INDRAMAYU, KOMPAS - Harga gabah kering panen di sejumlah daerah penghasil beras, mulai bergerak naik. Di Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, misalnya, harga gabah kering panen itu berada di kisaran Rp 4.700 - Rp 5.500 per kilogram. Varietas dan kualitas gabah panenan mempengaruhi variasi harga tersebut.
Berdasar pantauan Kompas pada Jumat (24/8/2018), panen masih terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Jatibarang, Widasari, dan Bangodua, Kabupaten Indramayu, serta sejumlah desa di Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Di desa-desa tersebut juga masih terlihat ada hamparan-hamparan sawah yang belum dipanen.
Sementara itu, harga beras medium di warung-warung sejumlah desa di Indramayu dan Cirebon berada pada kisaran Rp 10.000-Rp 12.000 per kg. Harga beras tersebut mulai merangkak naik dari kisaran Rp 9.500-Rp 11.400 per kg. Kendati begitu, di sejumlah warung masih ada beras kualitas rendah seharga 8.700 per kg.
Dirpan (40), petani Desa Bunder, Kecamatan Widasari, Indramayu, mengatakan, harga gabah kering panen (GKP) hasil panen musim tanam kedua kali ini Rp 5.000 per kg. Harga GKP itu lebih tinggi dibandingkan GKP hasil panen musim tanam pertama lalu yang Rp 4.400 per kg.
"Harga gabah itu cukup tinggi karena sudah masuk musim kemarau. Biasanya pada musim tanam ketiga, kami tidak menanam padi, tetapi semangka atau melon," kata dia.
Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani (AB2TI) Jawa Barat Masroni mengemukakan, harga GKP di tingkat petani memang mulai merangkak naik dari Rp 4.500 per kg dan kini seharga Rp 5.500 per kg. Kenaikan harga GKP itu biasa terjadi pada saat musim kemarau.
Harga GKP itu diperkirakan akan terus naik, karena panenan sudah mulai sedikit. Masa panen diperkirakan selesai pada awal September tahun ini.
"Petani akan kembali menanam padi pada Desember nanti. Panen baru akan terjadi pada Februari dan Maret 2019. Keterbatasan panen itu berpotensi mengerek harga beras hingga awal tahun nanti," ujarnya.