YEOSU, KOMPAS — KRI Bima Suci, yang sudah bersandar di kota pelabuhan Yeosu di Korea Selatan sepekan penuh, akhirnya akan bertolak menuju Vladivostok, Rusia, Selasa (4/9/2018) besok sekitar pukul 12.00-15.00. Pelayaran diperkirakan akan menempuh waktu sekitar tiga hari.
Demikian disampaikan Komandan KRI Bima Suci Letnan Kolonel Laut (P) Widyatmoko Baruno Aji kepada Kompas seusai mengikuti taklimat terakhir dengan panitia penyelenggara SCF Far East Tall Ships Regatta 2018 di Hotel Venezia, Yeosu, Senin (3/9/2018) pukul 09.00.
”Sudah diputuskan kami berangkat besok tengah hari. Besok pagi kami bereskan semua urusan imigrasi, kemudian mulai pukul 12.00 kapal akan dilepas satu per satu. Start balapan akan dimulai pukul 14.00-19.00,” ungkap Baruno.
KRI Bima Suci, kapal layar latih tiang tinggi terbaru milik TNI Angkatan Laut, menjadi salah satu peserta lomba balap kapal SCF Far East Tall Ships Regatta (FETSR) 2018 yang diselenggarakan Sail Training International (STI). Bima Suci akan berlomba dengan kapal layar tiang tinggi asal Rusia, Nadezhda, dan kapal-kapal layar yang lebih kecil asal Korea Selatan, Jepang, dan Rusia.
Seharusnya lomba ini dimulai Sabtu (1/9/2018). Namun, karena ada Topan Jebi, topan terkuat di dunia tahun ini, yang mendekati pesisir Jepang, panitia lomba menunda start hingga hari ini. Pihak STI menunggu kepastian bahwa lintasan topan kategori 5 tersebut tidak memotong rute lomba antara Yeosu-Vladivostok melintasi Laut Jepang.
”Melihat perkembangan semalam hingga pagi ini, kami percaya diri untuk memutuskan peserta bisa diberangkatkan besok siang. Sambil kami terus memantau pergerakan topan ini, semoga jalurnya tidak berubah dari prakiraan saat ini,” kata Mike Bowles, Race Director FETSR 2018 dari STI, Senin pagi.
Meski demikian, panitia terus memantau secara ketat pergerakan topan ini sepanjang Senin hingga Selasa pagi. Jika ada perubahan arah gerak topan, masih ada kemungkinan keberangkatan peserta kembali ditunda. ”Petugas cuaca kami di Tokyo menyampaikan bahwa suhu Laut Jepang 3-4 derajat di atas biasanya sehingga menimbulkan anomali cuaca di atasnya. Dia khawatir kondisi ini bisa mengubah arah gerak topan,” papar Bowles.
Mendekati Jepang
Prakiraan gerak topan yang dipantau Joint Typhoon Warning Center (JTWC) Angkatan Laut AS (US Navy) dan Badan Meteorologi Jepang (Japan Meteorological Agency/JMA) memperlihatkan Topan Jebi pada Senin (3/9/2018) berada di sebelah timur Okinawa, Jepang, dengan kecepatan angin mencapai 90 knot (167 km per jam) dan embusan angin bisa mencapai 130 knot (241 km per jam).
Topan terus bergerak ke arah utara-barat laut menuju pesisir timur Jepang dengan kecepatan 20 km per jam. Pusat badai diperkirakan tiba di daratan Jepang dekat Kyoto pada Selasa (4/9/2018) sekitar pukul 09.00 waktu setempat dan akan terus bergerak ke utara sebelum terurai pada Rabu (5/9/2018).
Walau demikian, US Navy masih menetapkan hampir seluruh kawasan Laut Jepang dari pesisir barat Jepang hingga pesisir timur Korea Selatan dan Rusia sebagai kawasan yang harus dihindari kapal-kapalnya (ships avoidance area).
Baruno sendiri mengatakan, KRI Bima Suci sudah siap berangkat sejak hari Sabtu pekan lalu. Bahan bakar, air tawar, hingga logistik sudah dipasok ulang dan siap untuk digunakan berlayar ke Vladivostok, yang menjadi tujuan utama misi pelayaran Kartika Jala Krida (KJK) 2018 yang dijalani Bima Suci saat ini.
”Kapan pun kami diizinkan berangkat, kami sudah siap,” katanya.
Pelayaran Kartika Jala Krida 2018 adalah pelayaran latihan tahunan para taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) tingkat tiga. Tahun ini ada 100 taruna dari lima korps TNI AL (Pelaut, Teknik, Elektro, Suplai, dan Marinir) yang mengikuti pelayaran muhibah ke China, Korsel, Rusia, Jepang, dan Filipina selama 100 hari.