BEIJING, RABU Para pedagang batubara di China yang biasa mendapatkan pasokan impor dari AS, Rabu (22/8/2018), dilaporkan mulai mencari pemasok lokal untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Ini sebagai langkah antisipasi ditundanya keberangkatan kapal-kapal pemasok dari AS jika tarif impor diterapkan Beijing, merespons hal yang sama yang diterapkan Washington mulai Kamis pekan ini.
Data Thomson Reuters Eikon menunjukkan setidaknya enam kargo batubara AS akan tiba bulan ini di daratan China. Namun, terpantau tiga di antaranya masih dalam perjalanan, atau diperkirakan menunggu berlabuh untuk membongkar kargo.
Tarif impor baru senilai 16 miliar dollar AS disiapkan Washington dan bakal langsung dibalas Beijing jika jadi diterapkan. Beijing menargetkan tarif bagi sejumlah barang, termasuk logam, bahan bakar, dan batubara.
Shanghai Runhei International, sebuah rumah perdagangan batubara domestik utama, membersihkan kargo batubara asal AS terakhir di pelabuhan Qinhuangdao awal pekan ini, kata seorang manajer senior di rumah perdagangan itu. Dia menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
”Kami telah benar-benar menghentikan batubara metalurgi AS (impor), yang populer di antara pabrik baja, akhir Juli. Ada terlalu banyak ketidakpastian dalam perdagangan,” katanya.
Kargo yang jatuh tempo untuk kedatangan Agustus sebagian besar dipesan pada Mei setelah Beijing pertama kali mengancam akan menghantam batubara AS dengan tarif tinggi, dan pembeli China dapat meraup volume dengan harga murah.
Shanghai Runhei mengatakan akan meningkatkan pembelian batubara kokas domestik daripada pasokan asing untuk memenuhi permintaan dari klien.
”Kecuali produsen batubara AS memberi kita penawaran besar, pembeli China tidak akan mengimpor batubara AS,” kata Huang Zhiqi, konsultan perdagangan batubara di Falcon Information.
Negosiasi berlanjut
Sementara itu, negosiasi dagang antara AS dan China dipastikan tetap berlanjut. Negosiasi itu dilakukan para pejabat menengah kedua negara di Washington. Pertemuan dua hari yang telah dijadwalkan itu menjadi pembicaraan perdagangan resmi pertama antara AS dan China sejak Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross bertemu penasihat ekonomi China, Liu He, di Beijing bulan Juni lalu. Presiden AS Donald Trump tidak yakin dengan hasil negosiasi.
Setelah negosiasi pada bulan Mei, Beijing percaya bahwa pihaknya memiliki jaminan dari AS bahwa tarif tidak berlaku. Namun, kurang dari 10 hari kemudian, Gedung Putih justru mengatakan akan mendorong langkah-langkah hukuman.
Pemerintah China mengatakan tetap berharap pembicaraan yang tenang dan stabil untuk mendapatkan ”hasil yang baik atas dasar kesetaraan, paritas, dan kepercayaan”.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, mengatakan, China dan AS telah memulai konsultasi dan tentu masih berharap untuk sebuah hasil yang baik. Lu menambahkan, dirinya tidak ingin membuat pernyataan atau merilis rincian apa pun saat pembicaraan sedang berlangsung.
”Kami berharap bahwa setiap orang dapat dengan tenang duduk bersama dan berdiskusi sungguh-sungguh menuju hasil yang bermanfaat bagi kedua belah pihak,” kata Lu.