Salah satu isu keamanan Asian Games adalah demonstrasi besar-besaran pengemudi ojek daring Go-Jek dan Grab saat upacara pembukaan Asian Games pada 18 Agustus 2018. Rencana aksi turun ke jalan itu dibahas beberapa kali dalam rapat koordinasi pengamanan Asian Games.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Joni Supriyanto memerintahkan anak buah, khususnya dari unit intelijen, untuk mengantisipasi aksi itu sejak dini. Jika ribuan pengemudi ojek daring menggelar aksi saat Asian Games, tentu hal itu menjadi citra negatif bagi Indonesia.
Aparat gencar melobi para koordinator organisasi pengemudi ojek daring agar mengurungkan niat turun ke jalan saat pembukaan Asian Games.
”Saya ikut menelepon para koordinator aksi. Saya minta mereka menunda aksi setelah Asian Games. Ini demi bangsa dan negara,” kata seorang perwira Polri.
Pendekatan oleh aparat berhasil meluluhkan para pengemudi ojek daring. Mereka menggelar pernyataan sikap di sekretariat Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia yang mewadahi para pengemudi ojek daring di daerah Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018) sore.
Inti pernyataan sikap adalah membatalkan aksi demonstrasi 18 Agustus demi kepentingan yang lebih besar, yaitu nama baik bangsa. Keputusan membatalkan aksi hanya dua hari dari rencana semula. Surat pemberitahuan aksi sudah telanjur dilayangkan ke Polda Metro Jaya, tetapi panitia aksi akan mencabut surat pemberitahuan itu secepatnya.
”Memperhatikan dampak aksi dan sebagai wujud dukungan terhadap Asian Games, maka aksi 18 Agustus diundur. Kami tidak bertanggung jawab secara moril maupun materiil terhadap rekan-rekan yang tetap turun ke jalan,” kata penanggung jawab aksi Yohanes Ben.
Anggota Presidium Garda Indonesia, Igun Wicaksono, mengatakan hal senada. Aksi dibatalkan demi menjaga nama baik, citra, dan martabat bangsa dalam Asian Games.
Ben mengatakan, rencana aksi sudah disusun sejak 4 Mei 2018. Pengemudi ojek daring memilih tanggal 18 Agustus untuk turun ke jalan karena saat itulah momentum yang paling tepat. Tujuan aksi adalah meminta pemerintah menekan perusahaan aplikasi ojek daring agar menaikkan tarif. Apalagi salah satu perusahaan aplikasi ojek daring, yaitu Grab, menjadi sponsor Asian Games.
Kenaikan tarif
Pengemudi ojek daring menuntut tarif Rp 3.000 per kilometer. Tarif per kilometer sekarang Rp 1.200-Rp 1.600 per kilometer yang menurut pengemudi kurang layak.
Menurut Ben, sebagai ganti batalnya aksi turun ke jalan, pengemudi ojek daring akan melakukan aksi mogok se-Indonesia dengan mematikan aplikasi Grab dan Go-Jek di ponsel pada tanggal 18 Agustus. Aksi mematikan aplikasi ponsel ini bisa berlanjut sampai tanggal 19 dan 20 Agustus.
Aksi mematikan aplikasi atau mogok pernah dilakukan pengemudi ojek daring di Yogyakarta, Surabaya, Lampung, Medan, dan Bogor, tetapi perusahaan aplikasi bergeming. Tuntutan pengemudi di sejumlah daerah tidak dikabulkan, kecuali hanya memberikan janji.
”Tarif yang dipatok perusahaan aplikasi tidak manusiawi dan tidak memenuhi kebutuhan hidup layak. Kami sudah difasilitasi pemerintah untuk bertemu dengan perusahaan, tetapi perusahaan bersikukuh tidak mau menaikkan tarif,” ujar Ben.
Ben menambahkan, perusahaan aplikasi cerdik karena mereka menggelontorkan dana untuk menyelenggarakan acara menyambut hari kemerdekaan. Di banyak daerah digelar macam-macam acara agar pengemudi tidak datang ke Jakarta untuk bergabung dalam aksi.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi yang hadir di sekretariat Garda Indonesia mengatakan, posisi pemerintah adalah memfasilitasi pengemudi dan perusahaan aplikasi. Budi mengklaim dalam setiap pertemuan selalu ada kemajuan.
”Soal kenaikan tarif yang merasakan adalah pengemudi. Menurut Grab, mereka sudah menaikkan tarif, sedangkan Go-Jek membuat program ganti oli gratis selama Agustus. Kami terus mempertemukan pengemudi dan perusahaan untuk menemukan titik temu,” kata Budi.
Demi nama baik bangsa sebagai tuan rumah Asian Games, pengemudi ojek daring rela menunda aksi turun ke jalan. Asian Games ini memang membutuhkan pengorbanan banyak pihak.