Kurang Matang, Tim Takraw Indonesia Gagal Raih Emas
Oleh
Rhama Purna Jati
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Tim takraw Indonesia harus puas hanya menyabet medali perak dari nomor regu sepak takraw putra setelah takluk dari Malaysia 2-1 (21-18, 20-22, 11-21) di babak final. Belum matangnya mental bertanding pemain menjadi penyebab kekalahan Indonesia pada pertandingan kali ini.
Pelatih Takraw Indonesia Asry Syam menjelaskan, kurang matangnya pemain dalam bertanding menjadi penyebab Indonesia belum memperoleh hasil optimal. Memperbanyak kompetisi merupakan satu-satunya cara untuk meningkatkan kematangan pemain.
Walau hanya mendapat perak, dirinya cukup puas lantaran ini merupakan sejarah baru di mana tim takraw Indonesia dapat menembus final dan memperoleh medali perak. ”Ini menunjukan perkembangan atlet sudah cukup signifikan,” katanya.
Memiliki ambisi membalas kekalahan dari Malaysia di semifinal nomor tim regu, Indonesia bermain menekan sejak awal. Di set awal, Hardiansyah Muliang didapuk sebagai feeder, Abdul Halim dipercaya untuk mejadi tekong, dan Nofrizal bertugas menjadi menjadi killer di bagian depan.
Strategi ini cukup efektif. Beberapa kali tendangan servis Abdul Halim memberikan angka bagi Indonesia. Sementara tendangan keras dari Nofrizal juga menambah angka.
Namun, pertandingan ini tidak mudah. Tim Malaysia juga diperkuat pemain terbaiknya. Di posisi tekong diisi Abdul Razak, feeder oleh Farhan Adam, dan killer diisi Mohammad Azlan. Sejak menit awal, pertandingan sudah sangat seru. Kejar-kejaran angka terus terjadi.
Suasana penonton yang tampak riuh juga menambah ketegangan pertandingan. Kombinasi Nofrizal, Abdul, dan Muliang mampu membawa Indonesia unggul di babak pertama 21-18.
Di set kedua, pertandingan tak kalah menegangkan. Untuk menambah kekuatan, pelatih takraw Indonesia, Asry Syam, mengganti posisi tekong dari Abdul Halim menjadi Victoria Eka Prasetya.
Di awal set kedua, Indonesia sempat unggul 2-0. Namun, pertahanan Malaysia yang kuat ditambah serangan Azlan yang cukup tajam membuat Indonesia tertinggal 5 angka, 3-8. Setelah mendapatkan pengarahan dari pelatih Asry Syam dan dukungan penonton Indonesia, Indonesia unggul tiga angka dari Malaysia, 18-15.
Namun, servis yang kurang baik dari Victoria memberikan angka bagi Malaysia, 19-19. Pada saat genting, Indonesia gagal membendung smes dari pemain Malaysia, 20-19 untuk keunggulan Malaysia.
Pada akhir set kedua, smes Malaysia diblok dan bola dianggap keluar. Asry Syam menggunakan haknya untuk challenge line. Dari hasil pemantauan kamera, bola dinyatakan masuk. Wasit memutuskan bola masuk 20-20. Saat poin genting, Victoria melakukan kesalahan servisnya gagal. Akhirnya, Malaysia dapat mengambil set kedua dengan skor 22-21.
Di babak ketiga, Malaysia semakin tak terbendung, sejumlah smes masuk keras di lapangan Indonesia. Indonesia tertinggal 2-8. Melihat kondisi yang kritis, Asry mengganti Nofrizal dengan kapten tim, Herson. Indonesia sempat mengejar 3 angka menjadi 5-8. Namun, tim Malaysia semakin beringas dan melaju mulus 12-7.
Ke depan, pihaknya akan mengoptimalkan hasil dari nomor kuadran, baik putra maupun putri. Dalam nomor ini Indonesia masih memiliki peluang lantaran Thailand dan Malaysia tidak ikut serta.
Namun, pihaknya tetap mewaspadai keberadaan Myanmar di kuadran putri, dan Laos di kuadran putra. Kedua negara ini pernah mengalahkan Indonesia.