Sumbangan Dua Poin dari Tunggal Putri
Jakarta, Kompas
Diiringi teriakan “Indonesia!”, “Eeaaaa!”, hingga lagu "Garuda di Dadaku", tim putri Indonesia melewati Hongkong pada babak pertama beregu putri cabang bulu tangkis Asian Games Jakarta Palembang 2018. Tunggal putri, yang selama ini menjadi kelemahan bulu tangkis Indonesia, menyumbang dua poin.
Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani menuntaskan tugas dengan baik pada pertandingan yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/8/2018). Ditambah kemenangan dari ganda putri peringkat keempat dunia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Indonesia mengalahkan Hongkong, 3-0 dan akan bertemu Korea Selatan pada perempat final, Senin.
“Puji Tuhan bisa menang, tetapi perjalanan belum selesai dan akan makin berat. Besok akan bertemu Korea Selatan,” komentar Gregoria yang berperan sebagai tunggal pertama. Menggunakan format seperti kejuaraan beregu putra-putri Piala Thomas dan Uber, nomor beregu bulu tangkis dilangsungkan dalam tiga tunggal dan dua ganda.
Berperan sebagai tunggal pertama untuk pertama kalinya dalam kejuaraan beregu, juara dunia yunior 2017 itu merasakan ketegangan sebelum pertandingan melawan Cheung Ngan Yi. Dalam daftar peringkat dunia 16 Agustus, kedua pemain hanya berselisih satu tingkat, Cheung pada posisi ke-21, sedangkan Gregoria ke-22.
Namun, Gregoria mencoba melupakan status itu. “Pokoknya main saja, saya berusaha untuk tidak terbeban sebagai tunggal pertama. Mau jadi tunggal berapa pun, tetap punya tanggung jawab untuk menyumbang poin,” kata pemain berusia 18 tahun tersebut.
Di lapangan, dia memperlihatkan semangat juangnya meski selalu tertinggal saat mengawali gim pertama dan ketiga. Pada gim ketiga misalnya, dia tertinggal 10-15. Namun, berusaha untuk mempertahankan kecepatan kaki, seperti yang diinstruksikan pelatih Minarti Timur, Gregoria mendekati perolehan skor hingga menjadi 17-17. Istora pun bergemuruh oleh teriakan penonton. Memiliki pukulan yang sulit ditebak arahnya sebagai kelebihan, Gregoria pun menang, 19-21, 21-8, 21-18.
Fitriani, yang tahun ini lima kali kalah pada babak pertama dari delapan turnamen individu, ingin membuktikan bahwa dia belum habis. Atlet bernama panggilan Fitri itu, bahkan, menentukan kemenangan Indonesia dengan mengalahkan pemain senior, Yip Pui Yin, 18-21, 21-13, 21-10.
Meski tak punya smes tajam sebagai senjata, Fitri memiliki kelebihan daya tahan yang kuat dan gerakan lincah. Kelebihan itu dimanfaatkannya dengan bermain sabar dalam permainan reli.
“Saya berusaha konsultasi dengan pelatih dan orang-orang dekat. Saya sempat berpikir, apakah masih bisa bersaing di bulu tangkis. Tetapi, banyak yang memberi semangat. Pelatih bilang, saya harus tetap percaya diri,” tutur Fitri, bercerita tentang upayanya untuk bangkit dari keterpurukan.
Tampil pada partai ketiga setelah Indonesia unggul 2-0, berkat tambahan kemenangan dari Greysia/Polii atas Ng Tsz Yau/Yuen Sin Ying, 21-14, 21-11, Fitri berusaha tampil maksimal. "Memang berbeda tampil sebagai tunggal pertama dan kedua. Jadi tunggal pertama, rasanya beban lebih besar. Sebagai tunggal kedua, saya berusaha tampil tanpa beban. Apalagi, tadi, Indonesia sudah unggul 2-0," lanjut Fitri.
Menghadapi Korea Selatan, yang di atas kertas lebih unggul dari Indonesia, Fitri mengatakan, tak ada yang tak mungkin. Menurutnya, Indonesia tetap memiliki peluang untuk menang. "Dua ganda punya peluang besar menang, tinggal mencari satu poin dari tunggal," katanya.
Selain putri Indonesia melawan Korea Selatan, tim putra juga akan tampil pada perempat final. Setelah mendapat bye pada babak pertama, tim putra Indonesia yang menjadi unggulan kedua akan berhadapan dengan India. Pada babak pertama, India menang atas Maladewa, 3-0.
Indonesia akan mengandalkan Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Ihsan Maulana pada nomor tunggal. Adapun di ganda, tanggung jawab meraih poin ada pada dua pasangan peringkat 10 besar dunia, Kevin Sanjaya Sukamulyo/Marcus Fernaldi Gideon (1) dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (9).