JAKARTA, KOMPAS -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah merekomendasikan pelaku usaha mikro kecil dan menengah untuk mengakses pembiayaan melalui perusahaan teknologi finansial yang telah terdaftar. Pada 2017, sejumlah UMKM dinilai masih kesulitan memperoleh permodalan dari bank.
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Yuana Setyowati, Jumat (24/8/2018), mengatakan, kehadiran perusahaan teknologi finansial akan mempemudah akses pembiayaan bagi pebisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Kementerian Koperasi pun merekomendasikan pengusaha UMKM untuk mengakses pembiayaan melalui pinjaman online yang sudah terdaftar sebagai salah satu alternatif pembiayaan.
"Banyaknya perusahaan fintech atau pinjaman online merupakan hal positif bagi UMKM. Karena semakin banyak akses permodalan, maka UMKM akan semakin terbantu,” katanya saat dihubungi di Jakarta.
Dia menambahkan pada 2017, UMKM masih sulit mendapatkan permodalan dari pihak bank. “Dari data Bank Indonesia pada 2017, jumlah debitur UMKM baru sekitar 20," ujarnya.
Yuana merekomendasikan UMKM untuk dapat bermitra dengan perusahaan teknologi finansial melalui layanan pinjaman dalam jaringan atau daring. Hanya saja, calon nasabah harus selektif melihat perusahaannya, terutama yang sudah tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Menurut catatan OJK, kontribusi sektor UMKM di Indonesia terbukti sangat signifikan bagi perekonomian nasional. UMKM menyumbang 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97 persen tenaga kerja nasional.
Pentingnya peranan sektor UMKM dalam mendukung pertumbuhan perekonomian tersebut mengharuskan adanya upaya penguatan kapasitas UMKM. Salah satu bentuk penguatan tersebut adalah dengan meningkatkan kemampuan UMKM dalam mengelola keuangan serta memperluas akses keuangannya.
Dihubungi terpisah, CEO dan Founder UangTeman, Aidil Zulkifli, mengatakan, sebagai pelopor pinjaman tunai (cashloan) berbasis teknologi, pihaknya telah menyalurkan dana pinjaman ke sejumlah pelaku UMKM di Indonesia.
“Selama ini sekitar 30 persen pinjaman digunakan oleh lebih dari 7.000 nasabah di seluruh Indonesia untuk usaha produktif, atau UMKM. UangTeman berkomitmen untuk memperhatikan pelaku UMKM, karena layanan kami sangat cocok bagi para pengusaha mikro yang butuh dana cepat dan akses terbuka,” tutur Aidil.
Aidil menambahkan, peran inovasi teknologi yang dikembangkan UangTeman mampu memberikan solusi bagi dunia usaha, memberikan nilai tambah bagi masyarakat, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan lapangan pekerjaan baru yang menjanjikan seperti memiliki toko untuk berusaha.
Untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada sektor UMKM, UangTeman menjalin kerjasama dengan J Trust Bank berupa pemberian fasilitas pendanaan Rp15 miliar, yang akan disalurkan melalui platform UangTeman untuk masyarakat di Indonesia dalam bentuk kredit mikro.
“Ini menunjukkan adanya sinergi antara perbankan dan perusahaan teknologi finansial. Tentunya ini akan bermanfaat untuk meningkatkan akses pembiayaan mikro termasuk kepada sektor UMKM,” kata Aidil.
Segmen pinjaman mikro di Indonesia masih sangat besar. Menurut KPMG Microfinance Study pada 2014, ada 105 juta masyarakat Indonesia dengan penghasilan sekitar Rp 60.000 per hari yang masih memerlukan akses terhadap pinjaman mikro. Segmen pinjaman pasar yang potensinya besar tersebut ternyata belum digarap oleh perbankan dan lembaga keuangan lainnya.