MONACO, JUMAT - Liga Champions Eropa musim baru segera bergulir September ini. Undian pembagian grup kompetisi itu, Jumat (31/8/2018) dini hari WIB di Monako, menciptakan sejumlah grup ”neraka” dan reuni maut antara bintang baru Juventus, Cristiano Ronaldo, dan andalan Manchester United, Paul Pogba.
Perhatian terbesar publik salah satunya tertuju ke Grup C yang dihuni Paris Saint-Germain, Napoli, Liverpool, dan Red Star Belgrade. Tiga tim raksasa, Liverpool, PSG, dan Napoli, akan bertarung memperebutkan dua tiket ke fase 16 besar mulai 18 September.
Meskipun finis kedua di Liga Champions musim lalu, ”The Reds” berada di dalam situasi yang tidak menguntungkan di kompetisi musim ini. Mereka berada di pot ketiga di undian itu karena hanya finis keempat di Liga Inggris musim lalu. Adapun pot pertama diisi tim juara bertahan, Real Madrid, dan para jawara liga top Eropa, seperti Manchester City, Barcelona, Juventus, dan PSG.
PSG adalah langganan babak gugur dalam empat musim terakhir. Adapun Napoli tidak bisa dianggap lemah setelah ditinggalkan Pelatih Maurizio Sarri yang hijrah ke Chelsea. Mereka kini diasuh Carlo Ancelotti, pelatih yang punya ”DNA” juara di Eropa dan mengoleksi tiga trofi Liga Champions.
Hanya ada dua pelatih di dunia yang mampu menandingi koleksi trofi Liga Champions milik Ancelotti, yaitu Bob Paisley dan Zinedine Zidane. Meskipun demikian, Manajer Liverpool Juergen Klopp tidak terkejut, apalagi ciut nyali terkait hasil undian itu. Ia justru menilai PSG dan Napoli tidak beruntung akan bertemu timnya.
”Jika sudah ada PSG dan Napoli di dalam satu grup, Anda tidak ingin ada Liverpool sebagai tim ketiga. Kami tidak ingin terlalu memikirkan itu. Jika terlalu berat dipikir, Anda telah tersingkir. Kami bakal menyiapkan laga ini seperti seharusnya dan kompetitif,” ujar Klopp.
Tantangan tidak kalah besar siap menghadang klub Liga Inggris lainnya, Manchester United. Takdir memaksa ”Setan Merah” bertemu Juventus, Valencia, dan Young Boys di babak penyisihan Grup H. Juventus adalah salah satu favorit juara sejak memboyong Ronaldo dari Real Madrid, adapun Valencia dikenal sangat garang di kandangnya. Di lain pihak, MU tengah dilanda ”turbulensi” penampilan.
Dari tiga laga terakhir di Liga Inggris, MU kalah dua kali, yaitu dari Brighton & Hove Albion dan Tottenham Hotspur. Pada laga terakhirnya, Senin lalu, mereka bahkan digilas 0-3 oleh Spurs di Stadion Old Trafford. MU pun terperosok ke peringkat ke-13 Liga Inggris. Jose Mourinho, Manajer MU, berada dalam sorotan. Namun, ia justru menimpakan krisis MU itu ke manajemen klub yang dianggapnya ”gagal” dalam aktivitas bursa transfer pemain.
Dalam situasi itu, Setan Merah tidak diunggulkan di Grup H. Mark Ogden, analis Liga Inggris, memprediksi MU tersingkir di penyisihan grup. ”MU, yang inkonsisten dan tidak terduga bersama Jose Mourinho, bakal rapuh menghadapi Valencia, apalagi Juventus. Sejarah berbicara, MU punya rekor buruk atas klub-klub Spanyol. Musim lalu, mereka disingkirkan Sevilla di babak 16 besar,” tutur Ogden lewat kolomnya di ESPN.
Ronaldo dan Pogba
Pertemuan MU versus Juventus, masing-masing pada 23 Oktober dan 7 November, menjadi daya tarik ekstra di Liga Champions musim ini. Sorotan di kedua laga itu bakal tertuju kepada Ronaldo dan Pogba. Kedua bintang dan ikon sepak bola dunia itu akan bereuni menghadapi bekas timnya masing-masing. Ronaldo hanya pernah dua kali menghadapi bekas klubnya, MU. Di kedua laga itu, yaitu pada 2013, Ronaldo selalu mencetak gol. MU pun disingkirkan Real di babak 16 besar, yang saat itu dilatih Mourinho.
Format baru Liga Champions Eropa—yang memungkinkan Liga Italia mengirimkan sekaligus empat wakilnya langsung ke penyisihan grup—juga menciptakan grup maut lainnya, yaitu Grup D. Inter Milan, klub raksasa Italia, harus menghadapi Barcelona, Tottenham Hotspur, dan PSV Eindhoven di Grup D. Ini adalah skenario terburuk bagi Inter yang telah enam tahun absen di Liga Champions.
”Kami sadar betapa sulitnya (laga-laga) yang akan kami hadapi. Ini grup yang sangat sulit. Namun, kami adalah Inter dan harus berpikir positif. Kami akan menyiapkannya dengan baik,” tutur Wakil Presiden Inter Milan Javier Zanetti, berusaha tetap optimistis, seperti dikutip Football-Italia. (AFP/JON)