logo Kompas.id
UtamaImpor Berlebih dan Merembes,...
Iklan

Impor Berlebih dan Merembes, Petani-Petambak Rugi

Oleh
FERRY SANTOSO/ C ANTO SAPTOWALYONO/ HENDRIYO WIDI/ M PASCHALIA JUDITH
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4tpNhu7h-decJYLICXIblrmp20s=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2FLahan-garam-Jepara.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Buruh memasukan garam ke karung di tambak garam di Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin (6/8/2018). Kini harga garam di daerah itu sekitar Rp 75.000 per kuintal.

CIREBON, KOMPAS -  Gula dan garam menjadi bagian  ironi defisit neraca perdagangan negeri ini. Akumulasi impor dan produksi dinilai melampaui kebutuhan, sementara sebagian barang merembes ke pasar konsumsi. Petani dan petambak jadi korbannya.

Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia,  Arum Sabil, Minggu (26/8/2018) menyebutkan, potensi izin impor gula mentah untuk produsen gula rafinasi dan gula konsumsi mencapai 7 juta ton tahun ini. Dengan rata-rata rendemen 95 persen, produksi gula mencapai 6,65 juta ton. Sementara produksi gula nasional 2,3 juta ton.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000