Virus Olahraga Jangkiti Generasi Milenial
Kemeriahan Asian Games telah berlalu. Namun, spirit olahraga tak akan lekang. Spirit itu bak virus yang berinang di generasi muda harapan bangsa Indonesia.
Perhelatan Asian Games 2018 menunjukkan pemuda-pemudi Indonesia menjadi tumpuan harapan besar pertumbuhan olahraga. Keterlibatan mereka yang antusias mengawal sejak pembukaan hingga penutupan menjadi salah satu penentu kesuksesan besar Asian Games.
Pada acara penutupan, Minggu (2/9/2018), di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, hadir sekitar 41.000 penonton. Di pintu-pintu masuk, mayoritas penonton adalah anak muda dari generasi milenial.
Kehadiran grup vokal asal Korea Selatan, Super Junior dan iKon, menjadi magnet utama generasi milenial. Adapun Korean Pop atau K-Pop sudah jadi aliran musik idola anak muda Asia.
”Aku ngefans sama Super Junior. Memang datang khusus ingin melihat mereka,” ujar salah satu penggemar K-Pop, Anisya (17), mahasiswi dari Jakarta yang menonton acara penutupan ditemani sang ibu.
Anisya dan semua penonton di stadion gempar ketika grup asal Korea Selatan itu tampil. Penonton dari dua sisi menjerit-jerit histeris sambil ikut bernyanyi. Mereka juga mengelu-elukan nama personelnya.
Ide mengundang Super Junior dan iKon berasal dari direktur kreatif pesta pembukaan dan penutupan Asian Games, Wishnutama. Hal itu sengaja untuk menarik pemuda.
Di luar dugaan, penonton muda ini ternyata juga akrab dengan atlet dan prestasi olahraga nasional. Mereka heboh saat atlet-atlet Indonesia melakukan defile.
Penonton antusias saat televisi besar di stadion memutar cuplikan perjuangan para atlet. Penonton bersorak dan bertepuk tangan ketika muncul wajah peraih medali emas pertama Indonesia, Defia Rosmaniar, dan peraih emas tunggal putra bulu tangkis, Jonatan Christie. ”Aku juga ngefans sama Kak Jojo (Jonatan),” kata Anisya.
Asian Games sedikit banyak telah mengubah pandangan Anisya terhadap olahraga. Sebelumnya Anisya tidak begitu suka dengan olahraga, tetapi dia mulai mengikuti setiap pertandingan bulu tangkis sejak ajang empat tahunan ini berlangsung.
Sementara itu, penonton muda lainnya, Rani (18), merasakan Asian Games membuat dirinya lebih dekat dengan prestasi olahraga nasional, khususnya di cabang nonpopuler.
Rani mulai memahami cabang seperti bridge dan sepak takraw. ”Saya baru tahu kemarin, bridge itu masuk dalam cabang olahraga. Saya juga sempat nontondan mengikuti takraw saat final dan dapat emas kemarin,” tuturnya.
Rasa keterikatan Rani dengan Asian Games membuatnya rela membeli tiket acara penutupan seharga Rp 2 juta. Padahal, berbeda dari Anisya, dia tidak mengikuti dan kurang berminat melihat artis-artis K-Pop.
”Namun, karena kemarin melihat kita mampu berprestasi, jadi pengin ikut pesta penutupan. Apalagi kemarin pesta pembukaan, kan, keren, semakin ingin nonton jadinya,” kata Rani.
Prospek besar
Kesuksesan penyelenggaraan Asian Games tidak lepas dari pengaruh antusiasme tinggi dari masyarakat Indonesia, khususnya anak muda. Seluruh kegiatan, dari pembukaan, pertandingan, hingga penutupan, serta pernak-pernik selalu diramaikan anak muda.
Di linimasa media sosial, kehebohan Asian Games selalu menembus topik tren dunia, seperti #asiangames2018 mencapai satu juta cuitan. Selain itu, pesta pembukaan pun sempat memuncaki topik tren dunia.
Generasi milenial juga mengguncang di Youtube. Mereka membuat lagu Asian Games, ”Meraih Bintang”, yang dinyanyikan Via Vallen mencapai 49 juta penonton. Jumlah penonton tersebut jauh lebih banyak dibandingkan dengan lagu Asian Games Incheon 2014 yang hanya disaksikan 3,3 juta orang.
Di sisi lain, anak muda turut memeriahkan Asian Fest di kawasan GBK yang menyediakan festival musik dan makanan. Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) mencatat pengunjung festival mencapai 150.000 orang per hari.
Di antara pengunjung itu adalah Angga (33) dan Lia (32) yang mengajak anaknya. Mereka ingin mengenalkan euforia olahraga dalam Asian Games kepada sang buah hati sehingga nantinya bisa tertarik dengan olahraga. ”Momen yang langka ini bisa menjadi kesempatan supaya anak tertarik dengan olahraga,” kata Lia.
Penonton lain, Doddy, juga mengenalkan aspek sportivitas kepada putranya, Denzel, dengan menyaksikan pertandingan bola basket antara China dan Iran, Sabtu. Selain mempelajari teknik karena ada tiga pemain NBA dalam laga itu, Doddy ingin Denzel belajar berkompetisi dan bekerja sama yang sehat melalui olahraga.
Asian Games telah menebar virus olahraga ke generasi muda Indonesia. Ini modal penting untuk dikelola dan memastikan masa depan olahraga Indonesia cerah. Pemuda dan olahraga yang berjalan seiring mampu menjadi lahan subur untuk menumbuhkan atlet-atlet elite sekaligus mengembangkan industri olahraga.
(Kurnia Yunita Rahayu/ Kelvin Hianusa/E19/e16)