DEPOK, KOMPAS — Public Interest Research and Advocacy Center bekerja sama dengan Wahid Foundation menggelar Festival Generasi Muda Pendukung Toleransi dan Antikekerasan (Gempita), Sabtu (25/8/2018), di Pendopo SMA Negeri 4 Depok, Jawa Barat.
Serangkaian kegiatan dihelat dengan melibatkan 1.365 siswa. Melalui festival ini, mereka menyebarkan pesan-pesan toleransi dari pinggiran Jakarta.
Dipilihnya SMA Negeri 4 Depok sebagai lokasi penyelenggaraan festival tak lepas dari predikat intoleran yang disandang Kota Depok.
Menurut kajian Setara Institute bekerja sama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yang dilaporkan November 2017, Kota Depok menempati peringkat kelima kota intoleran di bawah Jakarta, Banda Aceh, Bogor, dan Cilegon.
Media dan Kampanye Senior Officer Wahid Foundation Siti Kholisoh mengatakan, di Kota Depok masih minim gerakan masyarakat sipil yang menyuarakan toleransi. Padahal, gerakan masyarakat sipil ini diperlukan untuk kepentingan pengarusutamaan isu toleransi dan keberagaman.
Siti mengatakan, di sejumlah daerah, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta, sudah ada sejumlah gerakan masyarakat sipil untuk pengarusutamaan toleransi. Misalnya, Gerakan Pengembangan Budaya Damai di sekolah-sekolah di Jawa Timur.
”Meski belum ada gerakan masyarakat sipil untuk pengarusutamaan toleransi, kami melihat Kota Depok punya potensi. Masyarakat Depok sebenarnya masyarakat yang toleran,” ujar Siti di SMAN 4 Depok.
Sekolah dinilai tepat untuk menyebarkan paham-paham toleransi, terlebih di sekolah negeri. Menurut Siti, siswa-siswi di sekolah negeri lebih beragam sehingga dirasa tepat sebagai lokasi penyebaran isu toleransi dan keberagaman.
Kepala SMAN 4 Depok Umar menyampaikan, penanaman nilai-nilai toleransi sebisa mungkin dimulai dari sekolah. Apabila nilai-nilai toleransi sudah bisa ditanamkan dari level sekolah, akan lebih mudah dalam implementasinya di lingkungan masyarakat.
Direktur Eksekutif Public Interest Research and Advocacy Center (Pirac) Nor Hiqmah mengatakan, Festival Gempita bertujuan menciptakan generasi muda pendukung keberagaman, toleransi, dan antikekerasan.
Kegiatan tersebut telah dilakukan melalui serangkaian sosialisasi di sekolah-sekolah SMA dan sederajat di Kota Depok.
Sosialisasi dilakukan sejak Maret 2018 di tujuh sekolah di Kota Depok dan melibatkan 80 guru. Kegiatan yang dilakukan antara lain deklarasi sekolah Gempita, pelatihan siswa untuk toleransi dan antikekerasan, lokakarya guru Gempita, dan puncak acara, yaitu Festival Gempita di pendopo SMAN 4 Depok.
Puncak acara diisi penampilan musik dan seminar tentang isu-isu toleransi. Bagian belakang pendopo dipenuhi sejumlah karikatur. Isi karikatur tersebut mayoritas menceritakan soal ajakan untuk tetap bersatu meski berbeda pilihan dalam pesta demokrasi 2019.