Ditjen Pajak Raih Gelar “Digital Transformer of The Year” dari IDC
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan RI meraih gelar “Digital Transformer of The Year” 2018 Indonesia dari perusahaan konsultan teknologi International Data Corporation. Transformasi digital yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dinilai telah meningkatkan efisiensi sekaligus meningkatkan produktivitas institusi negara tersebut.
Penghargaan diberikan kepada Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Ditjen Pajak Iwan Djuniardi dalam acara International Data Corporation (IDC) Indonesia Digital Transformation Awards (DXa) pada Kamis (30/8/2018) malam di Jakarta.
“Ini sangat mengejutkan bagi saya, terlebih lagi, kami adalah satu-satunya PNS di sini, yang kental dengan kultur birokratik. Jadi, saya tidak bisa membayangkan bahwa kami meraih penghargaan ini,” kata Iwan usai menerima trofi penghargaan yang diberikan oleh Managing Director IDC Asean Sudev Bangah.
“Ini sangat mengejutkan bagi saya, terlebih lagi, kami adalah satu-satunya PNS di sini, yang kental dengan kultur birokratik. Jadi, saya tidak bisa membayangkan bahwa kami meraih penghargaan ini.”
Iwan mengatakan, penghargaan ini akan menjadi pelecut semangat untuk meningkatkan kualitas sistem teknologi di Ditjen Pajak sehingga dapat melayani masyarakat dengan lebih baik, sekaligus turut membangun negara.
Ditjen Pajak meraih gelar tersebut dengan menyisihkan nominasi lainnya seperti bank multinasional DBS, Bank Danamon, Bank BNI, Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta Smart City, dan Perum Peruri.
Kategori ini diberikan kepada perusahaan atau institusi yang telah menunjukkan keberhasilan dalam proyek-proyek hasil sinergi antara operasional bisnis dan manajemen teknologi informasi. Bentuk sinergi yang dimaksud adalah suatu produk atau layanan yang bersifat digital dan berkelanjutan.
Dalam keterangan tertulisnya, IDC menilai Ditjen Pajak telah memanfaatkan teknologi digital untuk memberikan proses yang lebih efisien sekaligus meningkatkan jumlah pembayar pajak. IDC juga mengapresiasi, transformasi digital yang dilakukan Ditjen Pajak juga berhasil untuk mendeteksi transaksi penipuan, meningkatkan keterlibatan masyarakat sekaligus menerapkan transparansi dalam proses penerimaan pajak.
Managing Director IDC Asean Sudev Bangah menambahkan, yang membuat transformasi digital di Ditjen Pajak layak diapresiasi adalah penggunaan KPI atau key perfomance index (indikator kinerja utama).
“Pada Ditjen Pajak, kami melihat benar-benar ada integrasi antara business unit dan penerapan IT, serta KPI. Dengan adanya KPI, transformasi digital dapat diukur manfaat dan keuntungannya,” kata Sudev saat ditemui usai acara penganugerahan gelar.
Sudev mengatakan, seluruh perusahaan-perusahaan yang masuk dalam pertimbangan IDC DXa ini telah melewati proses penilaian. Ia menuturkan, dalam penilaian ini pihaknya berdiskusi dengan para ahli dan analis di tingkat Indonesia dan Asia Pasifik. “Kami juga menyiapkan 200 kriteria penilaian,” kata Sudev.
Enam gelar lainnya
Selain gelar Digital Transformer yang diraih Ditjen Pajak, IDC juga menganugerahkan enam gelar lainnya untuk institusi-institusi Indonesia yang dinilai berhasil mengaplikasikan teknologi digital ke dalam operasi bisnis mereka.
Gelar Digital Disruptor of the Year diterima oleh perusahaan finansial teknologi OVO Analytics. OVO dinilai telah sukses mengaplikasikan teknologi big data dalam melayani penggunanya. Pada 2017, gelar ini diraih oleh Grab Indonesia.
Bank DBS Indonesia meraih gelar Omni-experience Innovator of the Year. Bank DBS Indonesia diyakini telah menyajikan layanan finansial digital yang inovatif melalui produk Digibank by DBS. DBS memperkenalkan cara baru perbankan dengan menerapkan teknologi keamanan biometrik dan kecerdasan buatan.
Perusahaan rintisan Tokopedia meraih gelar Talent Accelerator of the Year. Tokopedia dinilai telah berhasil melakukan manajemen talenta pekerjanya dengan baik. IDC mencatat jumlah anggota tim Tokopedia tumbuh 12 kali lipat dalam rentang waktu 30 bulan sejak peluncuran.
Gelar Information Visionary of the Year diterima oleh perusahaan teknologi finansial Finaccel dengan layanan Kredivo. Finaccel dianggap telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola informasi dan data sebagai sebuah aset digital melalui analisis big data.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) meraih gelar Operating Model Master melalui layanan BRISPOT. Layanan tersebut dianggap telah berhasil menjadi contoh dalam proses pengintegrasian teknologi informasi dalam peningkatan produktivitas perusahaan. BRISPOT BRI adalah platform digital yang memungkinkan BRI meningkatkan jumlah pengajuan kredit mikro sekaligus mempercepat pemrosesan pengajuan dan persetujuan pinjaman.
Penghargaan Digital Transformation (DX) Leader of the Year diraih oleh Kepala UPT Pusat Komputer Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta. IDC menilai Danny telah menjadikan Unika Atma Jaya sebagai sebuah smart campus. Penerapan teknologi augmented reality dan virtual reality untuk mendukung pembelajaran dan pembelajaran jarak jauh serta penggunaan chatbots untuk memberikan pengumuman kepada mahasiswa. Kebijakan-kebijakan ini dinilai telah menghasilkan efisiensi biaya dan meningkatkan kepuasan para pemangku kepentingan.