Rel Dwiganda Diharap Menjadi Solusi Penumpang Kereta
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS - Pembangunan double-double track atau jalur dwiganda di Cigombong dan Cicurug diharapkan menjadi solusi bagi warga untuk mudah sampai di Sukabumi. Ini berarti pembangunan tersebut dapat menambah jadwal keberangkatan kereta. Hingga saat ini, pembangunan dipusatkan pada pembebasan lahan dan ditargetkan selesai pada Desember 2018.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Senin (27/8/2018) mengatakan, pembangunan dwiganda ini diharapkan menjadi solusi bagi warga Bogor yang akan beraktivitas dengan KA Pangeango menuju Sukabumi. Dengan penambahan jalur, keberangkatan kereta akan diperbanyak. Selama ini keberangkatan kereta hanya tiga kali dalam sehari. Budi berencana menambahkan keberangkatan menjadi 12 kali.
Budi menyatakan, pembangunan ini masih fokus pada tujuh kilometer pertama jalur kereta. Jalur tersebut sedang dilakukan pembebasan tanah. Jalurnya adalah Cigombong hingga Cicurug yang berliku-liku dan melewati bukit. Selain itu, ada beberapa tanah warga yang ditempati warga. Pemecahan dua jalur di Cigombong hingga Cicurug ini telah berjalan selama 10 persen. Namun, Budi optimistis akhir tahun nanti, pembangunan akan rampung.
Hal penting lainnya, Menhub juga telah bernegosiasi dengan Asosiasi Pengusaha Air Mineral Indonesia agar nantinya distribusi air dapat dilakukan dengan kereta dan meminimalisir penggunaan truk. Sebab, salah satu penyebab kemacetan yang terjadi hingga di jalan Bogor menuju Sukabumi adalah dipadati truk dari pabrik-pabrik di Sukabumi.
"Pembangunan ini bisa menjadi cara meminimalisir kemacetan akses Bogor hingga Sukabumi. Harapannya, warga tidak perlu berlama-lama menunggu kereta, lalu bisa memilih waktu yang variatif. Saya juga meminta para pengusaha air mineral agar menggunakan kereta dan meminimalisir penggunaan jalur darat," Kata Budi di Jakarta.
Jadwal keberangkatan KA Pangrango saat ini hanya sebanyak tiga kali yakni, pukul 07.50, 13.10, dan 18.30 dari Bogor. Kereta tersebut terdiri dari 10-12 gerbong kelas ekonomi dan satu gerbong kereta Pangrango. Aktivitas kereta hari ini masih berjalan dengan biasa. Rencana perubahan jadwal terkait pembangunan rel dwiganda ini belum ada.
Kepala Stasiun Cigombong Junaedi mengatakan, pembangunan di Cigombong baru sebatas permulaan. Artinya, baru pada tahap pengukuran lahan, pembebasan tanah, dan perencanaan pembuatan jembatan. Junaedi yang dulunya Kepala Stasiun Cicurug mengatakan, pengerjaan ini dimulai sejak bulan Mei. Saat ini, ia belum dikabarkan oleh Daerah Operasi Kereta Api Indonesia (DAOP) I Jawa Barat terkait perubahan jadwal kereta yang berdampak dari proyek tersebut.
"Saat ini, kami belum diberitahu terkait perubahan jadwal dan penambahan kereta. Yang kami ketahui, pembangunan difokuskan pada jalur Cigombong hingga Cicurug. Sedangkan proyek tidak jauh dari stasiun," kata Junaedi.
Beberapa warga masih ada yang belum mengetahui terkait pembangunan jalur dwiganda tersebut. Soni (33) misalnya, warga Sukabumi ini sering beraktivitas ke Bogor dengan kereta. Ia tidak mengetahui adanya pembangunan itu. Namun, ia merasa senang bila pembangunan tersebut berdampak pada penambahan jadwal kereta. Sebab, ia selama ini terkendala waktu keberangkatan dan kepulangan dari Sukabumi.
"Saya belum tahu dengan pembangunannya. Tapi, kalau itu bisa berdampak baik, saya bahagia sekali. Dari Sukabumi keretanya itu pukul 05.15. Waktunya pagi sekali. Sedangkan saya pulang dari Bogor, pukul 16.00, tapi kereta dari Bogor 18.30. Kalau ada penambahan jam, saya dan warga lain pasti senang," kata dia.
Hal senada dirasakan oleh Gita (26), ia merasa keberangkatan kereta api menuju Sukabumi sangat kurang jadwal keberangkatannya. Ia mengatakan, setiap minggu harus ke Sukabumi. Kendalanya adalah kurang kereta malam dari Sukabumi menuju Bogor. Oleh sebab itu, pada malam harinya ia naik bus dengan waktu tempuh sekitar enam hingga tujuh jam.
"Saya ada meeting tiap minggu. Lalu, kalau naik kereta bisa nyaman. Cuma jamnya sangat memprihatinkan. Saat malam-malam, saya harus naik bus dan itu macet sekali. Kalau, ada jadwal kereta baru, saya harap bisa hingga malam," ujarnya.
Pembangunan rel dwiganda ini dilakukan dari pukul 07.00 hingga 17.00. Pusat proyek pembebasan tanah dilakukan di rel yang berada di Jalan Pasawahan, Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Titik tersenut berada di belakang komplek ruko Cicurug di seberang PT Indolakto. Jarak dengan stasiun kira-kira 500 meter. Mobil pengeruk tanah yang berada di sana sebayak satu buah. Pengerukan tanah tidak memengaruhi jalannya kereta dan akses jalan raya.
Hal itu kontras dengan Jalan Raya Sukabumi-Bogor yang terpantau padat dari pagi hingga malam. Kendaraan besar dominan memenuhi ruas jalan yang lebarnya tidak sampai 200 meter.
Aktivitas di Stasiun Paledang Bogor pun belum terlihat apa-apa. Hanya terlihat calon penumpang yang menunggu kereta datang. Mereka rela berlama-lama di stasiun, agar tidak ketinggalan kereta. Waktu menunggu mereka biasanya satu hingga dua jam sebelum keberangkatan. (JOHANNES DE DEO CC/DIONISIO DAMARA)