NEW DELHI, SABTU - India mengerahkan ribuan tentara dan puluhan helikopter untuk menyelamatkan warganya yang dilanda banjir terburuk dalam seabad di Negara Bagian Kerala, wilayah selatan negeri itu. Ratusan orang tewas dan dikhawatirkan korban terus bertambah mengingat hingga Sabtu (18/8/2018) hujan deras terus mengguyur wilayah itu.
Kantor badan cuaca setempat memperingatkan adanya hujan berkategori ”merah” yang kian lebat. Puluhan ribu warga masih terperangkap di atap rumah masing-masing dan pusat-pusat komunitas. Para petugas penyelamat belum bisa menjangkau banyak wilayah yang terendam. Sebagian wilayah terlalu sempit untuk dilewati perahu sehingga menyulitkan evakuasi.
Warga terperangkap tanpa memiliki pangan, air bersih, dan listrik. Mereka khawatir akan terlewat dari bantuan setelah daya baterai telepon seluler mereka mulai habis. Seorang penasihat menteri besar negara bagian setempat memperkirakan, angka awal kerugian akibat banjir ini mencapai 4 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 58,4 triliun.
Hingga Sabtu, mengutip keterangan Menteri Besar Negara Bagian Kerala Pinarayi Vijayan, melalui Twitter, kantor berita AFP melaporkan, korban tewas mencapai sedikitnya 324 orang. Kantor berita Reuters mencatat, 186 orang tewas. Sementara Associated Press menulis sedikitnya 190 orang tewas.
Perdana Menteri India Narendra Modi, yang mengunjungi lokasi banjir dengan helikopter, menjanjikan pengerahan lebih banyak helikopter, perahu, dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk memperluas operasi penyelamatan para korban.
Modi mengatakan, pasukan Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan pasukan penjaga pantai memandu badan-badan penyelamatan bencana dalam evakuasi. Sebanyak 38 helikopter, sejumlah pesawat, dan kapal dikerahkan untuk mengevakuasi warga dan mengangkut bantuan.
Lebih dari 300.000 warga mengungsi ke sedikitnya 1.500 kamp penampungan yang disiapkan pemerintah setempat. ”Kami berulang kali menerima permintaan upaya penyelamatan,” kata Vijayan melalui akun Twitter, Jumat.
Kerala, wilayah yang populer bagi wisatawan internasional berkat pegunungan tropis dan keindahan pantainya, diguyur hujan deras sejak 8 Agustus. Selain mengakibatkan banjir, hujan juga menyebabkan tanah longsor serta banyak rumah dan jembatan hancur.
Pejabat setempat memperkirakan lebih dari 10.000 kilometer jalan di Kerala rusak. Salah satu bandara utama di negara bagian itu, yang berlokasi di kota Kochi, ditutup.
Dalam pertemuan dengan pejabat Kerala, Modi menyatakan akan mengucurkan dana bantuan lebih dari 70 juta dollar AS. Bantuan juga datang dari Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, PM Uni Emirat Arab, negara yang menjadi tempat bekerja banyak warga Kerala.