Pemerintah Mulai Siapkan Pemulihan Sektor Wisata di Lombok
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Kementerian Pariwisata menyiapkan langkah pemulihan pariwisata di Nusa Tenggara Barat pascagempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,0 yang melanda Lombok, NTB. Kementerian Pariwisata mengantisipasi dampak bencana alam di Lombok yang dapat mempengaruhi kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, terutama ke NTB.
Langkah pemulihan pariwisata di Lombok direncanakan mulai September. Adapun masa pemulihan pariwisata di Lombok ditargetkan dalam enam bulan. Hal itu dikatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya seusai menghadiri diskusi dengan komponen pariwisata Bali serangkaian Sanur Village Festival 2018 di Sanur, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Kamis (23/8/2018).
“Kami belajar dari pengalaman Bali semasa erupsi Gunung Agung,” kata Arief.
Ketika status Gunung Agung di Karangasem, Bali, ditetapkan menjadi Awas pada September 2017 akibat terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik kemudian disusul erupsi, industri pariwisata di Bali, termasuk di Indonesia, terpengaruh dampaknya. Hal itu disebabkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) berkurang karena banyak wisman yang kemudian membatalkan rencana mereka ke Bali. Penurunan jumlah kunjungan wisman itu terjadi sejak Oktober 2017 hingga Maret 2018.
“Imbas dari erupsi Gunung Agung adalah sekitar 1 juta kunjungan wisman (berkurang). Dari target 15 juta kunjungan pada 2017, tercapai hanya 14 juta kunjungan,” kata Arief di Sanur. Proses pemulihan kepariwisataan di Bali, menurut Arief, berlangsung selama enam bulan. “Pada April 2018, jumlah kunjungan wisman ke Bali sudah kembali normal,” ujarnya.
Arief mengatakan, meskipun belum terinci jumlahnya, namun kunjungan wisatawan ke Lombok, NTB, juga diperkirakan berkurang seusai gempa bumi bermagnitudo 7,0. Menurut Arief, jumlah kunjungan wisatawan yang langsung ke Lombok, NTB, rata-rata mencapai 200.000 kunjungan setiap bulannya.
Pariwisata di kawasan wisata Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, di Lombok Utara, NTB, dilaporkan lumpuh seusai gempa bumi bermagnitudo 7,0 (Kompas, 12/8/2018). Sebagian besar bangunan penginapan dan restoran di Gili Trawangan rusak akibat gempa itu. Hampir dua pekan setelah gempa tersebut, aktivitas pariwisata di Gili Trawangan, Lombok Utara, belum pulih. Meskipun demikian, pelaku jasa wisata di Gili Trawangan sudah berbenah karena mereka yakin wisatawan akan kembali datang (Kompas, 19/8/2018).
“Saya berharap dalam tiga bulan ke depan (pariwisata di Lombok) sudah mulai pulih,” ujar Arief menambahkan.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra menyatakan sudah beberapa kali menerima pertanyaan dari kalangan wisatawan tentang situasi Bali menyusul terjadinya gempa di Lombok. Yuniartha mengaku sudah menjelaskan Bali masih aman dikunjungi meskipun guncangan gempa di Lombok juga dirasakan di Bali.
“Sementara ini saya belum melihat ada dampaknya terhadap Bali,” kata Yuniartha di Sanur. “Kami tetap berupaya meyakinkan bahwa Bali aman dikunjungi,” ujarnya.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.