Kota Tua Sambut Wisatawan Asian Games
JAKARTA, KOMPAS - Menyambut penyelenggaraan Asian Games 2018, Museum Sejarah Jakarta di Kota Tua, Jakarta, menyiapkan 45 pemandu tambahan. Pemandu yang telah diseleksi ini siap mendampingi tamu-tamu mancanegara yang berkunjung selama Asian Games 2018.
Kepala Satuan Pelayanan Museum Sejarah Jakarta Galih Hutama Putra mengatakan, untuk menyambut tamu asing, khususnya delegasi Asian Games, pihak museum juga menambah 45 pemandu sukarelawan. Mereka yang direkrut adalah mantan pemandu magang dari lima sekolah kejuruan pariwisata di Jabodetabek. Jumlah tersebut menambah 10 pemandu tetap yang sudah ada.
"Pemandu sukarelawan dari sekolah menengah ini sudah diseleksi sejak Januari. Mereka sudah memiliki kemampuan memandu wisatawan asing dan dibekali pengetahuan sejarah. Mereka juga harus fasih bahasa Inggris," kata Galih.
Ia menambahkan, pemandu ini juga bisa mendampingi turis asing umum yang berkunjung ke museum ini.
Selain itu, selama Asian Games, museum tetap buka di hari Senin pukul 14.00 sampai 18.00. "Biasanya kami tutup di hari Senin. Selama Asian Games, museum dibuka untuk ofisial dan atlet yang datang atau berwisata ke sini bersama panitia. Ini berlaku di seluruh museum di Jakarta," kata Galih.
Pengunjung Museum Sejarah Jakarta dari delegasi Asian Games, berkisar 4-15 orang per hari dari tgl 16 - 19 Agustus. Pada Sabtu (18/8/2018), pengunjung dari Asian Games mencapai 120 orang. Rata-rata pengunjung museum ini per hari adalah 700 orang di hari kerja, dan 3.500 orang di akhir pekan.
Sepeda onthel
Paguyuban Onthel Wisata Kota Tua juga turut berinisiatif dalam menyambut para tamu Asian Games. Per hari ini, mereka menyediakan 12 sepeda yang bisa secara gratis dipakai delegasi Asian Games untuk berkeliling di Taman Fatahillah.
Sepeda tersebut disediakan di dua titik, yaitu di sisi kanan dan kiri Museum Sejarah Jakarta. Sepeda-sepeda tersebut dihiasi dengan sejumlah bendera negara yang ikut serta dalam perhelatan Asian Games.
"Ini inisiatif komunitas kami, juga bentuk antisipasi untuk menyambut tamu asing dari berbagai negara di Asia," jelas Supriyanto, salah satu anggota paguyuban. Fasilitas sepeda ontel, baik gratis maupun tidak untuk umum, bisa dinikmati dari jam 7 pagi sampai jam 6 sore.
Sementara untuk turis umum, sepeda ontel dapat disewa dengan biaya Rp 20.000 per setengah jam untuk dikayuh di sekitar Taman Fatahillah. Ada juga paket sampai dua jam yang dikenai biaya Rp 70.000 untuk berkeliling ke lokasi wisata lain di Kota Tua, seperti Toko Merah, Jembatan Kota Intan, Museum Bahari, Menara Syah Bandar, hingga Pelabuhan Sunda Kelapa.
Edward, perwakilan kantor penyiaran Tiongkok untuk Asian Games yang menjajal sepeda ontel gratis untuk berfoto mengaku terhibur dengan fasilitas tersebut. "Demi tamu Asian Games, Jakarta menawarkan banyak hal untuk kami," tutur pria yang mengaku pertama kali ke Indonesia.
Phongsa Shompou, Sekretaris Jenderal National Olympic Committee Laos yang juga ditemui di kawasan Kota Tua, mengaku tertarik dengan sejarah Indonesia. Hal ini membuatnya berwisata ke Kota Tua.
"Indonesia telah banyak berubah setelah saya datangi 21 tahun lalu, pada 1997. Demikian juga dengan Jakarta. Hanya satu yang tidak berubah, yaitu keramahan warganya," kata Phongsa yang datang bersama panitia Asian Games.
Pameran Asian Games
Pengelola Museum Sejarah Jakarta menggelar Pameran Asean Games sejak 12 Agustus - 19 September 2018, di halaman belakang Museum Sejarah Jakarta. Pameran tersebut didukung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI dan Pusat Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno.
Pengunjung dapat membaca informasi mengenai berbagai hal, mulai dari sejarah pembangunan infrastruktur sampai dokumen negara terkait penyelenggaraan Asean Games di Jakarta pada 1962 dan saat ini di 2018. Informasi tersebut disampaikan seluruhnya dalam bahasa Indonesia.
"Jangan khawatir, untuk wisatawan asing, pemandu Museum Sejarah Jakarta akan membantu menerjemahkan informasi dalam pameran ke bahasa Inggris," kata Galih.
Pengunjung bisa menyimak video dan berbagai foto dokumentasi penyelenggaraan Asian Games pertama di Indonesia juga dapat disaksikan. Ada juga pajangan barang-barang bersejarah, seperti medali-medali pemenang sampai peninggalan lantai stadion akuatik di Gelora Bung Karno, sebagai lokasi penyelenggaraan pertandingan Asian Games pertama di Jakarta.
Internet gratis
Wisatawan Kota Tua kini juga bisa menikmati layanan wifi atau internet nirkabel berkecepatan tinggi secara gratis. Fasilitas ini disediakan oleh PT XL Axiata yang tengah mengujicoba dan mempromosikan teknologi 5G dan Wireless Gigabit (WiGig).
Seluruh pengunjung dapat mencoba fasilitas tersebut di area sekitar alun-alun atau Taman Fatahillah. Sedangkan, untuk demo 5G bisa dilihat di gedung Kantor Pos Kota.
Direktur Teknologi XL Axiata Yessi Yosetia mengatakan, fasilitas ini bisa dinikmati hingga Desember 2018. Pengunjung dapat menikmati kecepatan akses internet selevel jaringan 5G. Pada uji coba hari ini, jaringan 5G di frekuensi 28 GHz mencatat kecepatan transfer data di kisaran 20 gbps (giga bit per detik), lebih besar daripada kecepatan jaringan 4G yang berhenti di angka 90 mbps (mega bit per detik).
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jakarta Smart City Setiaji mengatakan, fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Tua. "Dengan ini, para turis asing bisa menceritakan pengalaman mereka, bahwa di Indonesia khususnya Jakarta sudah menuju ke teknologi 5G," katanya.
Petugas Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Pius Johannes mencatat, sekitar 5.000 wisatawan baik lokal maupun asing datang ke kawasan wisata Kota Tua setiap hari. Pada akhir pekan, jumlah pengunjung mencapai 8.000 - 12.000 orang. Pada hari libur nasional, jumlah wisatawan Kota Tua bahkan bisa menembus 30.000 orang. (Erika Kurnia)