LOMBOK BARAT, KOMPAS — Warga yang terdampak gempa Lombok membutuhkan alat berupa palu godam dan gerobak untuk merobohkan dan membersihkan puing-puing rumah yang rusak akibat gempa. Keterbatasan alat membuat warga belum bisa membersihkan puing-puing rusak secara mandiri.
Kepala Dusun Batu Butir, Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Mahdi (43) mengatakan, hingga Rabu (22/8/2018) warga belum memulai pembersihan puing-puing rumah mereka. Tidak memiliki peralatan yang memadai menyulitkan mereka merobohkan tembok rumah yang rusak.
”Sebagian besar warga bekerja sebagai petani sehingga tidak memiliki alat-alat untuk merobohkan rumah. Hanya cangkul dan sabit yang dimiliki,” katanya.
Di Dusun Batu Butir, sekitar 50 persen dari 225 rumah yang ada rusak berat. Lokasinya berjarak 5 kilometer dari Jalan Raya Mataram-Tanjung. Jalan akses ke dusun yang berada di atas bukit selebar sekitar 3 meter dengan aspal jalan yang rusak.
Menurut Mahdi, warga membutuhkan peralatan palu godam untuk merobohkan rumah dan gerobak untuk membuang material bekas bangunan rumah. Tanpa adanya alat bantu, warga sulit membersihkan bangunan secara mandiri dan memerlukan waktu yang lama.
Pengadaan alat bantu diyakini bisa mempercepat proses pembersihan rumah rusak agar dapat segera dibangun. ”Warga sudah sepakat bergotong royong membersihkan rumah rusak,” ucapnya.
Ziadurrahman (30), warga Dusun Wadan, Desa Kekait, mengatakan, warga memilih membersihkan bangunan rumah secara mandiri. Mereka ingin menyelamatkan sejumlah bagian rumah, seperti atap kayu, kusen pintu, dan jendela, yang masih terpasang di dinding-dinding rumah.
”Kalau pakai alat berat, semua bagian rusak dan tidak ada yang bisa dimanfaatkan lagi,” katanya.
Dia berharap pembangunan rumah bisa segera dilakukan. Dukungan alat dari pemerintah diperlukan untuk membantu warga merobohkan rumah secara mandiri. Bantuan peralatan yang memadai bisa mendorong warga segera membersihkan rumah dan memulai pembangunan kembali rumah rusak.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman NBT I Gusti Bagus Sugiharta mengatakan, pemerintah memberikan bantuan tenaga pendamping kepada warga yang akan membangun kembali rumahnya.
Mereka akan membimbing warga membuat rumah tahan gempa atau rumah instan sederhana sehat (risha). Satu pendamping akan mengawal pembangunan 30 rumah yang diperkirakan berlangsung selama 6 bulan.
Adapun hingga saat ini, ada sekitar 10.000 dari 125.641 rumah rusak yang sudah terverifikasi. Prioritas verifikasi kepada rumah rusak berat agar bantuan segera dicairkan dan warga bisa segera membangun kembali rumahnya.
Proses verifikasi dilakukan tim relawan dan personel TNI bersamaan dengan pembersihan yang dilakukan TNI. Bantuan akan segera ditransfer sekitar satu hingga dua hari setelah data verifikasi masuk ke BNPB. Warga juga diimbau secara mandiri membersihkan puing-puing akibat gempa agar pembersihan semakin cepat selesai.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, pengusaha di Jatim siap mendukung masa rehabilitasi dan rekonstruksi gempa Lombok. Pengusaha di Jatim siap menyuplai bahan bangunan, seperti batu bata, pasir, semen, dan material lain. ”Tukang bangunan juga siap membantu pembangunan rumah warga Lombok,” katanya.
Selama masa rehabilitasi dan rekonstruksi, Kementerian Sosial memberikan uang jatah hidup kepada pengungsi gempa Lombok sebesar Rp 10.000 per jiwa selama tiga bulan. Setelah selesai masa tanggap darurat, diperlukan jaminan hidup untuk seluruh keluarga yang terdampak gempa,” kata Menteri Sosial Idrus Marham.
Oleh sebab itu, pemerintah akan memberikan uang jatah hidup untuk menyubsidi kebutuhan pengungsi. Banyak di antara pengungsi yang aktivitas ekonominya terhenti setelah gempa sehingga tidak ada penghasilan yang masuk. Selama di pengungsian, warga juga ada yang tidak bekerja.
Daftar penerima bantuan jatah hidup berbasis rekomendasi dari kepala daerah. Kemensos meminta bupati dan wali kota segera mendata warga yang terdampak gempa. Daftar warga tersebut nantinya akan dibuatkan surat keputusan penerima bantuan uang jatah hidup dari Kemensos. ”Penyalurannya dilakukan melalui rekening,” ujarnya.
Kemensos, kata Idrus, juga mulai memberikan santunan korban meninggal kepada ahli waris sebesar Rp 15 juta per orang. Berdasarkan data yang diterima Kemensos. Ada 556 orang meninggal akibat gempa. Ahli waris diminta melakukan verifikasi agar santunan dapat diberikan
Hingga Minggu, 156 ahli waris korban meninggal sudah mendapatkan santunan. Pihaknya akan terus melakukan penyisiran kepada ahli waris korban meninggal agar segera mendapatkan santunan tersebut. ”Mudah-mudahan dalam 1-2 hari bisa selesai,” ucap Idrus. (ILO/RUL)