali kami merayakan sendiri. Biasanya setiap tahunnya kami merayakan bersama gugus sekolah Waingapu dan berpindah-pindah tempat,” kata Kepala SDN Rapamanu Adriana Maraledu seusai memimpin upacara di SDN Rapamanu, Jumat (17/8/2018).
Adriana mengatakan, perayan HUT Kemerdekaan tahun ini dilakukan terpisah dari gugus sekolah yang ada karena kedatangan KFC Indonesia dan Komunitas 1.000 Guru, sebuah komunitas dari berbagai profesi yang mencintai pendidikan dan traveling.
Sekolah ini menjadi salah satu dari 35 sekolah yang masuk dalam smart center project dari KFC Indonesia dan Komunitas 1.000 Guru. Selain memberikan bantuan tas bagi murid sekolah itu, mereka juga menyumbangkan sepatu seragam kepada guru dan pegawai tata usaha.
Selain itu, mulai tahun ini, murid sekolah itu mendapat makanan bergizi dari KFC Indonesia dan Komunitas 1.000 Guru melalui program smart center project. Penyerahan bantuan dilakukan setelah upacara HUT RI yang dilakukan anak sekolah dan dihadiri 20 anggota Komunitas 1.000 Guru. Para anggota Komunitas 1.000 Guru ini mengajar anak-anak mulai dari kelas I hingga kelas VI.
”Kami bersyukur dan berterima kasih atas kedatangan KFC dan Komunitas 1.000 Guru ke sekolah kami ini untuk berbagi bersama anak-anak kami,” kata Adriana.
Kedatangan rombongan disambut meriah oleh siswa dan guru. Teriakan dari sejumlah ibu memecah kesunyian di atas bukit Rapa Manu, Desa Mbatakapidu, Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Jumat (17/8/2018). Lima rambu (anak perempuan) menggunakan pakaian adat Sumba Timur menari menyambut rombongan KFC Indonesia dan Komunitas 1000 Guru. Di seberang kanan, lima anak lelaki (umbu) bersarung kain tenun juga ikut menari sembari mengayunkan kayu tongkat pramuka.
Tak hanya itu, seusai upacara, para siswa memamerkan kebolehan menari.
”Persiapannya cuma seminggu. Tetapi, anak-anak didik di sekolah ini setiap hari Sabtu mengikuti ekskul menari, menyanyi, pramuka, dan lainnya. Jadi, mereka sudah terlatih menari,” kata Adriana.
Terpencil dan memprihatinkan
Adriana menjelaskan, sekolah yang dipimpinnya termasuk sekolah di desa terpencil. Sekolah yang berdiri sejak 2011 itu memiliki 70 siswa, 10 guru, dan 1 petugas tata usaha.
”Sudah ada dua kali lulusan dari sekolah ini,” kata Adriana.
SDN Rapamanu merupakan satu dari tiga sekolah terpencil di kota Mbatakapidu. Sekolah ini berada di Bukit Rapamanu. Sekolah dengan ketinggian sekitar 900 meter di atas permukaan laut itu sudah ada sejak 1 Juli 2011. Jaraknya berkisar 9 sampai 10 kilometer 30 menit dari kota Waingapu. SD ini termasuk paling dekat di antara dua SD lainya dengan jarak 9-10 km dari kota Waingapu.
Selain itu, SDN Masehi Mbatakapidu yang berjarak 15 km dari kota Waingapu dan SDN Laindatang yang berjarak 20 km dari kota Waingapu. Kondisi sekolah ini memprihatinkan. Meski bangunan sekolah sudah berdinding beton, di sekolah itu sangat terbatas ruangan kelas.
”Hanya ada empat ruangan kelas di sekolah ini. Siswa kelas II dan kelas IV belajar di satu ruangan. Ruang kelas II dan kelas IV dipisah dengan dinding bambu. Sementara kelas VI bersekolah di bangunan dapur. Bangunan itu sebagian besar menjadi ruang kelas. Sebagian kecil lagi tetap sebagai dapur. Ruang guru menggunakan ruangan perpustakaan.
Kompleks sekolah ini berdinding batako yang tidak diplester. Penerangan gelap tanpa ada listrik, air pun tak ada. Pihak sekolah harus membeli air Rp 100.000 untuk memenuhi kebutuhan mandi cuci kakus (MCK) di sekolah selama satu minggu.
General Manager Marketing KFC Indonesia Hendra Yuniarto mengatakan, pihak PT Fast Food Indonesia sudah berkomitmen untuk aktif dalam program smart center project.
”Sudah ada 35 sekolah yang dibantu melalui proyek ini dan tersebar di 13 provinsi di Indonesia. Proyek ini diberikan kepada sekolah yang berada di pedalaman dan terpencil dan dalam kondisi memprihatinkan,” katanya.
Jemi Ngadiono, pendiri Komunitas 1000 Guru, mengatakan, program makanan bergizi ini merupakan kerja sama pihaknya dengan KFC Indonesia. Untuk sekolah di Rapamanu, pemberian makanan bergizi akan diberikan dalam enam bulan ke depan.
”Makanan bergizi dibutuhkan anak didik atau anak sekolahan agar mereka bisa sehat saat belajar,” kata Jemi.