MANCHESTER, SABTU - Capaian fenomenal Manchester City pada musim lalu menginspirasi lahirnya film dokumenter buatan Amazon Prime yang diluncurkan, Jumat (17/8/2018). Film global berjudul All or Nothing itu, terasa bak pisau bermata dua bagi ”The Citizens”.
Di satu sisi, film dokumenter yang terdiri dari delapan episode itu, kian meroketkan popularitas City di dunia. Film dokumenter berisikan hal-hal di belakang layar City itu bisa diunduh di lebih dari 200 negara di dunia melalui Amazon Prime. Namun, pada saat sama, film itu juga berpotensi mengekspos berbagai rahasia City, baik itu taktik maupun resep sukses mereka di musim lalu. City menjuarai Liga Inggris musim lalu dengan sederetan rekor, salah satunya poin tertinggi, yaitu 100 angka.
All or Nothing membeberkan aktivitas sehari-hari tim City, yaitu mulai dari latihan, merancang skema taktik, diskusi di ruang ganti, hingga pergulatan batin pemainnya, seperti David Silva yang diberkahi anak yang lahir prematur. Itu semua dimungkinkan karena City memberikan akses 24 jam ke para kru Amazon.
Dari film itu diketahui bahwa Manajer City Pep Guardiola pernah meminta bawahannya, Mikel Arteta, untuk memata-matai eks timnya, Arsenal, menjelang final Piala Liga. ”Mulai sekarang kamu harus mempelajari Arsenal. Saya ingin kamu membuat laporan soal serangan dan pertahanan mereka,” tukas Guardiola kepada Arteta di film dokumenter itu.
City lantas tidak hanya juara, melainkan juga melumat Arsenal 3-0 pada laga final itu. Arteta pun nyaris menjadi Manajer Arsenal. Di detik-detik akhir, petinggi klub itu memilih Unai Emery karena dinilai lebih berpengalaman.
Menurut The Guardian, bukan hal aneh klub-klub Inggris menjadi obyek film-film dokumenter. Hanya, acap kali film-film itu justru menjadi bumerang ke tim yang diekspos. ”Itu bak kutukan, seperti dialami Manchester City di 1980. Pelatihnya yang visioner saat itu, Malcolm Allison, akhirnya dipecat dalam film A Club in Crisis yang ditayangkan di 1981,” tulis The Guardian.
Namun, Guardiola tidak risau akan kutukan ataupun dampak negatif lainnya setelah tayangnya film dokumenter itu. Ia tidak risau rahasia atau taktiknya kini diketahui luas publik.
”Taktik itu sesungguhnya adalah soal pemain. Jadi, bukan ide dari manajer. Suatu ketika, kami bermain dengan Kevin De Bruyne. Jika ia absen, kami pun harus beradaptasi dengan pemain (lain) yang mengisi posisinya,” ujar Guardiola kemudian.
De Bruyne, pengatur serangan andalan City, menderita cedera lutut yang membuatnya terancam absen tiga bulan. Posisinya kemungkinan bakal ditempati Silva atau pemain muda Phil Foden (18) mulai pada laga kontra Huddersfield Town di Liga Inggris, Minggu (19/8) pukul 19.30 WIB.
Dengan atau tanpa De Bruyne, Guardiola menegaskan, ia ingin timnya konstan berevolusi di dalam taktik bermain. Dengan demikian, permainan City bakal sulit ditebak lawan-lawannya.
Guardiola belajar dari pengalaman juara-juara bertahan Liga Inggris seperti Leicester City dan Chelsea. Nyaris satu dekade berjalan, tidak ada tim di Liga Inggris yang mampu mempertahankan gelar juara. Leicester dan Chelsea bahkan terpuruk seusai juara karena strategi mereka telah usang alias diketahui lawan-lawannya.
Terkait hal itu, Guardiola akan melanjutkan evolusi taktik City saat menjamu Huddersfield. Sebagai contoh, ia bisa memainkan Raheem Sterling, penyerang yang punya kaki kanan kuat, di posisi sayap kiri. Sebaliknya, penyerang dengan kaki kiri dominan, Riyad Mahrez, dipasang di kanan.
Taktik inverted winger itu jitu saat menerkam Arsenal 2-0, pekan lalu. Sterling menyumbang satu gol. Laga itu sekaligus menandai era baru bek-bek sayap City yang lebih agresif menyerang. Bek sayap seperti Benjamin Mendy menjadi kreator gol.
Liga Italia
Liga Italia mulai bergulir pekan ini. Namun, rasa penasaran suporter AC Milan melihat penampilan perdana pemain barunya seperti Tiemoue Bakayoko dan Gonzalo Higuain harus ditahan. Laga Milan kontra Genoa pada Minggu ini harus ditunda sebagai dukacita atas musibah ambruknya jembatan yang menewaskan 42 orang di Genoa.