Untuk ketiga kalinya, besi penutup gorong-gorong di terowongan Mampang-Kuningan dicuri. Polisi menduga pelakunya adalah jaringan terorganisasi. Mereka mengelabui petugas serta minimnya pengawasan di tempat tersebut pada dini hari.
Sejak awal terowongan diresmikan, besi-besi berongga yang menutupi saluran air di terowongan sudah menjadi sasaran pencuri. Besi berongga itu diletakkan di pinggir jalan di sepanjang terowongan. Namun, pencuri selalu menyasar lokasi di bagian bawah terowongan. Mungkin karena lokasinya tertutup, aksinya tidak diketahui orang lain. Saat melintas di turunan itu pun, kendaraan cenderung berkecepatan tinggi.
Berdasarkan catatan Dinas Bina Marga DKI, besi pertama kali hilang pada 31 Mei 2018. Saat itu, pencuri mengambil 25 besi penutup saluran. Kurang dari sebulan, tepatnya pada 22 Juni 2018, pencuri kembali beraksi dengan mengambil sembilan penutup gorong-gorong. Seolah tak kapok, pencuri kembali mengambil beberapa besi penutup di ruas jalur Kuningan-Mampang, Rabu (22/8/2018).
”Kalau saya lihat, itu gampang ngambilnya karena besi penutup cuma dipasangkan. Tidak ada las, dan tidak ada kuncinya. Pencuri pun sangat mudah dan cepat membongkarnya,” ujar Alif (27), warga di sekitar lokasi, Rabu (29/8/2018).
Polisi pun kesulitan mengungkap kasus tersebut meski sudah terjadi tiga kali di tempat kejadian yang sama. Kepala Polsek Mampang Prapatan Komisaris Tri Harijadi mengatakan, untuk mengungkap kasus tersebut Polsek Mampang Prapatan dibantu aparat dari Polres Metro Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya. Kasus tersebut menjadi atensi karena diunggah di media sosial dan menyebar secara viral. Pihak kontraktor yang saat ini masih memelihara terowongan itu, yaitu PT Adhi Karya, pun sudah melaporkan kejadian tersebut.
”Saya sudah mencari barang tersebut di sekitar lapak barang loak di lokasi, tetapi kami belum menemukannya. Saksi mata juga minim karena aksi dilakukan pada malam hari,” ujar Tri Harijadi.
Tri juga sudah mengumpulkan informasi terkait dengan perkiraan harga besi gorong-gorong. Menurut para pemilik lapak barang loak, besi penutup gorong-gorong diperkirakan seberat 4-5 kilogram dan bisa dijual Rp 750.000-Rp 1 juta. Ia juga mendapatkan informasi dari kontraktor bahwa pencurian besi penutup gorong-gorong di sekitar lokasi proyek kerap terjadi. Di beberapa lokasi yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya, besi penutup gorong-gorong memang kerap dicuri.
Sementara itu, Erik (29), karyawan toko besi tua di sekitar lokasi, mengatakan, besi gorong-gorong di terowongan Mampang-Kuningan ada dua jenis. Ia memperkirakan ukurannya antara 80 x 40 sentimeter dan 60 x 20 sentimeter. Jika dijual di lapak, perkiraan harganya bisa mencapai 200.000.
Namun, Erik mengatakan, sejak besi penutup gorong-gorong hilang, belum pernah ada orang yang menawarkan barang tersebut ke lapaknya. Bahkan, lapaknya juga pernah diperiksa oleh anggota Satpol PP. Menurut dia, lapaknya tidak pernah menerima barang yang dijual dari sumber mencurigakan. Selama ini, pemilik lapak selalu menanyakan dari mana asal barang yang dijual.
”Kalau jualnya malam, orangnya mencurigakan, pasti kami tolak. Kami juga tidak mau nanti dibawa-bawa dalam kasus pencurian itu,” kata Erik.
Kepala Seksi Pengendalian Simpang Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Hananto mengatakan, untuk mengantisipasi kasus pencurian berulang, pihaknya sudah memasang 12 kamera pengintai (CCTV). Pada saat kejadian, CCTV memang belum terhubung ke server di Jakarta Smart City. Namun, sejak pekan ini CCTV sudah terhubung dengan server Jakarta Smart City sehingga aktivitas di lokasi dapat dipantau.
”Sebenarnya penutup besi itu juga sudah kami las, tapi mungkin pencurinya memang niat, jadi bisa saja membongkarnya,” kata Hananto.
Untuk mengantisipasi kecelakaan di jalan karena besi penutup hilang, Dinas Bina Marga juga sudah memasang baja penutup. Hal itu dilakukan supaya tidak ada kendaraan terperosok ke lubang saluran air. Hananto memastikan sejak besi penutup dicuri belum pernah ada korban yang terperosok ke dalam gorong-gorong.
”Kami juga sudah meminta kepada kepolisian, sekuriti, dan penguasa wilayah untuk meningkatkan keamanan di lokasi. Kalau memang ada aktivitas mencurigakan segera laporkan,” kata Hananto.