Peraturan Baru Sebabkan Pengungsi Venezuela Kian Sengsara
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
Akibat krisis, ribuan warga Venezuela, Jumat (24/8/2018), berusaha mengungsi ke Peru, sebelum diberlakukannya peraturan yang lebih ketat untuk mempersulit mereka masuk negara tersebut. Pria, perempuan, dan anak-anak kelelahan menyeret koper. Mereka berbaris di perbatasan Ekuador-Peru guna melewati pos imigrasi sebelum Sabtu. Di perbatasan, mereka akan diminta untuk menunjukkan paspor saat memasuki Peru.
Langkah baru oleh Peru ini mengikuti jejak negara-negara lain yang juga dibanjiri warga Venezuela. Peru mengatakan, langkah itu dilakukan untuk mengetahui siapa yang memasuki Peru dan apa yang terjadi pada mereka. Namun, kelompok-kelompok hak asasi memperingatkan, langkah ini hanya membuat migran mengambil rute lebih berbahaya.
Mengingat Peru tak berbatasan dengan Venezuela, migran mencoba mencapai negara itu lewat Ekuador atau Kolombia guna mendapatkan kehidupan lebih baik. Namun, paspor kini kian sulit diperoleh di Venezuela, apalagi inflasi diperkirakan 1 juta persen pada akhir tahun dan ada kekurangan pasokan bahan seperti kertas dan tinta.
PBB memperkirakan, 2,3 juta warga Venezuela mengungsi keluar negeri sejak 2014. Venezuela, pemiliki cadangan minyak yang besar, mengalami krisis ekonomi yang terus memburuk.
Banyak warga Venezuela meninggalkan negaranya melalui Kolombia. Dua tahun terakhir, lebih dari 1 juta warga Venezuela tiba di Kolombia. Ekuador mengatakan, sekitar 200.000 warga Venezuela yang kini tinggal di negara itu, sementara di Peru, pengungsi dari Venezuela meningkat pesat menjadi lebih dari 400.000 orang.
Ekonomi Peru diperkirakan tumbuh 4 persen tahun ini dan banyak warga Venezuela memiliki setidaknya satu keluarga di Peru. Sekitar 73.000 warga Venezuela telah diberi status hukum yang memungkinkan mereka tinggal dan bekerja di Peru.
Mantan Presiden Peru Pedro Pablo Kukzynski yang mundur di tengah skandal korupsi awal tahun ini merupakan salah satu tokoh vokal Amerika Selatan yang mengecam Presiden Venezuela Nicolas Maduro karena pelanggaran hak asasi manusia. Ia juga dinilai memaksakan pembentukan lembaga legislatif baru yang pro-pemerintah.
Di kota-kota besar Peru, seperti Lima, kini tak jarang warga Venezuela menjual kopi atau bermain musik di jalan. ”Terima kasih atas cinta yang kami terima,” kata Carlos Rodriguez, migran Venezuela yang memasuki Peru, pekan lalu.
Persyaratan masuk Peru yang lebih ketat muncul seminggu setelah Ekuador memberlakukan hal serupa: warga Venezuela harus menunjukkan paspor. Kolombia juga mengharuskan warga Venezuela memiliki paspor atau kartu perbatasan khusus, tetapi banyak yang masuk ke negara itu dengan menghindari pos perbatasan. Tak pelak, peraturan baru di Peru dan Ekuador mengakibatkan banyak warga Venezuela terperangkap di Kolombia.
Pejabat Kolombia mengatakan, persyaratan paspor dapat memisahkan keluarga yang mencoba untuk bersatu kembali di luar negeri.
Christian Kruger, Kepala Lembaga Migrasi Kolombia menyatakan, persyaratan paspor telah diberlakukan, tetapi pemerintah Venezuela tak menerbitkan paspor bagi warganya yang mengungsi. Hal ini sama dengan memicu persoalan baru.
Melempar batu
Kini ketegangan meningkat akibat arus masuk migran Venezuela yang besar. Banyak migran adalah warga miskin dan mau bekerja dengan dibayar lebih rendah dari upah minimum.
Di Brasil, penduduk kota perbatasan Paracaima melemparkan batu ke warga Venezuela dan membakar barang mereka setelah empat migran dituduh merampok dan menikam pemilik toko. Di Peru, calon walikota Lima, Ricardo Belmont, mengeluarkan pernyataan di televisi, tanpa menyertakan bukti, bahwa hanya 30 persen migran Venezuela di Peru memiliki kemampuan luar biasa. \
Sebagian besar migran memilih bertahan, meskipun harus menghadapi sentimen anti-orang asing. Beberapa di antara migran memilih untuk pulang ke Venezuela. (AP)