JAKARTA, KOMPAS Tidak semua pengguna sepeda motor merampas hak pejalan kaki menggunakan trotoar. Komunitas Road Safety Asociation, Komunitas Jack Grab Biker, bersama Komunitas Koalisi Pejalan Kaki berjuang untuk pejalan kaki dengan menggelar aksi di trotoar Jalan Casablanca, Jakarta Selatan, Kamis (23/8/2018).
Kampanye perjuangan untuk pejalan kaki mereka lakukan dengan tema "Gue Pemotor, Gue Enggak Lewat Trotoar." Beberapa isi banner yang mereka bentangkan di antaranya "Pemotor peduli pejalan kaki," "Trotoar untuk pejalan kaki," dan "Gue Pemotor, Gue Enggak Lewat Trotoar."
Para peserta aksi berdiri di atas trotoar dengan membentangkan banner ke pengendara motor yang melintas, mulai pukul 17.00-18.00 saat kepadatan lalu lintas memuncak di ruas jalan itu.
Saat aksi berlangsung, tidak ada pengguna kendaraan bermotor yang naik ke trotoar. Sementara sebagian pengendara motor yang peduli mengacungkan jempol sambil membunyikan klakson. Namun ada pula pengendara yang berlalu begitu saja.
Ketua Komunitas Road Safety Asociations Ivan Virnanda ingin memberikan pesan positif ke pengguna kendaraan bermotor agar tertib berlalu lintas. Ketertiban dibutuhkan untuk menjaga keselamatan mereka dan menghormati hal pengguna jalan di trotoar.
Kegiatan ini berawal dari keprihatinan tingginya angka kecelakaan lalu lintas seperti data Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisian RI. Dari sumber itu, setiap hari terdapat 70 orang meninggal di jalan, setiap tahun lebih dari 31.000 kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena diabaikannya aturan di jalan. "Sebanyak 80 persen kecelakaan dimulai dari pelanggaran lalu lintas," ujarnya.
Ajak teman
Hal serupa dikatakan Fatur, Ketua Pembina Komunitas Grab Jack Bikers. "Selama ini ojek online dianggap sebagian masyarakat kalau kami paling sering merampas trotoar. Kami ke sini untuk menunjukkan bahwa tidak semua (ojek daring) begitu," kata Fatur. Karena itu, meski terjebak macet, katanya, dia meminta rekan-rekannya tidak tergesa-gesa dan selalu ingat dengan keselamatan di jalan.
Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus menilai aksi itu penting dilakukan. Sebab, mengutip data PT Jasa Raharja (perusahaan negara bidang asuransi), terdapat 18 pejalan kaki meninggal dunia setiap hari. Adapun tahun 2017, terdapat 53 pejalan kaki menjadi korban kecelakaan lalu lintas.
Angka itu dianggap sebagai cerminan ulah pengguna kendaraan bermotor atau kesalahan pejalan kaki sendiri. Karena itu, kegiatan itu selain memberikan edukasi kepada pengguna kendaraan bermotor juga memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk tertib saat berjalan kaki.
Ivan Virnanda menambahkan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia dibutuhkan kerja sama berbagai pemangku kepentingan.
"Puluhan nyawa mati di jalan setiap hari. Harusnya ini jadi salah satu fokus pemerintah. Bila perlu ada lembaga khusus yang mengurus hal ini," ucapnya. Kerja sama para pemangku kepentingan itu diyakini bisa mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia.(Stefanus Ato)