JAKARTA, KOMPAS — Tawuran antarwarga kembali terjadi di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan. Hingga saat ini, Kepolisian Sektor Setiabudi masih menyelidiki penyebab kasus tersebut. Pada hari yang sama, Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Metro Jakarta Selatan menggeledah rumah warga sebagai salah satu upaya penelusuran penyebab tawuran, Senin, (20/8/2018).
Kepala Kepolisian Sektor Metro Setiabudi Ajun Komisaris Besar Irwa Zaini Adib mengatakan, tawuran yang terjadi di Jalan Sultan Agung ini masih dalam proses penyelidikan.
Tempat kejadian itu persis di Jalan Sultan Agung, di depan Gang Pasar Rumput, Pasar Manggis. Saat kejadian, anggota Polsek Setiabudi membubarkan ratusan warga dengan gas air mata.
”Proses penyelidikan masih akan dijalani. Kami akan menghimpun semua data yang ada. Semua saksi akan kami periksa. Tentu penyebabnya belum bisa kami pastikan. Ada info lain yang berkembang,” kata Irwa saat ditemui di tempat kejadian.
Tawuran antara warga Kelurahan Pasar Manggis dan warga Kelurahan Menteng Tenggulun ini bukan yang pertama kali terjadi. Berdasarkan pemberitaan Kompas, 31 Desember 2014, tawuran yang sama terjadi di daerah yang sama.
Kedua warga kelurahan ini saling melemparkan petasan, beling, dan batu di tengah Jalan Sultan Agung. Sejak tahun 2000, warga kedua kelurahan ini melakukan tawuran di jalan dan di dalam area Pasar Rumput.
Setelah kejadian tersebut, Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan menggeledah rumah warga Kelurahan Pasar Manggis. Kepala Satuan Reserse Narkoba Komisaris Vivick Tjangkung memimpin penggeledahan bersama enam stafnya, didampingi Lurah Pasar Manggis Purwati.
Vivick mengatakan, penggeledahan dilakukan atas koordinasi dengan Polsek Setiabudi. Penggeledahan narkoba ini juga sebagai upaya menyelidiki penyebab terjadinya tawuran. Diduga, warga melakukan tawuran karena rangsangan obat terlarang. Selain itu, di wilayah tersebut juga bersarang banyak pengedar dan pemakai narkoba.
Diduga, para warga melakukan tawuran karena rangsangan obat terlarang. Selain itu, di wilayah tersebut juga bersarang banyak pengedar dan pemakai narkoba.
Tim Satuan Reserse Narkoba menggeledah warga RW 008 dan RW 011 yang berada dekat dengan tempat kejadian tawuran. Menurut Vivick, selain mencari barang bukti tawuran, ia mencari narkotika. Sejak pukul 23.45 hingga pukul 00.25, tim memeriksa semua laki-laki usia sebaya hingga paruh baya.
Tepat di dalam Pasar Rumput, Pasar Manggis, ditemukan satu kios jamu yang menjual minuman oplosan. Kios tersebut memasukkan minuman tersebut ke dalam botol plastik minuman bersoda. Kemudian, barang bukti tersebut disita Tim Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Selatan. Vivick mengatakan, pada tahun 2016 kios yang sama didapati menjual minuman oplosan.
”Kami tak mau ada narkoba di kelurahan ini. Menurut data yang dihimpun, adanya pemicu obat terlarang yang membuat para warga untuk tawuran. Sebab, banyak orang yang mengatakan bahwa di kelurahan ini ada pengedar dan pemakai narkoba. Semua upaya penyelidikan, pengeledahan, dan pemeriksaan ini dilakukan untuk membangun Jakarta yang lebih baik,” ujar Vivick.
Kejadian tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa ataupun luka-luka. Rumah warga dan dagangan warga pun tidak rusak. Hanya masih ada bekas batu, petasan, dan pecahan kaca yang berserakan di sepanjang jalan tersebut.
Indikasi awal
Lurah Pasar Manggis Purwati mengatakan, tawuran diduga karena adanya remaja dari dua kelurahan tersebut yang saling mengejek di Facebook. Ia mengatakan, ejekan dilakukan oleh beberapa remaja 15 tahun. Mereka saling mengumpat.
Amar (31), salah satu warga Pasar Manggis, juga mengatakan hal yang sama. Tawuran terjadi karena remaja Kelurahan Pasar Manggis saling ejek dengan remaja Kelurahan Menteng Tenggulun. Ia meyakini, provokator terjadinya tawuran adalah remaja. Amar menambahkan, pascatawuran 2014, di antara kedua kelurahan tersebut berakhir dengan damai.
”Kami sudah berdamai dengan warga Menteng Tenggulun. Kalau ada tawuran, artinya itu adalah oknum baru lagi. Pastinya, tawuran tidak ada kontak fisik. Mereka hanya saling melempar batu, petasan, dan pecahan kaca,” kata Amar.
Tepat pukul 20.30, warga Kelurahan Menteng Tenggulun yang berada di seberang Kelurahan Pasar Manggis melemparkan batu ke arah rumah warga di tengah Jalan Sultan Agung, Pasar Manggis. Tak lama, warga Kelurahan Pasar Manggis membalas dengan melemparkan batu juga. Tawuran terjadi hingga pukul 22.00 yang mengakibatkan arus lalu lintas terganggu. Pengguna jalan terpaksa memutar balik saat kejadian berlangsung.
Saeful (48), montir tambal ban di Jalan Sultan Agung, mengatakan, dalam tawuran tersebut, ada batu yang hampir mengenai dirinya saat sedang melayani warga. Dia kemudian lari dan bersembunyi di dalam rumah warga hingga tawuran dilerai oleh petugas keamanan. Ia mengatakan, peristiwa tersebut persis seperti yang terjadi tahun 2014.
”Mengerikan, saya melihat anak muda zaman sekarang semakin tidak jelas,” ujarnya. (JOHANNES DE DEO CC)