JAKARTA, KOMPAS – Indonesia belum mampu mengakhiri 28 tahun paceklik medali cabang renang di Asian Games. Perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, kembali gagal meraih medali di hari kedua cabang renang Asian Games 2018, Senin (20/8/2018), di arena akuatik kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta. Pecahnya rekor nasional hari itu menjadi satu-satunya pelipur lara Siman.
Turun di nomor spesialisasinya, 50 meter gaya punggung, Siman hanya mampu finis kelima pada final nomor itu, kemarin malam. Capaiannya di nomor itu lebih buruk dari Asian Games Incheon 2014, di mana saat itu ia finis keempat. Padahal, Siman menyandang harapan terbesar renang Indonesia meraih medali di Asian Games, hal yang kali terakhir terjadi 1990 silam.
Siman terlihat sangat terpukul dan kecewa akan kegagalan dalam lomba yang disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo itu. Pembawa bendera Merah Putih dalam defile kontingen Indonesia di pembukaan Asian Games 2018 itu, menolak diwawancarai wartawan. Ia bahkan sempat lama mengurung diri di kamar ganti arena itu.
“Ia (Siman) kecewa, kami juga. Padahal, jika saja ia bisa mengulangi penampilannya seperti di penyisihan pagi hari, paling tidak ia bisa meraih (medali) perunggu. Atlet (dengan) mental baja sepertinya saja bisa grogi,” ujar Albert Sutanto, Pelatih Timnas Renang Indonesia mengenai Siman.
Siman sebetulnya sempat tampil cemerlang, kemarin. Ia finis sebagai yang tercepat di babak penyisihan dengan catatan waktu 25,01 detik. Torehan waktunya ini sekaligus menjadi rekor nasional baru di nomor 50 meter gaya punggung. Atlet asal Bali itu memperbaiki rekor lama, yaitu 25,04 detik, yang diukirnya sendiri di Kejuaraan Dunia di Hongaria pada 2017.
Sayangnya, di babak final, pengoleksi medali emas SEA Games itu gagal mengulangi penampilannya seperti di penyisihan. Sempat menjadi tercepat kedua, ia melambat di sepuluh meter terakhir karena mengalami sedikit limbung dan mengenai pembatas lintasan. Catatan waktunya pun terpangkas jauh, yaitu finis dalam 25,29 detik.
Dua atlet peraih medali Olimpiade, Xu Jiayu (China) dan Ryosuke Irie (Jepang), yang sempat menghemat tenaga di penyisihan, melesat di babak final itu. Xu meraih emas, adapun Ryosuke perak. Kang Ji-seok, perenang asal Korea Selatan, melengkapi podium di nomor ini. “Tampil di rumah sendiri mungkin menjadi beban baginya. Ia lagi-lagi kehilangan fokus,” ujar Albert mengenai penampilan Siman yang finis terbuncit di nomor 100 meter punggung pada sehari sebelumnya.
Triady Fauzi, perenang Indonesia lainnya, hanya mampu finis keenam di final nomor 200 meter gaya ganti. Meskipun demikian, Triady puas dengan capaiannya itu. “Saya sempat tidak menyangka bisa ke final. Saya sebetulnya tidak dipersiapkan untuk 200 meter, apalagi di gaya ganti. Ya, jadi cukup senang,” ujar Triady.
Performa menjanjikan juga ditunjukkan Aflah Fadlan Prawira, perenang jarak jauh yang baru berusia 20 tahun. Ia menjadi yang tercepat di babak penyisihan (heat) nomor baru di Asian Games, 800 meter gaya bebas. Catatan waktunya, 8 menit 3,87 detik, memecahkan rekornas yang sebelumnya juga diukir oleh dirinya pada Juni lalu.
Namun, catatan waktunya di puncak nomor itu langsung “tenggelam” begitu barisan atlet berlevel dunia seperti Sun Yang (China) dan Shogo Takeda (Jepang) turun di heat kedua sore harinya. Sun meraih medali emas keduanya di Asian Games 2018 dengan finis terdepan, yaitu 7 menit 48,36 detik. Itu sekaligus menjadi rekor baru di Asia.
Fokus ke jarak jauh
Meskipun belum bisa meraih medali, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Wisnu Wardhana berkata, atlet-atlet renang Indonesia setidaknya bisa memperbaiki rekornas. “Jangan lupakan, ini juga prestasi. Kami harus melupakan ini dan mulai menatap Olimpiade 2020 dan Asian Games 2022. Saya berharap Siman tetap semangat. Ia masih muda dan telah melakukan yang terbaik,” ujar Wisnu.
Untuk lebih menggenjot performa atletnya, PB PRSI berencana menggiatkan kembali pemusatan latihan di luar negeri, seperti Amerika Serikat untuk atlet-atlet spesialisasi nomor jarak pendek dan Australia di jarak jauh. “ Untuk (meraih medali) Asian Games, kita harus lebih fokus ke nomor jarak jauh karena persaingannya masih relatif sedikit,” ujarnya.