Menteri Pertanian Janji Dorong Bulog Serap Beras Petani
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS – Kementerian Pertanian menjanjikan terus mendorong Perum Bulog menyerap beras petani dengan harga yang ditentukan. Hal ini diyakini menjaga harga penjualan dari petani tak meluncur jatuh akibat adanya beras impor.
“Kami minta ke Bulog supaya serap terus dengan harga dasar Rp 8.030 perkilogram beras, jangan di bawah itu,” kata Amran di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (30/8/2018).
Bulog dinilai mampu melakukannya karena ada penyertaan modal negara senilai Rp 3 triliun tahun ini. Langkah ini juga mengamankan pasokan beras di Bulog, tidak merugikan petani, dan menjaga ketersediaan pasokan beras warga.
Masalahnya, impor komoditas-komoditas pangan dikhawatirkan akan semakin menekan petani. Sebab, impor dilakukan saat harga pangan dalam negeri anjlok. Kementerian Pertanian memprediksi produksi beras tahun ini akan mencapai 47 juta ton, sedangkan kebutuhan hanya 33 juta ton.
Dengan demikian, semestinya akan ada surplus 14 juta ton. Namun, impor sampai 21 Agustus 2018 sudah mencapai 1,21 juta ton. Harga pun relatif fluktuatif kendati pemerintah menyatakan inflasi terjaga di angka 3,5 persen.
Menurut Amran, semestinya paceklik sudah bisa diatasi. Dulu, paceklik terjadi pada November, Desember, dan Januari akibat luas tanam di tiga bulan sebelumnya Juli, Agustus, September hanya separuh dari kebutuhan, yakni 500.000 hektare. Akibatnya, produksi hanya 1,5 juta ton, padahal kebutuhan perbulan 2,5 juta ton.
Sekarang, kata Amran, luas tanam per bulan adalah satu juta hektar pada Juli dan Agustus. Adapun September, di musim hujan, luas tanam harus naik menjadi 1,5 juta sampai 2,5 juta hektare. Hal ini diklaim Amran sudah dilakukan sehingga inflasi akibat bahan konsumsi terjaga dan harga pangan di masa Ramadhan relatif stabil.
Di sisi lain, kekeringan mulai meluas dua bulan terakhir. Akibatnya, produksi pangan bisa terganggu. Kementan mencatat awal Agustus sampai 24 Agustus 2018, luas lahan padi yang kekeringan mencapai 134.790 hektar. Adapun bulan sebelumnya, luasan yang kekeringan 115.371 hektar.
Pantauan Kompas, petani di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, belum bisa memulai musim tanam akibat musim kemarau panjang. Hal serupa terjadi di Magelang dan Temanggung Jawa Tengah serta beberapa daerah di Sulawesi Selatan seperti Bantaeng, Jeneponto, sebagian Bone, dan Takalar.