Masalah yang menyangkut kenyamanan para atlet dan penonton menjadi sorotan media asing yang melaporkan perhelatan akbar Asian Games Ke-18 di Jakarta dan Palembang. Banyak sisi positif, tetapi ada juga sorotan negatif. Hal ini merupakan modal bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah pada masa depan.
Sejumlah kantor berita asing, seperti Reuters, Associated Press, dan Agence France Presse, rutin melaporkan perkembangan Asian Games, mulai dari jalannya pertandingan, perolehan medali, pemecahan rekor, sampai kisah di balik perjuangan atlet. Ada pula laporan yang bersifat ulasan tentang penyelenggaraan pesta olahraga yang berlangsung di Jakarta dan Palembang ini, baik bernada positif maupun negatif.
Dimulai dengan acara pembukaan Asian Games yang memperoleh ulasan positif dari media asing. Mereka menyebut acara itu spektakuler, indah, dan eksplosif.
The New York Times misalnya, yang mengutip laporan dari kantor berita Reuters, menuliskan bahwa roh dari acara pembukaan adalah tata panggung indah gunung berapi dengan ribuan penari berkostum warna-warni. Puncaknya ialah penyalaan obor Asian Games di puncak gunung berapi itu oleh bintang bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti.
Penampilan Presiden Indonesia Joko Widodo yang mengendarai sepeda motor dan videonya yang menjadi viral di media sosial juga mendapat perhatian media asing. Perhatian kian besar ketika ada pihak mempertanyakan soal stuntman atau pemeran pengganti Presiden Jokowi.
Media-media ini kemudian merujuk pada keterlibatan Ratu Inggris Elizabeth II pada pembukaan Olimpiade 2012. Saat itu, Ratu dijemput tokoh James Bond dan kemudian terjun dari helikopter yang tentu saja menggunakan peran pengganti.
Tiket
Isu yang juga disoroti adalah penjualan tiket yang awalnya kacau balau. Para penonton yang menghadiri upacara pembukaan harus mengantre berjam-jam untuk menukarkan tiket daring dengan tiket khusus. Setelah itu, mereka harus kembali mengantre panjang untuk masuk ke arena.
Untung saja persoalan ini langsung diatasi dengan menggandeng penyedia layanan baru. Sistem pembelian tiket dipermudah.
Polusi di Jakarta juga menjadi sorotan. Kualitas udara di Jakarta mencapai level 163 pada Kamis (30/8/2018), padahal tingkat kualitas udara di atas 150 sudah dinyatakan mengancam kesehatan. Hal itu ditambah lagi dengan cuaca
yang terik (sekitar 31-32 derajat celsius) sehingga lomba 50 kilometer jalan cepat, menurut AFP, merupakan lomba yang catatan waktunya paling lambat dalam sejarah Asian Games 30 tahun terakhir. Pada lomba ini, tiga pelari tak berhasil mencapai garis finis karena kelelahan.
Fenomena bulu tangkis
Cabang olahraga bulu tangkis menjadi sorotan karena dianggap sangat dekat dengan hati tuan rumah. Selama dua pekan terakhir, bulu tangkis dinilai sebagai cabang paling populer dengan penonton yang fanatik dan sangat bersemangat.
Reuters mendeskripsikan, ”Ribuan penonton yang membentuk lautan merah putih bergemuruh mengikuti arah kok yang naik dan turun, dalam setiap smes, dan ketika kok menyentuh lantai.”
Kinerja pemain bulu tangkis Indonesia dinilai luar biasa karena berhasil ikut memutus dominasi China. Untuk pertama kalinya dalam 38 tahun, China gagal meraih medali emas tunggal putra dan tunggal putri. Kegemilangan pasangan ”Minion” (Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Gideon) serta kebiasaan Jonathan Christie membuka kausnya ketika menang tak luput dari perhatian media asing.
Perhatian tertuju pula pada tuan rumah Indonesia yang merebut 14 dari total 16 medali emas yang diperebutkan di cabang pencak silat.
Channel News Asia yang berbasis di Singapura bahkan mengunjungi perkampungan atlet di Jakabaring, Palembang, dan mewawancarai sejumlah atlet asing, khususnya Singapura dan India. Para atlet yang diwawancarai umumnya memuji menu makanan yang disuguhkan dan fasilitas yang disediakan, termasuk pijat dan fisioterapi serta acara hiburan.
The Indian Express menyebutkan, para atlet India memuji makanan yang disajikan setiap hari, tetapi mereka mengeluhkan ukuran kamar yang kecil. ”Akan lebih baik jika kamar diperluas. Kami merasa agak sempit, tetapi tak apa-apa karena semua atlet memiliki ukuran kamar yang sama,” ujar seorang atlet India kepada Indian Express. (MYR)