Raksasa Otomotif Toyota Kucurkan 500 Juta dollar AS untuk Uber
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
Toyota akan mengucurkan dana sekitar 500 juta dollar AS (Rp 7,3 triliun) ke perusahaan Uber sebagai bagian dari kesepakatan untuk bekerja sama dalam produksi massal kendaraan self-driving atau tanpa pengemudi. Demikian disampaikan oleh Toyota dalam pernyataan pada Selasa (28/8/2018).
Para analis mengatakan bahwa langkah itu menunjukkan Toyota sedang bergerak cepat menuju masa depan mobil tanpa pengemudi. Kompetisi masa depan ini melibatkan perusahaan otomotif teratas dunia serta raksasa teknologi seperti Google dan Alibaba.
Para analis mengatakan bahwa langkah itu menunjukkan Toyota sedang bergerak cepat menuju masa depan mobil tanpa pengemudi.
Teknologi dari kedua perusahaan akan diintegrasikan ke dalam kendaraan Toyota yang dibangun khusus dan disebarkan pada platform Uber, platform sharing, dengan peluncuran uji coba pertama untuk 2021. Ratusan kendaraan akan terlibat dalam fase pertama itu.
"Kesepakatan itu merupakan yang pertama bagi Uber dan memberi sinyal komitmen kami untuk membawa teknologi kelas dunia ke jaringan Uber," kata CEO Dara Khosrowshahi.
Kesepakatan itu muncul setelah layanan taksi Uber via telepon seluler mulai berupaya untuk mengembangkan teknologi kendaraan otonom. Namun, Uber menangguhkan program mobil self-driving setelah kecelakaan pada Maret lalu yang menewaskan perempuan yang sedang mendorong sepeda di jalan di Arizona, AS.
Kesepakatan itu muncul setelah layanan taksi Uber via telepon seluler mulai berupaya untuk mengembangkan teknologi kendaraan otonom.
Bulan lalu, Uber yang berpusat di San Francisco mengambil langkah untuk memulai kembali program, menempatkan mobil self-driving kembali ke jalan dalam "mode manual", dengan pengemudi di belakang stir setiap saat. Pengujian ini akan memungkinkan Uber untuk mengumpulkan data tentang berbagai skenario yang akan dibuat ulang dalam simulasi komputer, dan mengembangkan pemetaan yang lebih akurat untuk kendaraan.
Kendaraan otonom
Uber adalah salah satu dari sejumlah perusahaan mobil dan teknologi yang berlomba menuju masa depan, saat bermunculan kendaraan tanpa pengemudi. Artinya, kendaraan otonom (self-driving) yang diproduksi secara massal akan dimiliki dan dioperasikan oleh operator armada pihak ketiga yang disetujui bersama.
Hans Greimel, editor Asia untuk spesialis publikasi Automotive News, mengatakan bahwa Toyota bersiap-siap untuk menciptakan kendaraan otonom. "Mereka kini merasakan tekanan dan mereka benar-benar mengalihkan perhatian ke bidang ini," tuturnya.
"Bidang ini terbuka lebar dan semua orang berebut untuk bisa ikut. Mungkin Toyota merasakan krisis, mungkin mereka memiliki awal yang buruk, tetapi saya tidak merasa Toyota ketinggalan," ungkap Greimel.
Investor menyambut baik berita tersebut dan mendorong saham Toyota naik 1,86 persen menjadi 7,096 yen. Toyota telah menginvestasikan jumlah yang dirahasiakan di Uber pada tahun 2016 melalui anak perusahaannya, Toyota Financial Services. Greimel menyampaikan, uang tunai adalah daya tarik utama bagi Uber.
"Saya pikir apa yang mereka harapkan dari Toyota adalah uang. Itu lebih dari apa pun," papar Greimel. Namun, ia menambahkan bahwa Toyota yang konservatif justru memperlambat gerak Uber.
"Toyota dikenal karena keamanannya dan lebih konservatif, tetapi hal itu bisa menjadi kerugian bagi perusahaan Silicon Valley yang sangat cepat dan gesit serta membuat keputusan cepat. Toyota perlu memeriksa ulang semuanya dan ini mungkin memperlambat mereka," tutur Greimel.
Khosrowshahi juga mencari kendaraan skuter dan sepeda listrik untuk perjalanan dalam kota yang lebih singkat. Meskipun dia mengakui langkah itu kemungkinan akan membebani keuangan perusahaan dalam waktu dekat. Dia mengatakan kepada Financial Times bahwa hal itu masuk akal sebagai strategi jangka panjang. (AFP)