Kerangka Jembatan Penyeberangan Multiguna di Tanah Abang Selesai Hari Ini
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemasangan kerangka jembatan penyeberangan multiguna Tanah Abang di zona pertama Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, selesai Rabu (29/8/2018). Meskipun sebagian ruas Jalan Jatibaru Raya sebagai area berjualan menjadi lebih semrawut, pembangunan jembatan ini disambut baik oleh para pedagang di Pasar Tanah Abang.
Pembangunan kerangka jembatan penyeberangan multiguna (JPM) di zona di sudut Blok G Pasar Tanah Abang tersebut dimulai sejak pekan pertama Agustus 2018. Pemimpin Proyek JPM Tanah Abang Stefani Dwi Handamari mengatakan, hari ini pemasangan kerangka sudah rampung.
Rabu siang, beberapa pekerja menata besi-besi baja untuk dibentuk sebagai tiang-tiang penyangga di Jalan Jatibaru Raya. Beberapa pekerja lain berada di bagian atas kerangka untuk mengukur jarak antarsudut kerangka besi jembatan.
Seorang pekerja konstruksi, Subur (46), mengatakan, dirinya bekerja setiap hari dalam seminggu, pukul 08.00-20.00. ”Kalau lembur, bisa kerja sampai pukul 22.00,” katanya.
Mereka tidak diberikan hari libur. Namun, jika ingin libur, ujar Subur, mereka harus terlebih dulu izin atau melapor kepada mandor. ”Libur tergantung pada masing-masing pekerjanya,” ujar Subur.
Sebelumnya, Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan memastikan, perkembangan lokasi pemasangan kerangka JPM di zona A sudah sesuai dengan yang direncanakan.
”Sudah masuk ke tahap on site dan erection, artinya material baja sudah dirangkai dan dipasang sesuai rancangan,” kata Yoory.
Pembangunan JPM di empat zona ini direncanakan rampung pada 15 Oktober mendatang.
Staf Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan Her Pramtama mengatakan, pengerjaan proyek itu dilaksanakan tanpa menghambat aktivitas perdagangan di kawasan niaga Tanah Abang.
Her menuturkan, pembangunan JPM terbagi dalam empat zona sepanjang 400 meter di Jalan Jatibaru Raya. Beberapa pedagang kaki lima di dekat area zona A digeser ke zona B hingga D yang mengarah ke sebelah utara hingga mendekati flyover.
”Kami optimistis bisa selesai pada 15 Oktober. Para pedagang juga sangat kooperatif,” ucap Her ketika dihubungi via telepon, Rabu siang.
Ia mengatakan, dari 400 meter bagian Jalan Jatibaru Raya sebagai lokasi proyek, tersisa sekitar 80 meter area kosong. ”Jadi, bagian kosong itu kami coba manfaatkan untuk tempat penggeseran sebagian pedagang,” lanjutnya.
Sebagai pelaksana proyek, PD Pembangunan Sarana Jaya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk penataan pedagang dan pengaturan lalu lintas.
Stefani mengatakan, bekerja sama dengan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta Perdagangan, dilakukan sosialisasi pelaksanaan proyek kepada pedagang.
Sementara untuk pengaturan lalu lintas, ujar Her, pihaknya dibantu oleh dinas perhubungan.
Bus Metro Trans berwarna jingga untuk memudahkan warga yang hendak berkunjung ke kawasan niaga Tanah Abang. Bus ini melayani warga pukul 08.00-15.00 setiap hari.
Rabu siang, para penumpang di bus Metro Trans lebih banyak diisi kaum perempuan. Mereka umumnya turun di perhentian bus di area Blok A Pasar Tanah Abang untuk berbelanja. Di dalam bus tersebut, terdapat layar monitor yang menampilkan video rencana Penataan Kawasan Pasar Tanah Abang yang mencakup rancangan pembangunan JPM Tanah Abang.
Di salah satu sisi Jalan Jatibaru Raya yang dipayungi peneduh warna-warni, Akmal (28), penjual pakaian, mengatakan tetap dapat berjualan dengan tenang di tepi trotoar.
Akmal menyebutkan, pengerjaan proyek jembatan biasanya malam hari sehingga tak mengganggu. ”Kalau siang, pekerja lebih banyak istirahat,” ujarnya. Ia juga tidak mempersalahkan pengaturan lokasi berjualan selama pembangunan JPM itu.
Sementara sekitar 20 meter dari lokasi, Rudi (64), pemilik warung makan di Jalan Jatibaru Raya Kavling 85 Los C, menilai, kondisi pasar belakangan makin semrawut. Ini tak terlepas dari kebijakan penataan kawasan pasar di Jalan Jatibaru Raya, juga proyek JPM Tanah Abang.
”Tambah semrawut,” kata Rudi mengeluhkan suasana jalan di depan warungnya. Di depan warungnya, berderet pedagang pakaian dan aksesori seperti tas dan baju gamis perempuan. Sebagian jalur pejalan kaki, termasuk bagi tunanetra, menjadi tempat lapak dan akses pengunjung.
Kondisi itu tentu akan berubah apabila JPM Tanah Abang usai dibangun. Menurut rencana, JPM itu akan mengatasi kesemrawutan di kawasan niaga Tanah Abang.
Selain menyambungkan moda transportasi kereta dengan mobil atau bus angkutan umum, JPM juga memudahkan akses perdagangan di Pasar Tanah Abang. Sebagian area jembatan juga nantinya akan menjadi lokasi untuk berdagang.
Para pedagang menyambut baik pelaksanaan proyek tersebut. Seperti dikatakan Her, ”Mereka (para pedagang) berpikir positif sebab nantinya mereka juga yang merasakan manfaatnya.” (ROBERTUS RONY SETIAWAN)