LONDON, SENIN — Mata uang dollar AS bertahan di salah satu level tertingginya dalam satu pekan pada perdagangan awal pekan ini. Dollar AS diburu di tengah kekhawatiran atas kondisi perdagangan global setelah negosiasi perdagangan AS-Kanada mengalami kebuntuan.
Data menunjukkan para pelaku pasar secara agresif membeli dollar AS terhadap poundsterling Inggris dan dollar Kanada. Status dollar AS sebagai cadangan devisa utama menjadikan mata uang itu sebagai penerima manfaat utama dari kekhawatiran atas konflik perdagangan.
Pada Sabtu (1/9/2018), Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak perlu mengikutkan Kanada dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Ia pun memperingatkan Kongres AS untuk tidak ikut campur dalam pembicaraan perdagangan atau dia akan mengakhiri perjanjian trilateral sama sekali. Meski dollar AS menguat, hal itu sedikit tampak diredam oleh sejumlah mata uang ”safe-haven” seperti franc Swiss dan yen Jepang yang didukung terhadap saingan berimbal hasil lebih tinggi.
”Ketegangan perdagangan secara luas mendukung dollar AS, tetapi pasar sangat tidak kondusif terhadap risiko-risiko yang ada,” kata Viraj Patel, ahli strategi mata uang di ING yang berbasis di London.
Pada awal perdagangan London, Senin, posisi dollar AS naik tipis ke 95,22, mendekati level tertinggi sejak 27 Agustus terhadap sejumlah pesaingnya. Posisi dollar AS naik hampir 7 persen sejak pertengahan April ketika ketegangan perdagangan pertama kali muncul. Euro melemah 0,1 persen terhadap dollar AS setelah lembaga pemeringkat utang Fitch Ratings menyatakan peringkat utang untuk Italia tidak berubah di level ”BBB” tetapi merevisi prospeknya menjadi negatif pada Jumat lalu.
Posisi poundsterling mengalami tekanan terbesar terhadap dollar AS setelah kepala perunding Brexit Uni Eropa, Michel Barnier, mengatakan ”sangat menentang” proposal pemerintah Inggris pada hubungan perdagangan masa depan setelah meninggalkan UE. Poundsterling turun 0,4 persen menjadi 1,29 per dollar AS dan melemah 0,3 persen terhadap euro. Perdagangan relatif tenang karena pasar perdagangan AS yang tutup karena libur dan investor juga menantikan data manufaktur Eropa yang akan rilis pekan ini. (REUTERS)