Penyelenggaraan Asian Games 2018 turut membentuk pola baru bertransportasi di Jakarta. Berawal dari pembatasan akses kendaraan pribadi, panitia atau penonton mencoba angkutan umum. Kemudahan dan keluasan akses angkutan umum pun membuat pengguna jatuh hati.
Rabu (29/8/2018) siang, 16 orang berkaos putih berlogo Asian Games keluar dari Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat. Mereka menuju Jalan Tentara Pelajar di dekat kompleks DPR-MPR RI. Tidak jauh dari sana, bus transjakarta tujuan Bundaran Senayan baru saja berhenti di titik pengumpan. Mereka segera menaiki bus tersebut.
Alvin, salah seorang dalam rombongan, mengatakan, mereka berangkat bersama dari Stasiun Pondok Ranji, Tangerang Selatan, menuju Gelora Bung Karno (GBK). Mereka hendak memberikan dukungan bagi tim voli putri Indonesia. Pekerja jasa konsultan arsitektur ini telah merencanakan perjalanan dengan transportasi massal. "Ini cara kami untuk mendukung Asian Games dan penggunaan transportasi umum," kata Alvin.
Rombongan keluarga lain yang hendak menuju GBK untuk merasakan keramaian Asian Festival juga memanfaatkan bus transjakarta dari Stasiun Palmerah. Lariska (29) datang bersama empat anggota keluarganya dari Cibinong, Bogor, menggunakan KRL. "Sebelumnya, saya cari di internet, stasiun mana yang dekat dengan GBK dan selanjutnya naik apa," kata dia.
Sempat menunggu bus gratis transjakarta di sekitar GBK, mereka akhirnya menggunakan bus pengumpan reguler yang lebih cepat tersedia.
Baik Alvin dan Lariska mengaku lebih nyaman menggunakan transportasi massal tersebut karena cepat mengantarkan mereka ke tengah kota Jakarta.
Hal ini juga dirasakan Evi (56) yang ingin memenuhi rasa penasarannya menonton pertandingan Asian Games di GBK. Ibu asal asal Ciputat, Tangerang Selatan, ini terbantu dengan bus transjakarta rute Ciputat-Bundaran Hotel Indonesia yang melalui GBK.
Menaiki bus transjakarta menuju GBK juga menjadi pengalaman baru bagi Inah (59) dan dua kawannya. Warga Ciledug, Tangerang, ini memiliki akses langsung bus ke GBK. Hanya mereka harus menunggu agak lama karena jumlah bus sedikit.
Adapun Lahmi, relawan tiket di arena Gelanggang Olahraga Bulungan, Jakarta Selatan, mulai rutin menggunakan bus transjakarta. Untuk berangkat kerja, ia naik KRL dari Stasiun Pondok Cina, Depok, dan turun di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Dari situ, ia melanjutkan perjalanan dengan bus transjakarta menuju Blok M.
"Bus di koridor ini banyak armadanya. Jadi nggak perlu lama nunggu," kata Lahmi.
Relawan venue Asian Games Asdi Nover juga memanfaatkan kombinasi KRL dan bus transjakarta untuk pulang pergi dari tempat tinggalnya di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, menuju Velodrome di Rawamangun, Jakarta Timur.
"Kalau sudah tahu rute-rutenya, lebih enak naik transportasi umum," ujar Asdi yang mengaku lebih biasa bepergian dengan sepeda motor.
Kepala Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Wibowo menyebutkan adanya kenaikan jumlah penumpang bus transjakarta selama Asian Games 2018. Pada Senin (27/8), jumlah penumpang menyentuh angka tertinggi yakni 676.493 penumpang.
Sekitar 30 persen pengguna transjakarta memakai bus Koridor 1 rute Blok M-Kota, yang melewati GBK.
Peningkatan jumlah penumpang juga terasa di Stasiun KRL Palmerah yang dekat dengan GBK. Vice President Corporate Communication PT KAI Commuter Jabodetabek (KCI) Eva Chairunisa mengatakan, kenaikan jumlah penumpang KRL tercatat saat ada acara atau pertandingan tertentu di GBK.
Pada 18 Agustus, saat pembukaan Asian Games, misalnya, Stasiun Palmerah melayani 13.342 penumpang atau naik dibandingkan Sabtu pekan sebelumnya yang berjumlah 12.107 penumpang.
Saat final bulutangkis, 28 Agustus, tercatat 26.162 penumpang di stasiun ini, atau naik dibandingkan Selasa dua pekan lalu yang berjumlah 24.824 penumpang.
Pemandu perjalanan
Pelayanan tambahan juga disediakan di bus transjakarta dan KRL untuk membantu pengguna baru.
Petugas Pelayanan Kereta (PPK) di KRL, misalnya, menambahkan informasi mengenai stasiun mana yang dekat dengan lokasi penyelenggaraan Asian Games. Info serupa ditayangkan di layar sejumlah kereta.
Di bus transjakarta, ada 125 relawan yang ditempatkan di sejumlah halte. Di Halte GBK, misalnya, terdapat 3-4 relawan yang mengenakan selempang biru bertuliskan \'volunteer\'.
"Tugas kami memberi informasi pada pada pengguna bus terkait rute transjakarta," kata M Mughni, salah satu relawan.
Mereka juga dipersiapkan membantu tamu asing. Karenanya, kemampuan berbahasa Inggris menjadi prasyarat rekrutmen relawan.
Kemudahan dan pelayanan angkutan umum diharapkan berlanjut setelah Asian Games. Dengan begitu, kebiasaan memakai angkutan umum pun tercipta di Asian Games 2018. (Erika Kurnia)