Pertarungan antara Mesir dan Qatar dalam memperebutkan pengaruh di Jalur Gaza terus berlanjut cukup sengit. Qatar sedang berusaha menggagalkan upaya Mesir untuk mengontrol secara penuh Jalur Gaza jika nanti tercapai gencatan senjata jangka panjang antara Israel dan Hamas.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, seperti diungkap harian Asharq al Awsat edisi Kamis (23/8/2018), telah bertemu secara rahasia dengan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman. Pertemuan berlangsung di Siprus, Juni lalu, dengan agenda membahas isu Jalur Gaza.
Stasiun televisi Israel, Saluran 10, mengungkapkan, Lieberman juga bertemu dengan Utusan Khusus Qatar untuk Jalur Gaza Sheikh Mohammed al-Emadi di Siprus. Pembicaraan mereka digelar seusai pertemuan Lieberman dengan Menlu Qatar.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani bertemu secara rahasia dengan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman.
Pertemuan rahasia pejabat tinggi Qatar dan Israel di Siprus digelar setelah muncul berita bahwa Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi dan PM Israel Benjamin Netanyahu bertemu diamdiam pada 2 Mei lalu. Kemungkinan besar pembicaraan mereka diadakan di kota wisata Sharm el-Sheikh, Mesir.
El-Sisi dan Netanyahu disebut membahas masa depan Jalur Gaza. Pembicaraan juga meliputi isu kemungkinan tercapainya kesepakatan gencatan senjata jangka panjang Israel-Hamas dengan sponsor Mesir dalam waktu tak lama lagi.
Pelabuhan Gaza
Qatar sangat khawatir Mesir bisa mengontrol penuh Jalur Gaza saat kesepakatan gencatan senjata jangka panjang itu tercapai. Dalam upaya mencegah Mesir mengontrol penuh Jalur Gaza, Qatar meminta Israel agar menjadikan klausul pembukaan pelabuhan Gaza untuk keperluan ekspor impor sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas dengan sponsor Mesir.
Menurut harian Asharq Al Awsat, tujuan Qatar meminta Israel membuka pelabuhan Gaza ialah agar Doha bisa menyuplai segala bentuk bantuan ke Jalur Gaza secara langsung melalui pelabuhan tanpa melewati pintu gerbang Rafah di Mesir. Jika hal ini terwujud, Qatar bisa menggagalkan ambisi Mesir untuk mengontrol penuh Jalur Gaza.
Qatar selama ini dikenal mempunyai pengaruh kuat di Jalur Gaza berkat hubungannya yang erat dengan Hamas dan Jihad Islami. Dalam waktu yang sama, Mesir memiliki pula pengaruh kuat di Jalur Gaza mengingat faktor geografis Mesir dan Jalur Gaza yang berbatasan langsung.
Bahkan, Mesir merupakan satu-satunya akses darat dari dan ke Jalur Gaza melalui pintu gerbang Rafah sehingga posisi Mesir sangat kuat. Kairo saat ini terus berusaha dengan segala cara mendepak atau mengurangi pengaruh Qatar di Jalur Gaza.
Hubungan Mesir-Qatar memburuk pasca-penggulingan Presiden Muhammad Mursi pada 13 Juli 2013. Qatar dikenal pendukung kuat Presiden Mursi dan jaringan Ikhwanul Muslimin (IM). Hubungan kedua negara mencapai titik paling buruk saat Mesir bersama Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain memblokade Qatar pada Juni 2017.
Kairo saat ini terus berusaha dengan segala cara mendepak atau mengurangi pengaruh Qatar di Jalur Gaza.
Sementara itu, Mesir kini dalam proses penyusunan tahap akhir rancangan kesepakatan gencatan senjata jangka panjang Israel-Hamas dengan imbalan pencabutan blokade Israel atas Jalur Gaza. Blokade ini berlangsung sejak 2007 setelah Hamas mengontrol penuh wilayah itu.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyah, dalam khotbah Idul Adha di Gaza City, tanggal 21 Agustus 2018, mengatakan, Hamas akan terus melakukan perundingan gencatan senjata dengan Israel untuk mengakhiri blokade atas Jalur Gaza. Menurut Haniyah, kesepakatan gencatan senjata tersebut tanpa ada harga politik yang dibayar Hamas, tetapi harus bisa mengakhiri blokade atas Jalur Gaza.
Delegasi Hamas dan faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza dijadwalkan mengunjungi Kairo setelah berakhirnya liburan Idul Adha. Kedatangan ini bertujuan melanjutkan pembicaraan terkait kesepakatan gencatan senjata jangka panjang dengan Israel.
Hamas akan terus melakukan perundingan gencatan senjata dengan Israel untuk mengakhiri blokade atas Jalur Gaza.
Israel kini mulai mengakui ada komunikasi antara Israel dan Hamas untuk mencapai solusi politik di Jalur Gaza. Deputi Menteri Perekonomian Israel Isaac Cohen yang berasal dari partai agama Shas menyampaikan informasi mengenai adanya komunikasi Israel-Hamas tersebut.
Cohen kepada radio militer Israel, Kamis, menegaskan, pernyataan bahwa tidak ada komunikasi antara Israel dan Hamas adalah bohong. Menurut dia, hanya ada solusi politik di wilayah itu.
Mahmoud Abbas
Gencatan senjata jangka panjang Israel-Hamas dengan sponsor Mesir yang hampir tercapai itu menyebabkan hubungan Mesir dengan Presiden otoritas Palestina Mahmoud Abbas menjadi tegang. Abbas menuduh kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza tidak melibatkan otoritas Palestina di Ramallah. Hal ini dinilainya hanya akan memperburuk perpecahan antara Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Abbas mengunjungi Qatar pada 9 Agustus lalu, menyusul memanasnya hubungannya dengan Mesir. Abbas lalu menyampaikan dukungan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam krisis hubungan negara itu dengan AS.
Pernyataan Abbas tersebut tidak bisa dilepaskan dari konteks di Timur tengah sekarang. Di kawasan tersebut sedang terjadi pertarungan sengit antara poros Qatar-Turki-Iran dan Mesir-Arab Saudi-Uni Emirat Arab.