Negosiasi Tanpa Terobosan, Perang Dagang AS-China Berlanjut
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·3 menit baca
Perang dagang antara China dan Amerika Serikat tampaknya tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Para pejabat kedua negara mengakhiri pembicaraan selama dua hari pada Kamis (23/8/2018) tanpa terobosan besar. Kondisi pelik perang dagang di antara dua raksasa ekonomi itu berlanjut, termasuk yang terbaru melalui aktivasi putaran penerapan tarif lain senilai 16 miliar dollar AS oleh kedua negara.
”Kami mengakhiri diskusi dua hari dengan pihak dari China dan bertukar pandangan tentang bagaimana mencapai keadilan, keseimbangan, serta timbal balik dalam hubungan ekonomi,” kata juru bicara Gedung Putih, Lindsay Walters, dalam pernyataan singkat melalui surel. ”Diskusi termasuk mengatasi masalah struktural di China dan kebijakan kekayaan intelektual dan transfer teknologi.”
Walters menambahkan, sejumlah pejabat tingkat menengah Trump yang berpartisipasi dalam perundingan akan menjelaskan kepada atasan mereka perihal proses dan hasil negosiasi terbaru kedua negara. Penasihat Menteri Keuangan untuk Urusan Internasional AS David Malpass memimpin delegasi AS. Sementara delegasi China dipimpin Wang Shouwen. Negosiasi kedua pihak adalah yang pertama sejak negosiasi terakhir mereka pada Juni lalu.
Sebelumnya, salah seorang pejabat senior Trump merasa pesimistis bahwa negosiasi itu akan sukses. Ia mengatakan, China belum menanggapi keluhan AS tentang dugaan penyelewengan properti intelektual dan subsidi industri AS.
”Agar kami mendapatkan hasil positif dari keterlibatan ini, sangat penting bahwa mereka (China) mengatasi keprihatinan mendasar yang kami telah angkat,” kata pejabat itu. ”Namun, kami belum melihat itu dan kami akan terus mendorong mereka untuk mengatasi masalah yang kami kumpulkan.”
Dalam pernyataan singkat pada Jumat (24/8/2018), Kementerian Perdagangan China mengatakan, kedua belah pihak berkomunikasi secara konstruktif dan jujur terkait masalah perdagangan, dan akan tetap berhubungan pada langkah-langkah berikutnya. Berbicara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang mengatakan bahwa negaranya tidak suka memberikan komentar ketika pembicaraan sedang berlangsung.
”Putaran perundingan perdagangan ini sama. Jika Anda ingin serius berbicara untuk hasil yang baik, Anda harus melakukannya dengan sungguh-sungguh, tidak perlu berbicara keras,” kata Lu.
Kementerian Perdagangan China mengatakan di Beijing bahwa mereka telah mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai putaran terakhir dari tarif AS. Kedua negara kini telah menargetkan 50 miliar dollar AS atas barang dari kedua pihak dan mengincar penerapan tarif serupa atas barang-barang lainnya. Hal itu semakin meningkatkan kekhawatiran para pelaku perdagangan global bahwa konflik bisa melemahkan pertumbuhan ekonomi global.
Para pejabat AS telah terbagi sikapnya. Di satu sisi, mereka sadar betapa susahnya menekan Beijing. Di sisi lain, Gedung Putih tampaknya percaya bahwa mereka memenangi perang dagang karena ekonomi China melambat dan pasar sahamnya jatuh.
Para ekonom memperkirakan setiap 100 miliar dollar AS impor yang terkena tarif akan mengurangi perdagangan global sekitar 0,5 persen. Mereka memproyeksikan dampak langsung pada pertumbuhan ekonomi China pada 2018 adalah 0,1-0,3 persen. Adapun bagi sisi AS, dampaknya diperkirakan bakal lebih besar pada tahun depan. (AP/REUTERS)