Indonesia, Kalian Hebat
Hujan apresiasi dunia internasional atas penyelenggaraan Asian Games 2018 menjadi pembuktian akan soliditas dan kemampuan bangsa Indonesia.
Jakarta, Kompas Pesta penutupan bernuansa modern yang meriah di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (2/9/2018) malam, menandai berakhirnya penyelenggaraan Asian Games 2018. Akhir manis ini menjadi awal yang baik bagi Indonesia untuk meningkatkan prestasi olahraga nasional, sekaligus untuk menggelar ajang olahraga internasional selanjutnya.
Apresiasi atas sukses penyelenggaraan Asian Games Jakarta-Palembang 2018 disampaikan Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA) Sheikh Ahmad al-Fahad al-Sabah yang memberikan sambutan dalam pesta penutupan. Menurut dia, Indonesia telah bekerja keras mempersiapkan ajang ini dalam waktu singkat. Indonesia juga telah mewujudkan mimpi Asia dengan kompetisi olahraga, warna-warni Asian Games, serta keramahtamahan masyarakat.
”Indonesia layak dan memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pesta olahraga tingkat internasional,” katanya.
Sheikh Ahmad pun menutup gelaran Asian Games 2018 dengan mengucapkan terima kasih berulang-ulang sambil mengangkat tangan ke atas kepalanya, membuat bentuk hati.
”Terima kasih, Indonesia. Kami cinta kalian. Indonesia, kalian hebat,” ujarnya.
Pesta penutupan Asian Games dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach. Dalam wawancara sebelumnya, Bach menilai kesuksesan Asian Games ini melebihi ekspektasinya. Dia melihat panitia yang bekerja luar biasa, pemerintah banyak membantu, dan sukarelawan setiap hari bekerja keras sambil terus tersenyum.
”Sukarelawan yang kebanyakan anak muda ini telah menunjukkan hal yang terbaik dari Indonesia,” katanya.
Presiden Kehormatan OCA Wei Ji Zhong juga menilai penyelenggaraan Asian Games Jakarta-Palembang melebihi harapannya. ”Pada setiap pertandingan di Asian Games tentu ada masalah pada awalnya. Namun, setiap masalah itu dapat terselesaikan sehingga kita tidak punya masalah lagi,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo tidak hadir dalam pesta penutupan itu karena tengah meninjau penanganan bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tugas untuk menutup Asian Games diserahkan kepada Wapres. Namun, Presiden tetap menyapa seluruh hadirin di Stadion Utama GBK melalui sambungan video.
Didampingi Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi dan sejumlah korban gempa, Presiden mengatakan, penyelenggaraan Asian Games 2018 memang telah berakhir. Namun, ia berharap semangat persatuan yang dibangun selama ajang berlangsung harus bisa dilanjutkan.
”Inilah energi Asia yang sesungguhnya, bersatu membawa kebaikan bagi dunia,” katanya.
Dalam sambutannya, Wapres Kalla berterima kasih kepada seluruh penyelenggara, atlet, sukarelawan, dan masyarakat Indonesia. Menurut dia, Indonesia telah mendulang sukses pada tiga aspek, yaitu penyediaan sarana, penyelenggaraan acara, dan prestasi atlet. Masyarakat pun telah menunjukkan jati diri sebagai bangsa yang ramah-tamah.
Ia pun berharap Asian Games menjadi momentum bagi kebangkitan olahraga nasional serta persatuan dan kesatuan bangsa. ”Saya percaya, Presiden IOC Thomas Bach tidak hanya menikmati pesta penutupan, tetapi juga dapat menyaksikan kemampuan Indonesia menyelenggarakan ajang multicabang tingkat internasional,” kata Kalla.
Antusiasme warga
Meski diguyur hujan deras, pesta penutupan Asian Games tetap terasa gegap gempita. Penutupan dihadiri sekitar 55.000 orang, gabungan dari penonton, ofisial, dan atlet. Acara ini juga disiarkan langsung di sejumlah stasiun televisi.
Penutupan Asian Games 2018 ditandai dengan penurunan bendera OCA serta penyerahan obor, bendera Asian Games pertama, dan bendera OCA kepada perwakilan China, Wali Kota Hangzhou Xu Liyi dan Presiden Komite Olimpiade China Gou Zhongwen, sebagai tuan rumah Asian Games Hangzhou 2022. Setelah itu, lagu kebangsaan China dikumandangkan, disusul pertunjukan musik dan tarian China, sebagai perkenalan awal sebagai tuan rumah empat tahun mendatang.
Pesta ditutup dengan konser musik yang menampilkan artis nasional dan artis mancanegara. Hampir sepanjang pertunjukan musik ini, kembang api terus dinyalakan bersahut-sahutan.
Di luar upacara penutupan yang digelar di Stadion Utama GBK itu, kemeriahan juga hadir di 40 lokasi di Jakarta yang menggelar acara nonton bareng. Meskipun hujan deras menerpa hampir semua sudut kota, masyarakat tetap antusias mengikuti acara nonton bareng ini.
Di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, misalnya, warga berjubel merasakan suasana pada hari terakhir Asian Games 2018. Mereka menikmati atraksi budaya yang digelar di sana sejak Minggu siang hingga saat nonton bareng pesta penutupan yang disiarkan langsung dari Gelora Bung Karno.
Bagi Dino Fahruddin (44), Asian Games 2018 meninggalkan kesan mendalam. ”Saya merinding mendengar penonton di Stadion Gelora Bung Karno berteriak ’Indonesia… Indonesia…’. Padahal, saya cuma menonton dari televisi kantor,” katanya.
Pada Asian Games 2018 ini, China membuktikan dominasinya di Asia dengan meraih medali terbanyak, yakni 132 emas, 92 perak, dan 65 perunggu. Dengan hasil ini, China menjadi juara umum dalam 10 kali penyelenggaraan Asian Games terakhir, sejak 1982 di New Delhi.
Tuan rumah Indonesia menempati peringkat ke-4 dengan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Capaian itu melebihi target pemerintah, yakni masuk 10 besar dengan 16-20 emas.
Perenang Jepang, Rikako Ikee (18), menjadi atlet perempuan pertama yang dinobatkan sebagai atlet terbaik (MVP) setelah meraih enam emas dan dua perak. ”Saya merasa terhormat mendapat penghargaan yang luar biasa ini,” katanya.
(KEL/NIA/DNA//NIC/OKI/DEN/IND/IKI/JOG/E10/E13/E18)