Persahabatan Relawan dan Atlet Tak Kenal Ras dan Agama
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Suasana sedih dan haru mewarnai kepulangan atlet dan ofisial peserta Asian Games 2018, Senin (3/9/2018). Di Bandara Soekarno-Hatta, sejumlah peserta dan relawan saling berpelukan dalam tangis saat waktu perpisahan semakin dekat.
Beberapa relawan yang semestinya sudah tak lagi bertugas pun menyempatkan waktu pergi ke bandara untuk melepas kepergian sahabat mereka. Mereka menggunakan sedikit waktu yang tersisa itu untuk saling mengucap terima kasih dan bertukar cindera mata.
“Kalau dipikir memang ajaib sih, enggak nyangka kami sekarang bisa sedekat ini,” ujar Grace Patricia (21), yang bertugas sebagai liaison officer atau relawan pendamping. Grace bercerita, hanya ada lima anggota Kontingen Bisbol Putra Taiwan yang bisa berbahasa Inggris. Itu pun kurang lancar.
Sering kali, Grace dan para anggota kontingen terpaksa berkomunikasi menggunakan bantuan Google Translate. “Lucu sih, kami sama-sama enggak ngerti bahasa satu sama lain, tetapi bisa jadi sahabat,” kata Grace sambil mengusap matanya yang masih sembap.
Grace mendapat kenang-kenangan pemukul bisbol merah yang ditandatangani seluruh anggota kontingen. Benda itu menjadi pengingat momen bahagia saat ia mendampingi Kontingen Bisbol Putra Taiwan bertanding sampai meraih medali perunggu.
“Kalau ingat momen itu aku pasti nangis lagi. Enggak nyangka ternyata 20 hari itu cepat banget,” ucap Grace.
Pengalaman serupa juga dialami Rizka Ulfah Aulia (20), relawan pendamping Kontingen Voli Putra Taiwan. Rizka tak langsung pergi setelah atlet dan ofisial itu melewati meja counter check-in. Ia masih menunggu beberapa lama di tempatnya terakhir para sahabatnya melambaikan tangan.
“Biar pesawatnya terbang dulu, baru saya mau pulang,” kata Rizka sambil mengelap kaca matanya yang basah terkena air matanya. Meskipun sudah tidak bertugas, hari ini Rizka tetap berpakaian lengkap seperti biasanya saat menjadi pendamping kontingen.
Pukul 10.00, Rizka ikut mengantar anggota kontingen dari wisma atlet. Ia juga sempat membantu sebagian anggota kontingen yang panik karena mobil pengangkut barang mereka tak kunjung tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Dua puluh hari ini luar biasa banget. Aku belajar banyak, ternyata persahabatan itu enggak kenal ras, agama, atau bahasa
“Dua puluh hari ini luar biasa banget. Aku belajar banyak, ternyata persahabatan itu enggak kenal ras, agama, atau bahasa,” ucap Rizka.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Soekarno-Hatta, Enang Supriyadi Syamsi (keempat dari kiri) dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awalludin (kelima dari kiri) saat menyerahkan piagam penghargaan pada perwakilan kontingen Taiwan, Senin (3/9/2018).
Tidak berpengaruh
Meskipun 3.000 peserta Asian Games 2018 pulang pada hari ini, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awalludin, mengatakan, PT Angkasa Pura II tidak banyak melakukan persiapan khusus karena jumlah itu masih biasa saja.
“Dibanding mudik lebaran, jumlah itu tidak terbilang banyak. Para calon penumpang lain juga tidak perlu takut penerbangan terkendala karena kepulangan peserta Asian Games ini. Kami berusaha sebaik mungkin agar semua berjalan lancar,” ujar Awaluddin.
Awaluddin menambahkan, menurut data terakhir, selama seminggu ini, sudah ada 11.000 peserta Asian Games 2018 yang pulang melalui Bandara Sultan Mahmud Baddarudin II dan Bandara Soekarno-Hatta. Jika dikurangi jumlah peserta yang hari ini berangkat, artinya tinggal 2.000 peserta lagi yang belum berangkat.
Sebanyak 28 counter check-in ditambahkan di Terminal 2 dan Terminal 3 guna mempercepat proses check-in calon penumpang di kedua lokasi itu. Pelayanan tambahan itu bisa dimanfaatkan semua calon penumpang, bukan hanya peserta Asian Games 2018.
Hari ini, di Terminal 3, memang tidak nampak antrean panjang calon penumpang. Para calon penumpang biasa dan peserta Asian Games dilayani bersamaan secara efektif dan cepat.
Sudah kami pastikan satu orang akan selesai dilayani dalam waktu sekitar 10 detik
“Sudah kami pastikan satu orang akan selesai dilayani dalam waktu sekitar 10 detik,” kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Soekarno-Hatta, Enang Supriyadi Syamsi.
Selain penambahan layanan counter check-in, Awaluddin menyatakan, pihak pengelola bandara juga meningkatkan kesiagaan mengantisipasi kedatangan kloter haji yang berbarengan dengan kepulangan atlet. Menurutnya hal itu perlu diperhatikan agar keduanya bisa terlayani dengan baik. (PANDU WIYOGA)