PALEMBANG, KOMPAS — Atlet Indonesia, Muhammad Ahlul Firman, hanya mampu menempati posisi ke-15 dari 34 peserta yang mengikuti pertandingan cabang trilomba Asian Games 2018 di Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (1/9/2018). Dengan demikian, sudah dua atlet Indonesia yang gagal menempati posisi 10 besar sesuai target semula. Sehari sebelumnya, atlet putri Andi Ameera Sayaka Cakravastia finis di urutan ke-17 dari 22 atlet yang berlaga.
Medali emas diraih oleh atlet Jepang, Furuya Jumpei, dengan waktu 1 jam 49 menit 43 detik. Medali perak direbut Ayan Beisenbayev dari Kazakhstan dan perunggu oleh atlet China, Li Mingxu.
”Saya akui lawan sangat berat. Jepang merupakan yang terberat. Persiapan mereka lebih baik dan saya masih memiliki kelemahan di lari,” kata Firman seusai pertandingan.
Secara umum penampilan Firman sebenarnya tidak begitu buruk. Saat menyelesaikan lap pertama berenang, ia hanya terpaut 0,31 detik di bawah Odakura Makato, atlet Jepang yang menempati posisi teratas. Namun, ia mengalami sedikit kendala di putaran kedua sehingga ketika memulai balap sepeda, ia sudah tertinggal 1,23 detik.
Pada putaran kedua lomba balap sepeda terbentuk dua rombongan besar. Rombongan pertama di barisan depan diisi delapan atlet unggulan dari Jepang, China, Kazakhstan, Taiwan, dan Iran. Firman berada di rombongan kedua yang terpaut kurang dari 2 detik di belakang rombongan pertama.
Pada lap ketiga, Firman sempat berada di urutan ke-8. Ia memimpin rombongan besar kedua. Lawan-lawannya tampak membiarkan Firman untuk berada di depan. Namun, posisi itu justru menjadi bumerang. Berada di depan akan mengalami hambatan angin lebih tinggi daripada yang menguntit di belakang. Pada lap terakhir balap sepeda, posisinya anjlok ke urutan ke-15.
Di lomba lari, Firman seakan tampil kurang tenaga. Ia tidak mampu mengatasi ketertinggalannya lagi. Bahkan, catatan waktunya semakin memburuk. Di waktu finis, ia membukukan waktu 1 jam 56 menit 2 detik atau terpaut 6,19 menit dari posisi pertama.
”Catatan waktu saya membaik. Lomba terakhir, waktu saya mencapai 2 jam 2 menit. Sekarang bisa lebih cepat 6 menit,” kata Firman.
Persaingan trilomba kelompok elite putra berlangsung sangat dinamis. Sampai setengah lomba, tujuh atlet berada dalam satu rombongan besar yang nyaris tidak terpisah. Catatan waktu atlet dominan ini hanya terpaut sekitar 0,3 detik. Atlet Jepang, Kazakhstan, dan China saling mengambil alih posisi terdepan.
Namun, menjelang garis finis, Furuya meningkatkan tekanan. Perlahan ia mulai meninggalkan lawan-lawannya dan terus menjaga jarak. Ia mencapai finis dengan selisih waktu hampir 1 menit lebih cepat ketimbang Ayan.
Di kasta Asia Tenggara, atlet terbaik adalah John Chicano dari Filipina yang membukukan catatan waktu 1 jam 54 menit 33 detik. John berada di urutan ke-10. Adapun Firman terpaut hampir 2 menit di belakang John.
Firman mengatakan, ia menjadi lebih bersemangat untuk bersiap di SEA Games 2019. Ia menargetkan mendapat medali emas.
”Basic saya adalah perenang. Hasilnya sudah cukup baik, tinggal dipertahankan saja. Saya akan memperbaiki kelemahan dalam berlari. Mudah-mudahan dapat emas di SEA Games,” ujarnya.