MEKKAH, KOMPAS -- Jemaah haji asal Indonesia mulai Senin (27/8/2018) ini berangsur pulang ke Tanah Air melalui Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi. Demi kelancaran penerbangan, jemaah diingatkan untuk mematuhi ketentuan beban bagasi yang dipatok maksimal 32 kg.
“Bagasi yang berlebihan akan dibongkar dan ditumpuk begitu saja di Bandara Jeddah. Pemerintah tidak lagi menyediakan anggaran untuk membiayai pengangkutan kelebihan barang-barang jemaah ke Tanah Air,” ujar Direktur Bina Haji Kementerian Agama Khoirizi H Dasir di Mekkah, Arab Saudi, Minggu (26/8).
Sejak lima tahun terakhir, pemerintah tak lagi menanggung pengangkutan barang-barang bawaan jemaah yang melebihi ketentuan. Sebelumnya, pemerintah masih berkompromi dengan membiayai pengangkutan kargo udara ke Tanah Air, bahkan hingga ke kabupaten/kota asal jemaah. Biaya pengangkutan itu bisa mencapai Rp 7 miliar – Rp 10 miliar. “Kini, ditegaskan lagi, tak ada lagi anggaran untuk itu,” kata Khoirizi.
Hari Minggu kemarin, Saudi Airlines dan Garuda Indonesia, melakukan penimbangan barang-barang bagasi jemaah sebelum berangkat dari hotel pemondokan masing-masing ke bandara di Jeddah. Kemenag melalui petugas di tiap sektor mengingatkan bahwa melebihi ketentuan bagasi tidak saja merepotkan jemaah bersangkutan, tetapi juga berisiko mengganggu jadwal penerbangan.
“Jemaah hanya dibolehkan membwa tas paspor, tas tentengan dengan berat maksimal 7 kg dan koper (bagasi) 32 kg. Juga dilarang membawa cairan (termasuk parfum) dan air zamzam melebihi 100 ml ke dalam tas tentengan kecuali obat-obatan,” demikian bunyi edaran yang ditandatangani Kepala Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji, Endang Jumali.
Khoirizi mengingatkan, acap kali penerbangan terlambat 1-2 jam hanya lantaran petugas bandara menelisik koper jemaah yang dianggap bermasalah, terutama kelebihan berat. Setiap tahun barang jemaah yang berlebihan menumpuk sampai 2-3 ton di bandara. Barang-barang yang dimaksud terutama berupa karpet, pakaian, dan aksesoris. Tidak diketahui, barang-barang tersebut disalurkan ke mana oleh otoritas bandara. “Tak perlu membeli buah tangan yang kira-kira tersedia juga di Indonesia,” kata Khoirizi.
Menyiasati kelebihan bagasi, sejumlah jemaah menyortir sendiri isi kopernya di lobi hotel sebelum ditimbang oleh petugas. Busana yang berbahan tebal dan berat dikeluarkan dari koper kemudian disisihkan. “Kita siapkan untuk dipakai saat menjelang terbang. Bersusun dan berlapis dua juga tidak apa-apa. Hitung-hitung sebagai peredam hawa dingin di kabin pesawat,” ujar seorang jemaah asal Padang, Sumatera Barat, di Hotel Kiswah, Jarwal, Mekkah.
Bandara kedatangan
Hari Senin ini, sebanyak 5.391 anggota jemaah haji asal Indonesia terbang pulang ke Tanah Air. Mereka terbagi dalam 13 kelompok terbang dari delapan debarkasi, dengan tujuh bandara kedatangan.
Minggu malam, Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kemenag, Nizar Ali, melepas secara jemaah Kloter PLM 1 (Palembang) dari sebuah hotel di Misfalah, Mekkah. Jemaah yang akan tiba di Bandara Sultan Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan itu dijadwalkan terbang dari Jeddah, Senin pagi pukul 08.15 (waktu setempat). Penerbangan ke Tanah Air diestimasi 9-10 jam.
Ke-13 kloter yang terbang hari Senin ini berasal dari delapan debarkasi, yakni Palembang, Surabaya, Jakarta/Bekasi, Batam, Padang, Jakarta/Pondokgede, Solo, dan Ujungpandang.
Namun titik kedatangan mereka adalah tujuh bandara yakni Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Juanda (Surabaya), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Hang Nadim (Batam), Minangkabau (Padang), Adisumarmo (Solo), dan Sultan Hasanuddin (Makassar). Debarkasi Jakarta/Bekasi dan debarkasi Jakarta/Pondokgede tiba di bandara yang sama, yakni Soekarno-Hatta (Cengkareng). (NAR)