Atlet Berlatih Melawan Inferioritas dan Ekspektasi Tinggi
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
Jakarta, Kompas - Para perenang Indonesia masih tenggelam di bawah bayang-bayang perenang Jepang dan China dalam babak final di Arena Akuatik, Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (22/8/2018). Namun, mereka belajar melawan rasa inferior dan ekspektasi yang tinggi.
Cabang renang pada Rabu kemarin menggelar final untuk delapan nomor. Para perenang Indonesia tampil di empat nomor, yaitu 100 meter gaya kupu-kupu putra, 200 meter gaya kupu-kupu putri, 4x100 meter gaya bebas estafet putra, dan 4x100 meter gaya ganti estafet campuran.
Pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra, perenang Indonesia Glenn Victor Sutanto, finis di peringkat delapan atau akhir dengan catatan waktu 53,89 detik. Adapun medali emas diraih Joseph Isaac Schooling asal Singapura dengan waktu 51,04 detik. Schooling memperbaiki rekornya di Asian Games Incheon Korea Selatan 2014 silam.
Adinda Larasati Dewi yang turun pada nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri juga finis di urutan akhir, sedangkan medali emas diraih perenang China, Yufei Zhang dengan waktu 2 menit 6,61 detik. Sementara Adinda membutuhkan waktu 2 menit 14,54 detik. Catatan waktu Adinda lebih lambat 0,44 detik dari waktu kualifikasi.
"Saya baru kali ini menembus final dan lihat lawan-lawan saya pernah berlaga di olimpiade, saya jadi grogi," kata Adinda. Jika tidak grogi, Adinda mengaku masih bisa mengejar untuk finis di peringkat lima.
Catatan waktu yang lebih lambat dibandingkan waktu kualifikasi juga dialami perenang Indonesia yang tampil di nomor 4x100 meter gaya bebas putra, yaitu Triady Fauzi Sidiq, Ricky Anggawijaya, Putera Muhammad Randa, dan raymond Sumitra Lukman. Mereka finis di peringkat tujuh dengan waktu 3 menit 25,16 detik. Mereka lebih lambat 0,02 detik dibandingkan waktu kualifikasi.
"Saya sempat bilang ke yunior (Raymond) yang sempat gugup bahwa kami harus tetap fokus, jangan peduli dengan lingkungan sekitar," kata Triady. Menurut Triady, bisa masuk ke final dan bertarung dengan para perenang hebat lainnya sudah menjadi capaian yang bagus.
Terakhir, I Gede Siman Sudartawa, Anandia Treciel Vanessae Evato, Glenn Victor Sutanto, dan Patricia Yosita Hapsari finis di peringkat lima nomor 4x100 meter gaya ganti estafet campuran. Medali emas diraih oleh perenang China, Jiayu Xu dkk, dengan catatan waktu 3 menit 40,45 detik sekaligus memecahkan rekor Asian Games dan Asia. Adapun waktu Siman dkk, yaitu 3 menit 55,37 detik.
"Sebagai tuan rumah, ekspektasi sangat besar. Penonton juga sangat banyak dan ini membuat kami syok," kata Siman. Sebagai salah satu perenang yang paling diandalkan, Siman juga meminta maaf atas hasil ini.
Namun, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI), Anindya Novyan Bakrie, mengatakan bahwa hasil kali ini tetaplah sebuah kemajuan. "Renang tidak menargetkan medali, tetapi para atlet mendapat pengalaman bertanding melawan atlet kelas dunia," katanya.
Menurut Anindya, Asian Games kali ini merupakan bagian dari jalan panjang cabang renang Indonesia di tingkat internasional. Oleh karena itu, kelemahan atlet seperti mental dan teknik merupakan pekerjaan rumah yang terus dikerjakan. "Masih ada beberapa hari dan kami tetap ingin membuat kejutan," ujarnya.
Adapun dalam delapan nomor yang diperlombakan Rabu malam kemarin, medali emas diraih oleh Jepang sebanyak empat keping, China tiga keping, dan Singapura satu keping.