Saat Asisten Rumah Tangga Ingin Suarakan Pendidikan yang Lebih Baik
BANYUWANGI, KOMPAS - Merasa memenuhi syarat sebagai calon anggota Legislatif, Al Imamah (43) memberanikan diri untuk mendaftar sebagai Calon Anggota DPRD Kabupaten Banyuwangi. Latar belakang dirinya yang bekerja sebagai asisten rumah tangga bukan halangan. Sistem pendidikan yang lebih baik ingin ia perjuangan kelak bila mendapat kesempatan sebagai wakil rakyat.
Al Imamah atau yang biasa dipanggil Ira ditemui Kompas Rabu (22/8/18) di kediamannya sesaat setelah ia pulang bekerja. Sore itu ia baru saja pulang dari rumah majikannya yang berjarak sekitar 10 km dari kediamannya.
Ira merupakan asisten rumah tangga (ART) paruh waktu. Ia bertugas membersihkan rumah, serta mencuci dan menyeterika pakaian majikannya. Ia biasa bekerja sejak 07.00 hingga 16.00. Setiap selesai bekerja, ia kembali ke rumah pribadi yang merupakan warisan dari keluarganya.
Di rumah itu, ia biasa tinggal bersama adik kandungnya dan putri semata wayangnya. Namun, beberapa bulan terakhir, putri semata wayangnya memilih mengontrak kamar kos di dekat Unair kampus Banyuwangi.
Kepada Kompas, wanita kelahiran Surabaya 21 Desember 1975 itu menceritakan, dirinya menjadi ART sejak tahun 2010, setelah bercerai dengan suami keduanya. Dari kerjanya, Ira mendapat upah Rp 1,2 juta per bulan.
Lalu bagiamana Ira mengenal dunia politik hingga akhirnya terjun menjadi calon anggota legislatif? Ira mengatakan, pencalonan dirinya berawal dari perkenalan dengan seorang aktivis melalui media sosial. Oleh aktivis tersebut, ia dikenalkan oleh Ketua DPC Gerindra Banyuwangi Naufal Badri.
Usai perkenalan dengan petinggi partai, Ira semakin semangat untuk mendaftarkan diri menjadi anggota dewan. Berbagai tahapan ia jalani hingga akhirnya Ira terdaftar sebagai Daftar Calon Sementara Anggota DPRD Banyuwangi dari Partai Gerindra.
"Ini pertama kali saya mencalonkan diri. Memang banyak yang meragukan niat saya. Mereka meragukan karena pembantu kok nyaleg. Banyak yang bertanya, uang dari mana? Padahal saya tidak mengeluarkan uang sedikit pun untuk maju (dalam pencalonan). Saya malah mendapat bantuan uang untuk kampanye," kata dia.
Partai Gerindra merupakan partai yang dipilih Ira sebagai kendaraan politik. Sosok Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi alasan penting mengapa Ira memilih Gerindra sebagai perahu politik.
Sosok Prabowo ialah idola Ira. Tak tanggung-tanggung, ia mengidolakan Prabowo sejak dirinya duduk dibangku sekolah.
"Saya mengidolakan Pak Prabowo, karena dia berwibawa, gagah dan ganteng. Saya sudah mengidolakannya sejak sekolah. Saya hanya kenal Prabowo dari televisi saat itu beliau masih aktif sebagai tentara," ujar dia.
Tak hanya itu, Ira juga mengagumi kinerja Prabowo yang dinilai menyerupai Presiden kedua Indonesia Soeharto. Menurut Ira, Prabowo dan Soeharto, merupakan sosok pemimpin yang mampu menyejahterakan orang-orang kecil dan tidak memikirkan dirinya sendiri.
Orang kecil
Ira mengatakan, majunya ia sebagai wakil rakyat merupakan bagian dari jawaban atas kegelisahannya seslama ini. Ia ingin, orang-orang kecil seperti dirinya tidak dianggap rendah.
Salah satu yang menjadi perhatiannya ialah soal pendidikan. Ira pernah punya pengalaman tidak enak terkait pendidikan. "Anak saya dapat nilai NEM tertinggi se-Kabupaten Banyuwangi tetapi pemerintah daerah tidak memberikan penghargaan sedikit pun. Mungkin karena dia hanya seorang anak pembantu," ujarnya.
Putri Ira ialah lulusan SMK Negeri 1 Banyuwangi yang kini telah diterima di Universitas Airlangga Banyuwangi. Ia diterima melalui jalur prestasi.
Menurut Ira, Pemerintah Daerah Banyuwangi seharusnya memberi apresiasi bagi anak-anak yang berprestasi seperti anaknya. Peristiwa tersebut membuat Ira ingin memperjuangkan orang-orang kecil yang memiliki potensi.
Hal serupa ia rasakan dalam kerjanya. Ia mengakui, menjadi ART merupakan pekerjaan berat. Namun, masih banyak orang yang merendahkan profesi tersebut.
"Ini menjadi motivasi bahwa tidak ada seorang pun yang berhak direndahkan. Semua harus diperjuangkan, orang-orang kecil, TKW, pembantu, anak sekolah, orang miskin, dan semua yang selama ini dianggap rendah akan saya perjuangkan," tutur wanita lulusan SMEA Ketintang tahun 1994 itu.
Sayangnya, saat ditanya terkait jumlah angka putus sekolah, jumlah rumah tangga miskin, jumlah TKI-TKW di Banyuwangi, Ira sama sekali tidak mengetahui. Ia mengaku tidak tahu data terkait kelompok-kelompok yang akan ia perjuangkan
Namun, Ira sudah memiliki sejumlah program bila nantinya ia terpilih. Ia berharap bisa menyekolahkan anak-anak dari keluarga miskin. Hal itu ia lakukan untuk mengurangi angka putus sekolah.
Secara terpisah, Ketua DPC Gerindra Banyuwangi Naufal Badri membenarkan bahwa Ira mendaftar sebagai anggota DPRD Banyuwangi dari partainya. Naufal mengatakan, Gerindra menerima niat baik Ira yang ingin berjuang demi warga dan bangsa.
"Mbak Ira, punya niat dan pemikiran bagi warga, bangsa dan negara. Mengapa harus kami persulit. Siapa saja yang ingin mewujudkan kemajuan bangsa harus kami dukung, tidak peduli latar belakangnya dan profesinya," ujarnya singkat.
Gerindra menempatkan Ira di Dapil III Banyuwangi. Daerah Banyuwangi Selatan akan menjadi daerah yang akan diwakili oleh Ira. Semoga bila kelak terpilih, Ira tidak lupa akan janji dan niatnya untuk menyejahterakan orang-orang kecil yang ia wakili.